150+ Soal PPPK & CPNS Dokter Spesialis Mata + Kisi-Kisi dan Pembahasan

Profesi Dokter Spesialis Mata atau Oftalmologis merupakan garda terdepan dalam menjaga kesehatan penglihatan masyarakat. Keahlian mereka mencakup diagnosis dan tata laksana berbagai kelainan okular, mulai dari kelainan refraksi ringan hingga penyakit intraokular kompleks dan bedah mikro. Dalam seleksi PPPK dan CPNS bidang kedokteran spesialistik, pemahaman mendalam terhadap anatomi sistem penglihatan, manajemen klinis, serta keterampilan diagnostik sangat diujikan melalui soal berbasis kasus klinis dan konsep teori terapan.

Untuk membantu Anda mempersiapkan diri menghadapi ujian PPPK dan CPNS ini, kami susun 150+ soal berbobot tinggi, dimulai dari 20 soal berikut yang mewakili berbagai topik dalam kisi-kisi resmi.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Dokter Spesialis Mata

Kisi-kisi materi uji kompetensi Dokter Spesialis Mata disusun untuk menilai sejauh mana pemahaman peserta terhadap aspek fundamental dan klinis dalam ilmu kedokteran mata khususnya terkait anatomi dan fisiologi sistem okular yang mencakup struktur bola mata seperti kornea lensa retina dan saraf optik mekanisme akomodasi produksi air mata serta hubungan fungsional antar bagian okular. 

Pemahaman mendalam terhadap konsep ini menjadi dasar penting dalam praktik klinis oftalmologi mulai dari proses diagnosis hingga penatalaksanaan penyakit mata secara tepat dan efektif sesuai standar kompetensi nasional

  1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Okular
    Soal menguji pemahaman mendalam struktur bola mata (kornea, lensa, retina, saraf optik), sistem akomodasi dan produksi air mata, serta hubungan okular–neurologis.
  2. Kelainan Refraksi dan Koreksinya
    Mencakup diagnosis dan manajemen miopia, hipermetropia, astigmatisma, presbiopia; serta pemilihan koreksi menggunakan kacamata, lensa kontak, atau pertimbangan bedah refraktif.
  3. Penyakit Segment Anterior
    Fokus pada konjungtivitis, keratitis, ulkus kornea, dry eye syndrome, episkleritis, dan skleritis. Termasuk soal tata laksana awal dan rujukan emergensi.
  4. Katarak: Diagnosis dan Manajemen Operatif
    Soal menguji indikasi operasi, teknik bedah (SICS, phacoemulsifikasi), pemilihan IOL, komplikasi intra/post operasi, serta prinsip premedikasi dan follow-up.
  5. Glaukoma
    Mencakup tipe-tipe glaukoma (sudut terbuka, sudut tertutup, sekunder, kongenital), interpretasi funduskopi dan tonometri, serta tata laksana medikamentosa dan pembedahan (trabekulektomi).
  6. Retinopati dan Gangguan Retina
    • Soal diagnosis dan terapi retinopati diabetik, oklusi vena retina, degenerasi makula, serta penggunaan OCT dan angiografi fluoresen.
  7. Infeksi dan Peradangan Intraokular (Uveitis)
    Diagnosis diferensial uveitis anterior/posterior/panuveitis, etiologi infeksi vs autoimun, serta tata laksana steroid lokal dan sistemik.
  8. Strabismus dan Ambliopia
    Mencakup pemeriksaan cover test, klasifikasi strabismus, prinsip terapi optikal/oklusi, dan indikasi bedah koreksi.
  9. Kelainan dan Infeksi Kelopak, Orbita, dan Sistem Lakrimal
    Soal tentang blefaritis, chalazion, dakriosistitis, dan tumor palpebra. Termasuk tata laksana infeksi akut dan kronik serta pembedahan minor.
  10. Trauma Mata
    Soal tentang evaluasi dan penanganan trauma tumpul, benda asing intraokular, luka tembus, hifema, ruptur globe, serta prinsip bedah emergensi.
  11. Onkologi Mata dan Tumor Intraokular
    Mencakup retinoblastoma, melanoma koroid, nevus, dan manajemen rujukan onkologi serta evaluasi radiologis pendukung.
  12. Neuro-Oftalmologi
    Soal berbasis kasus: pupil anisokorik, papil edema, neuritis optik, gangguan saraf okulomotor, serta interpretasi kelainan lapang pandang.

