Sitohistoteknologi merupakan bidang ilmu yang berfokus pada studi sel (sito) dan jaringan (histologi) melalui berbagai teknik laboratorium untuk mendukung diagnosis medis. Profesi ini memiliki peran penting dalam dunia kesehatan karena hasil kerja analis sitohistoteknologi menjadi dasar penentuan penyakit hingga rekomendasi tindakan medis. Oleh karena itu, tenaga kesehatan di bidang ini dituntut memiliki kompetensi tinggi serta pemahaman teori dan praktik yang mendalam.
Artikel ini menyajikan kumpulan 100 Soal UKOM Sitohistoteknologi lengkap dengan kunci jawaban. Materi disusun untuk membantu tenaga kesehatan, khususnya analis sitohistoteknologi, dalam mempersiapkan diri menghadapi Uji Kompetensi (UKOM). Dengan latihan soal ini, pembaca diharapkan lebih mudah memahami kisi-kisi materi, mengukur kemampuan, sekaligus meningkatkan kesiapan menghadapi ujian secara optimal.
Table of Contents
ToggleKisi Kisi UKOM Sitohistoteknologi
Kisi-Kisi UKOM Sitohistoteknologi berisi pokok materi yang menjadi acuan utama dalam Uji Kompetensi, meliputi konsep dasar biologi sel, teknik histologi, prosedur pewarnaan jaringan, manajemen laboratorium, hingga aspek etika profesi. Dengan memahami kisi-kisi ini, peserta dapat lebih fokus dalam belajar, menyesuaikan strategi latihan soal, serta meningkatkan peluang lulus ujian dengan hasil terbaik.
1. Dasar Ilmu Anatomi, Histologi, dan Sitologi
Peserta harus memahami struktur dasar sel, jaringan, dan organ tubuh manusia. Pemahaman ini penting agar dapat mengidentifikasi jaringan normal dan mengenali perubahan patologis pada preparat sitologi dan histologi.
2. Pengambilan dan Penanganan Spesimen
Menilai kemampuan dalam menerima, mencatat, memberi label, dan menyimpan spesimen jaringan atau cairan tubuh sesuai prosedur biosekuriti, agar kualitas sampel tetap terjaga sebelum proses pengolahan laboratorium.
3. Fiksasi Jaringan dan Sediaan Sitologi
Memahami prinsip, jenis, dan cara kerja bahan fiksatif (formalin, alkohol, dll), serta cara fiksasi yang tepat untuk berbagai jenis spesimen agar struktur jaringan sel tetap utuh.
4. Pemrosesan Jaringan (Processing)
Menguasai teknik dehidrasi, clearing, impregnasi parafin, embedding, serta menggunakan alat otomatis (tissue processor) dengan standar mutu laboratorium histoteknologi.
5. Pemotongan Jaringan (Sectioning)
Kemampuan menggunakan mikrotom, membuat irisan jaringan setipis 3–5 mikron, menempelkan pada kaca objek, dan menghindari artefak selama proses.
6. Pewarnaan Jaringan dan Sel
Menguasai teknik pewarnaan dasar (Hematoksilin-Eosin/HE), pewarnaan khusus (PAS, Trikrom, Giemsa), pewarnaan sitologi, serta prinsip pewarnaan imunohistokimia dasar.
7. Mounting, Labeling, dan Penyimpanan Preparat
Menilai keterampilan dalam mounting preparat, menutup kaca objek, memberi label sesuai kode, serta menyimpan hasil preparat secara rapi dan tahan lama.
8. Pengendalian Mutu Laboratorium
Memahami prinsip internal quality control (IQC) dan external quality assessment (EQA), kalibrasi alat, validasi bahan pewarna, serta pencatatan logbook kerja.
9. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Laboratorium
Menguasai penerapan biosekuriti dan biosafety, penggunaan APD, penanganan limbah B3, serta tindakan pencegahan kecelakaan kerja di laboratorium histoteknologi.
