Ahli Muda K3 Konstruksi merupakan jenjang penting dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berfokus pada sektor konstruksi. Tugas utamanya adalah memastikan seluruh aktivitas kerja di proyek berjalan sesuai standar keselamatan, mengurangi potensi kecelakaan, serta menjaga kesehatan pekerja. Seiring pesatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia, kebutuhan akan tenaga K3 yang kompeten semakin meningkat.
Lebih dari 100 contoh soal Uji Kompetensi (Ujikom) Ahli Muda K3 Konstruksi lengkap dengan jawaban dan pembahasan tersedia sebagai bahan latihan. Kumpulan soal ini dapat membantu peserta memperdalam pemahaman materi sekaligus mempersiapkan diri menghadapi ujian sertifikasi. Dengan berlatih secara terarah, peluang meraih hasil terbaik tentu akan semakin terbuka.
Table of Contents
ToggleKisi-Kisi Soal UJIKOM Ahli Muda k3 Konstruksi

Kisi-Kisi Soal UJIKOM Ahli Muda K3 Konstruksi mencakup materi penting seperti peraturan K3, identifikasi bahaya, pengendalian risiko, penggunaan APD, serta prosedur tanggap darurat. Kisi-kisi ini menjadi panduan belajar agar persiapan ujian lebih terarah dan efektif.
1. Dasar Regulasi dan Standar K3 Konstruksi
Peserta harus memahami UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi, serta peraturan turunannya. Ujian menilai sejauh mana peserta mampu menerapkan regulasi ini dalam konteks proyek.
2. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (HIRARC)
Mengukur kemampuan peserta dalam mengenali potensi bahaya di area proyek (jatuh dari ketinggian, kecelakaan alat berat, listrik, bahan kimia), menganalisis tingkat risiko, dan menetapkan langkah pengendalian sesuai hierarki pengendalian (eliminasi, substitusi, engineering, administratif, APD).
3. Penyusunan dan Implementasi Rencana K3 Konstruksi
Menilai keterampilan menyusun Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), termasuk program inspeksi, SOP kerja aman, rencana darurat, serta strategi komunikasi risiko kepada seluruh tenaga kerja di proyek.
4. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan K3
Peserta diuji kemampuannya melakukan pengawasan lapangan, memastikan kepatuhan terhadap SOP, melakukan toolbox meeting, serta melakukan tindakan korektif terhadap pelanggaran K3.
5. Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)
Menguasai prinsip penerapan SMK3 di proyek konstruksi: kebijakan, perencanaan, implementasi, pengukuran kinerja, audit, dan tinjauan manajemen. Termasuk integrasi K3 dengan sistem mutu dan lingkungan.
6. Keselamatan Kerja Spesifik Konstruksi
Menilai penguasaan K3 pada pekerjaan khusus seperti pekerjaan galian, pekerjaan struktur baja, pekerjaan scaffolding, pekerjaan listrik, pengelasan, penggunaan crane, serta pekerjaan di ruang terbatas (confined space).
7. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
Peserta harus mampu menyusun rencana tanggap darurat, termasuk evakuasi, penanganan kebakaran, pertolongan pertama (P3K), serta koordinasi dengan tim darurat eksternal (pemadam, rumah sakit, BPBD).
8. Pelaporan dan Dokumentasi K3
Kemampuan menyusun laporan K3 harian/mingguan/bulanan, laporan insiden kecelakaan, investigasi kecelakaan, hingga rekomendasi perbaikan.
9. Pelatihan, Komunikasi, dan Budaya K3
Menilai keterampilan peserta dalam memberikan penyuluhan/pelatihan K3 kepada tenaga kerja, membangun budaya selamat (safety culture), serta melakukan komunikasi efektif antar tim.
10. Etika Profesi dan Kepemimpinan K3
Peserta harus menunjukkan integritas, profesionalitas, kepedulian terhadap keselamatan, serta kemampuan memimpin dalam penerapan K3 di proyek konstruksi.
Contoh Soal UJIKOM Ahli Muda k3 Konstruksi
Contoh Soal UJIKOM Ahli Muda K3 Konstruksi berisi latihan soal yang disusun sesuai dengan kisi-kisi resmi ujian, mencakup materi seperti regulasi K3, identifikasi bahaya, pengendalian risiko, sistem manajemen K3, hingga kesiapsiagaan darurat. Setiap soal dilengkapi jawaban dan pembahasan sehingga peserta dapat memahami konsep, melatih kemampuan analisis risiko, dan meningkatkan persiapan menghadapi ujian sertifikasi.
Soal Nomor 1
Dalam sebuah proyek pembangunan jembatan, kontraktor diwajibkan menyusun dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sebelum pekerjaan dimulai. Dokumen ini berisi uraian tentang potensi bahaya, strategi pengendalian risiko, serta mekanisme pelaporan insiden. Pemerintah daerah kemudian melakukan evaluasi apakah RKK sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Ketentuan mengenai kewajiban penyusunan RKK diatur dalam regulasi K3 Konstruksi yang menjadi pedoman utama pelaksanaan proyek. Jika kontraktor tidak menyusunnya, proyek dapat dihentikan sementara hingga persyaratan dipenuhi. Peraturan yang menjadi acuan utama dalam hal ini adalah …
A. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
B. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
C. UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
D. Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
E. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
Jawaban: C
Pembahasan: UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi mewajibkan penyusunan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sebagai bagian dari dokumen kontrak. Hal ini untuk memastikan bahwa aspek keselamatan diperhatikan sejak tahap perencanaan, bukan hanya pada pelaksanaan.