Contoh Soal PPPK & CPNS Dokter Spesialis Mata

Contoh soal berikut disusun berdasarkan kisi-kisi materi uji kompetensi yang mencerminkan kompetensi inti yang harus dikuasai oleh seorang Dokter Spesialis Mata. 

Soal-soal dirancang untuk menguji pemahaman mendalam peserta terhadap struktur anatomi dan fisiologi sistem okular serta kemampuannya dalam menganalisis kasus klinis dan mengambil keputusan medis yang tepat. 

Soal Nomor 1
Seorang pria berusia 45 tahun datang ke poliklinik mata dengan keluhan penglihatan kabur secara perlahan selama enam bulan terakhir. Ia menyatakan lebih nyaman membaca dari jarak dekat tanpa kacamata, tetapi mengalami kesulitan saat melihat benda dari kejauhan, terutama saat mengemudi. Pemeriksaan visus menunjukkan penurunan ketajaman penglihatan jarak jauh yang membaik dengan koreksi lensa minus. Funduskopi tidak menunjukkan kelainan retina, lensa, maupun saraf optik. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik seperti diabetes atau hipertensi. Riwayat keluarga menunjukkan ayahnya juga mengalami gangguan penglihatan serupa sejak usia muda. Apa diagnosis yang paling sesuai untuk pasien ini?

A. Hipermetropia
B. Miopia
C. Presbiopia
D. Astigmatisma
E. Katarak subkapsular

Jawaban: B
Pembahasan: Miopia ditandai oleh penglihatan jauh yang buram dan membaik dengan lensa negatif. Gejala yang dialami pasien konsisten dengan miopia.

Soal Nomor 2
Seorang wanita berusia 60 tahun mengeluhkan penurunan penglihatan secara progresif selama satu tahun terakhir. Ia merasa terganggu dengan cahaya terang, terutama saat mengemudi di malam hari. Pemeriksaan slit lamp menunjukkan adanya opasitas lensa secara difus. Ketajaman penglihatan tampak menurun, dan koreksi dengan kacamata tidak banyak membantu. Tidak terdapat riwayat trauma atau penyakit metabolik yang menyertai. Pasien menyatakan aktivitas sehari-hari mulai terganggu akibat keluhan tersebut. Apa tatalaksana yang paling tepat untuk kondisi ini?

A. Pemberian lensa kontak multifokal
B. Terapi steroid topikal dan kontrol berkala
C. Operasi katarak dengan pemasangan lensa intraokular
D. Obat tetes mata antioksidan sebagai konservatif awal
E. Rehabilitasi penglihatan dengan bantuan optik

Jawaban: C
Pembahasan: Katarak yang menurunkan fungsi visual secara bermakna harus ditangani dengan operasi katarak dan pemasangan IOL sebagai terapi definitif.

Soal Nomor 3
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dibawa oleh orang tuanya karena matanya terlihat menyimpang ke dalam sejak usia 3 tahun. Pemeriksaan menunjukkan esotropia konstan yang tidak membaik setelah penggunaan kacamata korektif selama lebih dari enam bulan. Pasien juga telah menjalani terapi oklusi, namun hasil perbaikan visus tidak signifikan. Tidak ditemukan riwayat trauma, infeksi, atau kelainan neurologis. Pemeriksaan retina dan fundus dalam batas normal. Apa langkah terapi paling tepat yang harus dilakukan untuk kasus ini?