Contoh Soal UKOM Sitohistoteknologi + Kunci Jawaban
Contoh Soal UKOM Sitohistoteknologi + Kunci Jawaban disusun sebagai bahan latihan untuk mengasah pemahaman sekaligus mengukur kesiapan menghadapi ujian. Setiap soal dirancang sesuai standar kompetensi, mencakup teori dan praktik sitohistoteknologi, dengan kunci jawaban yang memudahkan pembaca dalam melakukan evaluasi mandiri.
Soal Nomor 1
Dalam ilmu sitologi dan histologi, sel dikenal sebagai unit terkecil yang membentuk struktur kehidupan. Setiap sel memiliki organel dengan fungsi spesifik, misalnya inti sel sebagai pusat pengendali aktivitas, mitokondria sebagai penghasil energi, dan membran sel sebagai pelindung sekaligus pengatur keluar masuknya zat. Selanjutnya, kumpulan sel dengan struktur dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan. Jaringan kemudian berperan dalam membentuk organ, dan organ menyusun sistem organ yang kompleks. Oleh karena itu, pemahaman dasar tentang unit terkecil kehidupan menjadi sangat penting dalam bidang sitohistoteknologi. Dari uraian tersebut, apakah yang menjadi unit fungsional dan struktural terkecil pada tubuh manusia?
A. Jaringan
B. Organ
C. Sel
D. Sistem organ
E. Molekul
Jawaban: C
Pembahasan: Sel merupakan unit terkecil penyusun tubuh manusia. Jaringan terbentuk dari sel, sedangkan organ terbentuk dari jaringan. Pemahaman sel menjadi dasar dalam mengidentifikasi perubahan patologis.
Soal Nomor 2
Epitel merupakan salah satu jenis jaringan dasar pada tubuh manusia yang berfungsi melapisi permukaan organ dan rongga tubuh. Berdasarkan bentuk dan lapisannya, epitel memiliki beragam jenis, salah satunya epitel pipih berlapis. Jenis epitel ini dapat dibedakan lagi menjadi keratin dan non-keratin. Epitel pipih berlapis non-keratin memiliki peran utama dalam melindungi jaringan dari gesekan, namun tidak mengalami penebalan oleh protein keratin. Lokasi utama jaringan ini dapat ditemukan pada organ yang sering mengalami gesekan mekanis namun tetap lembab. Berdasarkan uraian tersebut, epitel pipih berlapis non-keratin biasanya ditemukan pada …
A. Kulit luar
B. Rongga mulut
C. Usus halus
D. Hati
E. Ginjal
Jawaban: B
Pembahasan: Epitel pipih berlapis non-keratin ditemukan pada rongga mulut, esofagus, dan vagina. Jaringan ini tahan terhadap gesekan tetapi tidak mengalami penebalan keratin.
Soal Nomor 3
Dalam proses penerimaan spesimen laboratorium, ketelitian menjadi hal yang sangat penting untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Spesimen yang masuk harus dicatat dengan lengkap, diberi label identitas pasien, serta diperiksa kondisi fisiknya sebelum diproses lebih lanjut. Kesalahan dalam tahap ini dapat mengakibatkan spesimen tertukar atau hilangnya informasi penting. Hal tersebut tentu sangat berisiko karena dapat memengaruhi diagnosis dokter terhadap pasien. Oleh sebab itu, langkah awal yang tidak boleh diabaikan oleh tenaga laboratorium sitohistoteknologi adalah …
A. Penyimpanan di lemari pendingin
B. Pencucian dengan aquadest
C. Pemberian label identitas pasien
D. Dehidrasi jaringan
E. Embedding
Jawaban: C
Pembahasan: Pemberian label identitas adalah tahap krusial untuk mencegah kesalahan administrasi maupun klinis. Tanpa label, spesimen berpotensi tertukar dan hasil diagnosis menjadi tidak valid.
Soal Nomor 4
Biosekuriti dalam penanganan spesimen adalah prinsip dasar yang harus dipahami setiap tenaga laboratorium. Spesimen yang berasal dari pasien bisa saja mengandung agen infeksius seperti bakteri, virus, maupun jamur. Oleh karena itu, setiap spesimen harus diperlakukan dengan standar keamanan tertentu agar tidak membahayakan petugas maupun lingkungan kerja. Selain itu, penerapan biosekuriti juga membantu menjaga kualitas spesimen agar tetap utuh sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Dengan memahami tujuan penerapan biosekuriti, maka dapat disimpulkan bahwa fungsinya adalah …
A. Mempercepat proses pemeriksaan
B. Menekan biaya operasional
C. Menjaga keamanan petugas dan kualitas sampel
D. Mengurangi jumlah spesimen yang masuk
E. Memperbesar ukuran jaringan
Jawaban: C
Pembahasan: Biosekuriti memastikan sampel tetap aman, mencegah kontaminasi silang, sekaligus melindungi tenaga kesehatan dari risiko paparan bahan biologis berbahaya.
Soal Nomor 5
Fiksasi merupakan salah satu tahap penting dalam pengolahan spesimen jaringan maupun sitologi. Tujuan fiksasi adalah mempertahankan struktur sel dan jaringan agar tidak mengalami autolisis atau kerusakan akibat enzim maupun mikroorganisme. Bahan fiksatif yang paling umum digunakan di laboratorium histoteknologi adalah formalin 10%, karena mampu menjaga integritas morfologi jaringan dengan baik. Selain formalin, terdapat juga fiksatif lain seperti alkohol, aseton, atau cairan Bouin yang dipilih sesuai kebutuhan pemeriksaan. Dengan memahami prinsip ini, maka tujuan utama dari proses fiksasi jaringan adalah …
A. Mengeringkan jaringan agar lebih cepat dipotong
B. Memperindah hasil pewarnaan jaringan
C. Mempertahankan struktur sel dan jaringan agar tetap utuh
D. Mengurangi ukuran spesimen agar sesuai kaca objek
E. Mempercepat proses embedding parafin
Jawaban: C
Pembahasan: Fiksasi berfungsi menjaga struktur sel dan jaringan agar tetap mendekati kondisi aslinya, mencegah autolisis dan pembusukan, sehingga hasil pemeriksaan mikroskopis tetap akurat.
Soal Nomor 6
Dalam proses pemrosesan jaringan, tahapan dehidrasi menjadi langkah awal yang tidak boleh dilewatkan. Jaringan yang sudah difiksasi harus melalui penggantian cairan dengan alkohol bertingkat, mulai dari konsentrasi rendah hingga tinggi, untuk mengeluarkan air dari jaringan. Jika tahapan ini tidak dilakukan dengan benar, jaringan dapat menjadi rapuh atau bahkan hancur ketika masuk ke tahap clearing dan impregnasi parafin. Setelah dehidrasi selesai, jaringan akan diproses dengan xylol (clearing) dan kemudian dimasukkan ke parafin cair agar dapat di-embedding. Pemahaman prinsip ini sangat penting agar kualitas hasil irisan jaringan tetap baik. Berdasarkan uraian tersebut, fungsi utama dehidrasi jaringan adalah …
A. Mengurangi ukuran jaringan
B.Melarutkan parafin dalam jaringan
C. Memberi warna kontras pada jaringan
D. Mengeluarkan air dari jaringan
E. Memperkuat struktur organel sel
Jawaban: D
Pembahasan: Tahap dehidrasi bertujuan mengeluarkan air dari jaringan dengan alkohol bertingkat agar jaringan siap masuk ke tahap clearing dan embedding.
Soal Nomor 7
Proses clearing dilakukan setelah jaringan mengalami dehidrasi sempurna. Pada tahap ini, alkohol dalam jaringan digantikan dengan zat yang dapat bercampur dengan parafin, seperti xylol. Clearing sangat penting karena tanpa tahap ini, parafin tidak bisa masuk ke dalam jaringan secara merata. Jika clearing tidak dilakukan dengan baik, maka jaringan akan sulit dipotong menggunakan mikrotom dan hasil irisan akan penuh dengan artefak. Dengan demikian, pemahaman clearing menjadi dasar bagi teknisi histoteknologi untuk memastikan kualitas preparat tetap optimal. Apa tujuan utama dari proses clearing dalam pemrosesan jaringan?