A. Menambah kekuatan lensa koreksi
B. Melanjutkan terapi oklusi hingga usia dewasa
C. Merujuk ke fisioterapi visual
D. Merencanakan pembedahan koreksi otot ekstraokular
E. Memberikan tetes atropin untuk memperlemah akomodasi

Jawaban: D
Pembahasan: Pada kasus esotropia yang tidak merespons koreksi optik dan terapi oklusi, pembedahan koreksi otot ekstraokular menjadi pilihan utama

Soal Nomor 4
Seorang pria berusia 50 tahun datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri hebat pada mata kiri, disertai mual dan penglihatan kabur sejak enam jam terakhir. Pemeriksaan menunjukkan mata merah, pupil membesar dan tidak bereaksi terhadap cahaya, serta tekanan intraokular yang tinggi. Kornea tampak buram dan bilik anterior tampak dangkal. Tidak ditemukan riwayat trauma atau penggunaan obat-obatan tertentu. Gejala sistemik lainnya seperti sakit kepala juga dikeluhkan pasien. Apa diagnosis paling sesuai pada pasien ini?

A. Glaukoma sudut terbuka kronis
B. Glaukoma sudut tertutup akut
C. Neuritis optik unilateral
D. Skleritis posterior
E. Keratitis viral

Jawaban: B
Pembahasan: Glaukoma sudut tertutup akut ditandai oleh peningkatan tekanan intraokular mendadak disertai nyeri hebat, pupil mid-dilated, dan gejala sistemik seperti mual.

Soal Nomor 5
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun diperiksakan oleh orang tuanya karena mata kanannya tampak berwarna putih saat difoto dengan lampu kilat. Tidak ada keluhan nyeri atau keluar air mata, dan perkembangan motorik maupun verbal anak sesuai usia. Pemeriksaan oftalmoskop menunjukkan adanya massa putih di retina. Tidak ada riwayat trauma, infeksi, atau keluhan sebelumnya. Keluarga pasien menyebutkan terdapat riwayat keganasan mata pada sepupu pasien di usia anak. Apa diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?

A. Katarak kongenital
B. Retinoblastoma
C. Ablasio retina
D. Astigmatisma tinggi
E. Retinopati prematuritas

Jawaban: B
Pembahasan: Leukokoria pada anak yang disertai massa retina harus dicurigai sebagai retinoblastoma, terutama bila ada riwayat keluarga.

Soal Nomor 6
Seorang pria berusia 33 tahun datang dengan keluhan penglihatan kabur pada mata kiri yang berlangsung sejak pagi hari. Ia merasakan nyeri saat menggerakkan bola mata dan menyebutkan bahwa penglihatannya tampak buram seperti berkabut. Pemeriksaan visus menunjukkan penurunan tajam penglihatan. Funduskopi menunjukkan gambaran retina normal, namun terdapat refleks pupil yang lambat terhadap cahaya langsung. Tidak ada keluhan mata merah atau keluar sekret. Apa diagnosis paling mungkin untuk pasien ini?

A. Neuritis optik
B. Glaukoma sudut terbuka
C. Retinitis pigmentosa
D. Uveitis anterior
E. Degenerasi makula

Jawaban: A
Pembahasan: Neuritis optik ditandai oleh penurunan visus mendadak, nyeri saat gerak bola mata, dan refleks pupil abnormal, meski retina tampak normal.

Soal Nomor 7
Seorang wanita usia 40 tahun mengeluhkan nyeri pada mata kanan yang disertai fotofobia dan penglihatan kabur sejak dua hari terakhir. Pasien memiliki riwayat nyeri sendi dan pernah mengalami ruam kulit saat terpapar sinar matahari. Pemeriksaan slit lamp menunjukkan adanya sel dan flare di bilik anterior, serta sinekia posterior. Tekanan intraokular juga meningkat dibandingkan mata kontralateral. Apa diagnosis yang paling sesuai dengan kasus ini?

A. Skleritis anterior
B. Uveitis anterior
C. Retinopati autoimun
D. Konjungtivitis bakterial
E. Keratitis epitelial

Jawaban: B
Pembahasan: Uveitis anterior sering berkaitan dengan penyakit autoimun dan ditandai oleh inflamasi di bilik depan, sinekia, dan flare

Soal Nomor 8
Seorang pria usia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan penglihatan berkurang mendadak pada mata kiri. Ia menyatakan bahwa pandangannya seperti tirai hitam turun dari atas ke bawah. Tidak ada nyeri mata, namun pasien memiliki riwayat miopia tinggi sejak remaja. Pemeriksaan oftalmoskop menunjukkan elevasi retina dengan gambaran lipatan dan hilangnya refleks fovea. Tidak ditemukan tanda peradangan intraokular. Apa diagnosis paling mungkin yang terjadi pada pasien ini?