A. Menjaga jaringan tetap basah
B. Menghilangkan kandungan air dan menggantinya dengan zat yang larut parafin
C. Memberikan warna khusus pada jaringan
D. Memudahkan proses pewarnaan jaringan
E. Menjaga pH jaringan tetap netral
Jawaban: B
Pembahasan: Clearing berfungsi mengganti alkohol dengan zat pelarut parafin agar parafin dapat meresap dengan baik ke dalam jaringan.
Soal Nomor 8
Embedding adalah tahap di mana jaringan yang sudah melalui proses dehidrasi dan clearing dimasukkan ke dalam parafin cair. Setelah parafin mengeras, jaringan akan menjadi blok yang siap dipotong dengan mikrotom. Embedding yang baik akan memastikan jaringan tertanam dengan posisi yang benar sehingga irisan yang dihasilkan tipis, utuh, dan tidak menimbulkan lipatan. Kesalahan dalam embedding, misalnya jaringan tidak tegak lurus, dapat mengakibatkan irisan tidak representatif dan hasil diagnosis menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, embedding memegang peranan penting dalam pemrosesan jaringan. Tujuan utama embedding adalah …
A. Mengeringkan jaringan hingga keras
B. Menanam jaringan dalam parafin untuk memudahkan pemotongan
C. Memberikan warna dasar pada jaringan
D. Mencegah jaringan terkontaminasi bakteri
E. Membesarkan ukuran jaringan agar lebih jelas
Jawaban: B
Pembahasan: Embedding berfungsi menanam jaringan ke dalam blok parafin agar dapat dipotong tipis dengan mikrotom.
Soal Nomor 9
Proses pemotongan jaringan menggunakan mikrotom merupakan salah satu keterampilan teknis yang harus dikuasai oleh tenaga sitohistoteknologi. Irisan jaringan yang baik biasanya memiliki ketebalan 3–5 mikron sehingga struktur sel masih terlihat jelas di bawah mikroskop. Jika irisan terlalu tebal, detail seluler tidak akan tampak jelas, sedangkan irisan yang terlalu tipis mudah rusak atau robek. Selain itu, penggunaan mikrotom memerlukan kehati-hatian untuk menghindari artefak berupa lipatan atau goresan pada preparat. Dengan demikian, kualitas irisan jaringan sangat menentukan hasil pewarnaan dan interpretasi patologis. Ketebalan ideal irisan jaringan untuk pemeriksaan histologi adalah …
A. 1–2 mikron
B. 3–5 mikron
C. 6–8 mikron
D. 9–12 mikron
E. 15 mikron
Jawaban: B
Pembahasan: Ketebalan standar irisan jaringan histologi adalah 3–5 mikron agar detail seluler terlihat jelas.
Soal Nomor 10
Hematoksilin-Eosin (HE) adalah teknik pewarnaan dasar yang paling sering digunakan dalam histologi. Hematoksilin akan mewarnai inti sel dengan warna biru keunguan, sedangkan eosin mewarnai sitoplasma dengan warna merah muda. Kombinasi ini memberikan kontras yang baik antara inti dan sitoplasma sehingga memudahkan identifikasi struktur jaringan. Jika pewarnaan HE tidak dilakukan dengan benar, hasil preparat bisa terlalu pucat atau terlalu pekat, mengganggu interpretasi. Oleh sebab itu, penguasaan teknik HE menjadi syarat wajib bagi seorang tenaga histoteknologi. Berdasarkan uraian tersebut, fungsi utama pewarnaan HE adalah …
A. Membesarkan ukuran sel
B. Memisahkan jaringan yang rusak
C. Memberikan kontras antara inti sel dan sitoplasma
D. Mempercepat proses embedding parafin
E. Menghilangkan lemak dalam jaringan
Jawaban: C
Pembahasan: Pewarnaan HE digunakan untuk memberikan kontras yang jelas antara inti dan sitoplasma agar struktur sel mudah diamati.
Soal Nomor 11
Selain pewarnaan dasar HE, terdapat juga pewarnaan khusus yang digunakan untuk mengidentifikasi komponen tertentu dalam jaringan. Contohnya, pewarnaan Periodic Acid-Schiff (PAS) untuk mendeteksi glikogen dan mukopolisakarida, pewarnaan Masson’s Trichrome untuk serabut kolagen, serta Giemsa untuk sel darah. Setiap metode pewarnaan ini memiliki indikasi spesifik sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Kesalahan dalam memilih pewarnaan dapat menyebabkan hasil diagnosis menjadi salah. Oleh karena itu, tenaga sitohistoteknologi harus mampu menyesuaikan metode pewarnaan dengan jenis jaringan yang diperiksa. Pewarnaan PAS digunakan terutama untuk mendeteksi …
A. Protein dan enzim
B. Lemak dan kolesterol
C. Glikogen dan mukopolisakarida
D. Asam nukleat
E. Ion kalsium
Jawaban: C
Pembahasan: PAS digunakan untuk mendeteksi glikogen, glikoprotein, dan mukopolisakarida dalam jaringan.
Soal Nomor 12
Pewarnaan imunohistokimia (IHK) merupakan salah satu metode lanjutan dalam histoteknologi. Teknik ini menggunakan antibodi yang bereaksi dengan antigen tertentu dalam jaringan sehingga dapat mengidentifikasi marker spesifik suatu sel. Metode ini sangat membantu dalam diagnosis penyakit, terutama kanker, karena dapat menunjukkan ekspresi protein tertentu. IHK biasanya menghasilkan pewarnaan coklat atau merah pada area jaringan yang positif antigen. Dengan demikian, pemahaman prinsip dasar IHK menjadi penting bagi analis histoteknologi. Prinsip utama pewarnaan imunohistokimia adalah …
A. Interaksi antibodi dengan antigen spesifik pada jaringan
B. Pengendapan zat warna pada inti sel
C. Penggantian cairan jaringan dengan parafin
D. Penyerapan zat warna ke dalam sitoplasma
E. Pengeringan jaringan dengan alkohol
Jawaban: A
Pembahasan: IHK bekerja berdasarkan ikatan spesifik antara antigen dan antibodi, sehingga dapat mendeteksi ekspresi protein dalam jaringan.
Soal Nomor 13
Setelah proses pewarnaan selesai, jaringan harus melalui tahap mounting agar dapat diamati di bawah mikroskop dalam jangka panjang. Mounting dilakukan dengan meneteskan media perekat (mounting medium) dan menutup irisan jaringan dengan cover glass. Tujuannya adalah melindungi jaringan dari kerusakan, menjaga warna pewarnaan tetap stabil, serta memudahkan pengamatan mikroskopis. Jika mounting dilakukan sembarangan, preparat bisa muncul gelembung udara atau cover glass mudah terlepas. Oleh karena itu, mounting yang benar akan menjamin keawetan preparat histologi. Fungsi utama mounting adalah …
A. Mencegah hilangnya jaringan dari kaca objek
B. Membuat jaringan tampak lebih besar
C. Menghilangkan warna pada preparat
D. Mempercepat proses pewarnaan
E. Mengeringkan preparat agar keras
Jawaban: A
Pembahasan: Mounting berfungsi melekatkan cover glass agar preparat terlindungi dan siap diamati dalam waktu lama.
Soal Nomor 14
Labeling pada preparat histologi merupakan tahap penting yang sering dianggap sepele. Setiap preparat harus diberi identitas berupa kode pasien, nomor registrasi, dan jenis jaringan. Tanpa label yang jelas, risiko tertukar antar preparat sangat besar dan berpotensi menimbulkan kesalahan diagnosis. Selain itu, penyimpanan preparat juga harus dilakukan secara rapi dalam boks arsip khusus agar mudah dicari kembali. Dengan demikian, labeling dan penyimpanan menjadi bagian integral dari manajemen laboratorium. Mengapa labeling pada preparat histologi sangat penting?