A. Ablasio retina
B. Degenerasi makula
C. Oklusi vena retina
D. Neuritis optik
E. Edema makula kistik

Jawaban: A
Pembahasan: Ablasio retina sering terjadi pada pasien miopia tinggi dan ditandai dengan pandangan gelap seperti tirai serta pelepasan retina pada pemeriksaan fundus.

Soal Nomor 9
Seorang pria berusia 60 tahun mengeluh bahwa penglihatannya semakin kabur pada malam hari, terutama saat mengemudi di kondisi penerangan rendah. Ia merasa sering melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu dan sulit membedakan kontur benda di tempat gelap. Pemeriksaan tekanan intraokular menunjukkan nilai 28 mmHg pada kedua mata. Funduskopi menunjukkan excavatio cup to disc ratio 0,8 dan penipisan lapisan serabut saraf retina. Hasil pemeriksaan lapang pandang menunjukkan adanya kehilangan perifer bilateral. Apa diagnosis paling mungkin untuk pasien ini?

A. Glaukoma sudut terbuka kronis
B. Glaukoma sudut tertutup akut
C. Degenerasi makula
D. Katarak matur
E. Uveitis dengan komplikasi glaukoma sekunder

Jawaban: A
Pembahasan: Glaukoma sudut terbuka ditandai oleh peningkatan tekanan intraokular kronis, excavatio lebar, dan kehilangan lapang pandang perifer.

Soal Nomor 10
Seorang wanita usia 32 tahun datang dengan keluhan mata merah, nyeri sedang, dan pandangan kabur pada mata kanan. Pemeriksaan menunjukkan injeksi siliaris, nyeri tekan bola mata, dan adanya deposit putih pada kornea bagian tengah. Fluorescein test menunjukkan ulserasi positif. Tidak ada riwayat trauma atau penggunaan lensa kontak. Pasien bekerja sebagai petugas laboratorium mikrobiologi dan memiliki kebiasaan menyentuh mata dengan tangan yang tidak selalu bersih. Apa diagnosis yang paling mungkin?

A. Konjungtivitis viral
B. Ulkus kornea bakterial
C. Uveitis anterior
D. Retinitis herpetik
E. Blefaritis posterior

Jawaban: B
Pembahasan: Ulkus kornea akibat infeksi bakteri sering disertai deposit putih, defek epitel fluorescein-positif, dan nyeri lokal.

Soal Nomor 11
Seorang pria usia 28 tahun datang dengan keluhan mata merah, berair, dan gatal selama tiga hari. Tidak ada riwayat gangguan penglihatan atau nyeri. Pemeriksaan menunjukkan konjungtiva hiperemis difus dan folikel di palpebra bawah. Terdapat pembesaran kelenjar preaurikuler pada sisi mata yang terkena. Teman sekantor pasien mengalami gejala yang sama dalam waktu bersamaan. Apa diagnosis paling mungkin pada pasien ini?

A. Konjungtivitis alergi
B. Konjungtivitis bakterial
C. Konjungtivitis viral
D. Episkleritis
E. Skleritis posterior

Jawaban: C
Pembahasan: Konjungtivitis viral biasanya ditandai oleh folikel, hiperemia, dan limfadenopati preaurikular, serta bersifat sangat menular.

Soal Nomor 12
Seorang anak usia 10 tahun diperiksa karena mengalami penurunan penglihatan perlahan sejak satu tahun terakhir. Ia mengeluh sulit membaca tulisan di papan tulis dan lebih nyaman membaca dari dekat. Pemeriksaan menunjukkan astigmatisma derajat sedang pada kedua mata. Anak tersebut tidak memiliki kelainan lain secara sistemik. Apa jenis koreksi optik yang paling sesuai untuk memperbaiki gangguan visual pada pasien ini?