A. Untuk memperindah tampilan preparat
B. Untuk mempercepat proses pewarnaan
C. Untuk menghindari kesalahan identifikasi spesimen
D. Untuk membuat warna jaringan lebih jelas
E. Untuk menjaga preparat agar tidak mengering
Jawaban: C
Pembahasan: Labeling mencegah tertukarnya spesimen dan memastikan hasil pemeriksaan sesuai dengan identitas pasien.
Soal Nomor 15
Pengendalian mutu (Quality Control/QC) merupakan langkah penting dalam laboratorium histoteknologi. QC mencakup pemeriksaan kualitas bahan kimia, validasi metode pewarnaan, hingga kalibrasi alat secara rutin. Internal Quality Control (IQC) dilakukan secara harian oleh petugas laboratorium, sedangkan External Quality Assessment (EQA) dilakukan oleh lembaga eksternal. Tujuan QC adalah memastikan hasil pemeriksaan konsisten, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Tanpa QC, hasil preparat bisa bervariasi dan membahayakan akurasi diagnosis. Oleh karena itu, prinsip utama QC di laboratorium histoteknologi adalah …
A. Menekan biaya laboratorium
B. Memastikan hasil pemeriksaan akurat dan konsisten
C. Mempercepat proses embedding jaringan
D. Mengurangi jumlah spesimen yang diproses
E. Menyimpan semua preparat dengan rapi
Jawaban: B
Pembahasan: QC memastikan hasil pemeriksaan laboratorium konsisten, valid, dan akurat sesuai standar mutu.
Soal Nomor 16
Kalibrasi alat merupakan bagian dari pengendalian mutu laboratorium. Alat seperti mikrotom, tissue processor, dan mikroskop harus diperiksa secara berkala untuk memastikan kinerjanya tetap optimal. Jika alat tidak dikalibrasi, maka hasil irisan jaringan bisa tidak sesuai standar, misalnya ketebalan tidak tepat atau warna pewarnaan tidak merata. Kesalahan kecil ini dapat menimbulkan artefak yang menyulitkan analisis mikroskopis. Dengan demikian, kalibrasi menjadi prosedur wajib dalam laboratorium histoteknologi. Fungsi utama kalibrasi alat adalah …
A. Memperpanjang masa pakai alat
B. Mengurangi konsumsi listrik
C. Menjamin akurasi dan keandalan hasil pemeriksaan
D. Mengurangi jumlah spesimen yang rusak
E. Membuat pewarnaan menjadi lebih cepat
Jawaban: C
Pembahasan: Kalibrasi alat menjamin keakuratan hasil kerja laboratorium agar sesuai standar.
Soal Nomor 17
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) laboratorium sangat penting karena tenaga histoteknologi sering berhadapan dengan bahan kimia berbahaya, spesimen infeksius, dan alat tajam. Penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti jas laboratorium, sarung tangan, dan masker menjadi kewajiban. Selain itu, prosedur penanganan tumpahan bahan kimia dan limbah B3 harus dipahami dengan baik. Jika aturan K3 diabaikan, risiko kecelakaan kerja maupun paparan zat berbahaya akan meningkat. Oleh karena itu, tujuan utama penerapan K3 laboratorium adalah …
A. Mempercepat pekerjaan laboratorium
B. Mengurangi biaya operasional
C. Melindungi petugas dan menjaga keamanan lingkungan kerja
D. Mempermudah penyimpanan preparat
E. Mengurangi jumlah pewarnaan yang gagal
Jawaban: C
Pembahasan: Penerapan K3 bertujuan menjaga keselamatan tenaga laboratorium serta keamanan lingkungan kerja.