A. Lensa bifokal
B. Lensa sferis positif
C. Lensa torik
D. Lensa kontak lunak
E. Lensa plano

Jawaban: C
Pembahasan: Astigmatisma dikoreksi dengan lensa torik, yang dirancang untuk mengimbangi kelengkungan abnormal pada kornea.

Soal Nomor 13
Seorang pria usia 55 tahun mengeluh penurunan penglihatan sejak lima hari yang lalu. Ia memiliki riwayat diabetes mellitus yang tidak terkontrol dan belum pernah memeriksakan mata secara berkala. Pemeriksaan oftalmoskop menunjukkan adanya perdarahan titik-titik di retina, eksudat keras, dan edema makula. OCT menunjukkan penebalan retina sentral. Apa diagnosis yang paling sesuai?

A. Retinopati hipertensif
B.Retinitis infeksius.
C. Ablasio retina traksional
D. Retinopati serosa sentral
E. Retinopati diabetik non-proliferatif

Jawaban: E
Pembahasan: Retinopati diabetik non-proliferatif ditandai oleh mikroaneurisma, eksudat keras, dan edema makula tanpa neovaskularisasi.

Soal Nomor 14
Seorang bayi laki-laki usia dua bulan diperiksa karena mengalami lakrimasi terus-menerus dan mata tampak lebih besar dari ukuran normal. Orang tuanya menyatakan bahwa bayi sering menangis saat terpapar cahaya terang. Pemeriksaan menunjukkan tekanan intraokular yang tinggi dan pelebaran kornea. Tidak ada tanda infeksi atau trauma sebelumnya. Apa diagnosis paling sesuai untuk kasus ini?

A. Dakriosistitis neonatal
B. Glaukoma kongenital
C. Katarak kongenital
D. Koloboma iridis
E. Episkleritis infantil

Jawaban: B
Pembahasan: Glaukoma kongenital dicurigai pada bayi dengan lakrimasi, fotofobia, dan pembesaran bola mata akibat tekanan intraokular yang tinggi.

Soal Nomor 15
Seorang pria usia 45 tahun datang dengan keluhan pandangan kabur dan rasa penuh di mata kanan setelah mengalami trauma akibat benda tajam saat bekerja di bengkel. Pemeriksaan menunjukkan luka tembus pada kornea dan kehilangan bentuk bola mata. Tidak dilakukan pemeriksaan visus karena kondisi bola mata tidak stabil. Apa tindakan paling tepat yang harus segera dilakukan?

A. Pemberian antibiotik topikal dan penutup mata
B. Pemeriksaan visus dan lapang pandang lengkap
C. Irigasi mata dengan cairan steril dan analgesik
D. Penutupan mata dan rujukan segera untuk tindakan eksplorasi bedah
E. Observasi dan rawat jalan dengan kontrol ketat

Jawaban: D
Pembahasan: Luka tembus pada bola mata harus segera ditangani dengan penutupan dan rujukan bedah, tanpa manipulasi lebih lanjut.

Soal Nomor 16
Seorang pasien pria usia 65 tahun menjalani operasi katarak menggunakan teknik fakoemulsifikasi. Dua minggu pascaoperasi, pasien mengeluh adanya penurunan visus yang terjadi tiba-tiba, disertai floaters dan pandangan berkabut. Pemeriksaan slit lamp menunjukkan adanya sel di vitreous dan funduskopi sulit dilakukan karena media yang buram. Apa kemungkinan komplikasi yang sedang terjadi?

A. Edema makula kistik
B.Glaukoma sekunder pasca operasi
C. Dislokasi lensa intraokular
D. Ablasio retina
E.Infeksi endoftalmitis

Jawaban: E
Pembahasan: Endoftalmitis merupakan komplikasi serius pascaoperasi intraokular, ditandai dengan penurunan visus, floaters, dan vitreous opasitas.

Soal Nomor 17
Seorang pria usia 59 tahun mengalami pandangan kabur dan mengalami distorsi gambar yang memburuk saat membaca. Pemeriksaan funduskopi menunjukkan adanya drusen dan perubahan pigmen pada makula. OCT menunjukkan penebalan subretinal dan adanya cairan serosa. Pasien menyatakan penglihatan matanya tampak bergelombang pada garis lurus. Apa diagnosis yang paling mungkin?

A. Retinopati diabetik
B. Degenerasi makula tipe basah
C. Ablasio retina
D. Oklusi vena sentral retina
E. Retinitis pigmentosa

Jawaban: B
Pembahasan: Degenerasi makula basah ditandai dengan neovaskularisasi subretina, distorsi visual (metamorfopsia), dan adanya cairan subretinal.

Soal Nomor 18
Seorang anak perempuan usia 5 tahun mengalami penurunan visus pada mata kanan sejak usia 3 tahun. Pemeriksaan visus menunjukkan perbedaan tajam penglihatan antara kedua mata. Tes cover-uncover menunjukkan adanya strabismus esotropik. Terapi awal sudah dilakukan dengan koreksi optik, namun visus belum menunjukkan perbaikan signifikan. Apa langkah lanjutan yang perlu diberikan untuk mencegah gangguan penglihatan permanen?

A. Latihan ortoptik rutin
B. Terapi oklusi mata sehat secara teratur
C. Terapi steroid topikal
D. Pembedahan reseksi otot rektus lateral
E. Penggunaan tetes atropin bilateral

Jawaban: B
Pembahasan: Ambliopia dapat dicegah dan ditangani dengan terapi oklusi mata sehat, agar mata lemah distimulasi untuk berkembang.

Soal Nomor 19
Seorang pria usia 45 tahun datang dengan pembengkakan di sudut medial mata kiri, disertai nyeri tekan dan keluar nanah saat dipijat. Pasien menyatakan sudah beberapa kali mengalami infeksi serupa dan pernah diobati antibiotik topikal. Pemeriksaan menunjukkan dakriosistitis kronik. Apa terapi yang paling sesuai untuk mencegah kekambuhan jangka panjang?

A. Antibiotik topikal jangka panjang
B. Kompres hangat dan pembersihan berkala
C. Irigasi saluran lakrimal setiap bulan
D. Dacryocystorhinostomy (DCR)
E. Injeksi steroid periokular

Jawaban: D
Pembahasan: DCR adalah tindakan bedah definitif pada dakriosistitis kronik untuk membuka jalur drainase air mata ke rongga hidung.

Soal Nomor 20
Seorang pria usia 34 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kelopak mata bawah yang membengkak dan terasa nyeri sejak tiga hari terakhir. Pemeriksaan menunjukkan benjolan keras dan nyeri tekan di palpebra inferior. Tidak ada tanda-tanda sistemik seperti demam atau malaise. Pasien sebelumnya sering menggosok mata saat bekerja di lingkungan berdebu. Apa diagnosis paling mungkin pada kasus ini?

A. Blefaritis kronis
B. Dakrioadenitis
C. Chalazion
D. Hordeolum eksternal
E. Selulitis preseptal

Jawaban: D
Pembahasan: Hordeolum eksternal atau bintitan adalah infeksi kelenjar zeis yang akut, nyeri, dan teraba keras di tepi palpebra.

Ingin mengakses lebih banyak soal dan pembahasan untuk Dokter Spesialis Mata?

Tersedia ratusan soal latihan yang dirancang khusus untuk menguji kompetensi dalam bidang oftalmologi. Materi mencakup anatomi dan fisiologi okular, gangguan refraksi, infeksi dan inflamasi mata, lensa intraokular, bedah katarak, hingga interpretasi oftalmoskopi dan penatalaksanaan kasus kompleks. Semua dapat diakses melalui platform belajar digital fungsional.id, yang menyediakan sumber belajar terpercaya untuk tenaga medis spesialis.

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Picture of Tim Asn

Tim Asn

Tim ASN adalah kelompok profesional yang terbiasa menyusun soal. Kami terdiri dari ahli berbagai bidang, berkomitmen menciptakan soal berkualitas tinggi yang relevan dengan kompetensi jabatan.