Soal Nomor 18
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) banyak dihasilkan dalam laboratorium histoteknologi, seperti formalin, xylol, dan sisa pewarnaan. Penanganan limbah ini tidak boleh sembarangan karena dapat mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, setiap laboratorium wajib memiliki sistem pengelolaan limbah B3, mulai dari segregasi, penyimpanan sementara, hingga diserahkan ke pihak pengolah limbah resmi. Jika limbah dibuang tanpa prosedur, risiko pencemaran lingkungan akan sangat tinggi. Berdasarkan prinsip K3, langkah yang tepat dalam penanganan limbah B3 adalah …
A. Menyimpan dan menyerahkannya ke pengolah limbah resmi
B. Menguapkannya di udara terbuka
C. Membuangnya langsung ke saluran air
D. Mengencerkan dengan air hingga tidak berbahaya
E. Menyimpannya di lemari pendingin
Jawaban: A
Pembahasan: Limbah B3 harus disimpan sesuai prosedur dan diserahkan kepada pihak resmi pengolah limbah berbahaya.
Soal Nomor 19
Kecelakaan kerja di laboratorium histoteknologi dapat terjadi kapan saja, baik karena kelalaian manusia maupun kerusakan alat. Oleh karena itu, setiap laboratorium harus memiliki prosedur tanggap darurat yang jelas, misalnya pencucian luka bila terkena bahan kimia atau penggunaan shower darurat bila terjadi tumpahan. Petugas juga harus mengetahui lokasi alat pemadam kebakaran dan kotak P3K. Dengan adanya prosedur tanggap darurat, risiko kecelakaan dapat diminimalkan dan dampak yang ditimbulkan bisa lebih ringan. Berdasarkan uraian tersebut, tujuan utama adanya prosedur tanggap darurat di laboratorium adalah …
A. Mempercepat proses kerja laboratorium
B. Mengurangi dampak kecelakaan kerja dan menjaga keselamatan petugas
C. Menurunkan biaya pengelolaan limbah
D. Mengurangi jumlah spesimen yang rusak
E. Membuat laboratorium terlihat lebih rapi
Jawaban: B
Pembahasan: Prosedur tanggap darurat dirancang untuk melindungi petugas dan meminimalkan risiko kecelakaan di laboratorium.
Soal Nomor 20
Dalam praktik sehari-hari, tenaga sitohistoteknologi sering bekerja dengan bahan kimia berbahaya seperti formalin dan xylol. Paparan jangka panjang tanpa pelindung dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi kulit, bahkan efek karsinogenik. Oleh karena itu, penggunaan ventilasi yang baik di laboratorium, seperti fume hood, sangat penting untuk menjaga kualitas udara. Dengan kombinasi penggunaan APD dan sistem ventilasi yang benar, risiko kesehatan dapat ditekan seminimal mungkin. Dari uraian ini, salah satu langkah pencegahan penting dalam menghadapi paparan bahan kimia berbahaya adalah …
A. Menyimpan bahan kimia di ruang terbuka
B. Membatasi penggunaan mikroskop
C.Mengurangi jumlah spesimen yang diperiksa
D.Menggunakan fume hood saat bekerja dengan bahan kimia volatil
E. Mengencerkan formalin sebelum digunakan
Jawaban: D
Pembahasan: Fume hood berfungsi menghisap uap bahan kimia berbahaya agar tidak terhirup petugas, sehingga menjaga keselamatan kerja.
Dapatkan Lebih Banyak Contoh Soal UKOM Sitohistoteknologi Lengkap Beserta Kunci Jawaban !

Uji Kompetensi Sitohistoteknologi menuntut pemahaman mendalam tentang anatomi, histologi, sitologi, hingga teknik laboratorium modern. Melalui kumpulan soal di fungsional.id, Anda bisa berlatih menjawab berbagai pertanyaan sesuai kisi-kisi resmi, lengkap dengan kunci jawaban untuk membantu evaluasi diri. Materi disusun sistematis agar memudahkan persiapan, meningkatkan kepercayaan diri, serta memperbesar peluang lulus ujian dengan hasil terbaik.