Soal Nomor 2
Seorang petugas K3 diminta melakukan identifikasi bahaya pada pekerjaan pengecoran lantai di ketinggian. Ia menemukan beberapa risiko, seperti potensi jatuh pekerja, tertimpa material, dan kontak dengan kabel listrik terbuka. Untuk menurunkan tingkat risiko, ia menerapkan langkah-langkah pengendalian mulai dari pemasangan pagar pengaman, penggunaan safety net, serta kewajiban pekerja memakai body harness. Petugas K3 juga mencatat hasil identifikasi ini ke dalam form HIRARC untuk dipantau secara rutin. Proses ini menunjukkan penerapan prinsip …
A. Pengawasan pelaksanaan proyek
B. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
C. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko
D. Investigasi kecelakaan kerja
E. Audit internal K3
Jawaban: C
Pembahasan: Langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control). Proses ini wajib dilakukan untuk memastikan bahaya dikenali, risiko dinilai, dan pengendalian diterapkan sesuai hierarki.
Soal Nomor 3
Pada proyek pembangunan gedung bertingkat, kontraktor membuat jadwal rutin inspeksi scaffolding setiap minggu. Inspeksi dilakukan oleh petugas bersertifikat untuk memastikan tidak ada komponen yang longgar, berkarat, atau rusak. Selain itu, pekerja juga diberikan briefing harian tentang cara naik-turun scaffolding dengan aman. Jika ditemukan pelanggaran, misalnya pekerja tidak menggunakan body harness, pengawas berhak menghentikan pekerjaan sementara. Proses ini termasuk bagian dari …
A. Penyusunan regulasi pemerintah
B. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan K3
C. Tanggap darurat di proyek konstruksi
D. Penerapan budaya safety culture
E. Pelaporan dan dokumentasi
Jawaban: B
Pembahasan: Aktivitas inspeksi, briefing harian (toolbox meeting), dan penegakan aturan termasuk ke dalam pengawasan dan pengendalian K3. Tujuannya adalah memastikan seluruh SOP diterapkan dengan benar.
Soal Nomor 4
Sebuah proyek jalan tol menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang terintegrasi dengan ISO 14001 (lingkungan) dan ISO 9001 (mutu). Dalam praktiknya, perusahaan membuat kebijakan K3 yang ditandatangani pimpinan, menetapkan sasaran K3, melaksanakan program kerja, lalu melakukan audit internal. Hasil audit dievaluasi dalam rapat manajemen untuk dilakukan perbaikan berkelanjutan. Dengan siklus ini, perusahaan berusaha memastikan bahwa aspek keselamatan, mutu, dan lingkungan dapat berjalan seimbang. Model penerapan seperti ini mengikuti prinsip …
A. PDCA (Plan-Do-Check-Action)
B. Rencana Kerja Anggaran (RKA)
C. Hazard and Operability Study (HAZOP)
D. Standard Operating Procedure (SOP)
E. Corrective and Preventive Action (CAPA)
Jawaban: A
Pembahasan: SMK3 diterapkan dengan pendekatan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action). Prinsip ini menjamin perbaikan berkelanjutan melalui perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindakan korektif.
Soal Nomor 5
Dalam pekerjaan pengelasan pipa baja, seorang pekerja tidak menggunakan kacamata pelindung dan sarung tangan tahan panas. Akibatnya, terjadi percikan api yang mengenai matanya dan menyebabkan cedera ringan. Supervisor kemudian segera menghentikan pekerjaan, memberikan pertolongan pertama, dan membuat laporan insiden untuk investigasi lebih lanjut. Dari sisi penerapan K3, kejadian ini termasuk dalam kategori kecelakaan ringan yang harus dicatat. Tindakan yang seharusnya dilakukan untuk mencegah kasus serupa adalah …
A. Mengabaikan karena luka ringan tidak berbahaya
B. Membeli asuransi kesehatan tambahan untuk pekerja
C. Melakukan pelatihan K3 dan mewajibkan penggunaan APD sesuai SOP
D. Menambah jumlah pekerja agar beban kerja berkurang
E. Mengganti pekerja dengan tenaga outsourcing
Jawaban: C
Pembahasan: Penyebab utama kecelakaan adalah kelalaian dalam penggunaan APD. Solusi yang tepat adalah memperkuat pelatihan K3 dan mewajibkan kepatuhan SOP. APD wajib dipakai untuk mengurangi dampak bahaya.
Soal Nomor 6
Proyek konstruksi gedung tinggi menggunakan crane untuk mengangkat material berat. Petugas K3 memeriksa kelayakan crane, memastikan beban tidak melebihi kapasitas, dan mengecek area kerja bebas dari orang yang tidak berwenang. Pekerja yang beroperasi di sekitar crane wajib memakai helm dan sepatu keselamatan. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan akibat jatuhnya material. Semua kegiatan dicatat dalam laporan harian K3. Prosedur tersebut merupakan contoh penerapan …
A. Penyusunan Rencana K3 Konstruksi
B. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan K3
C. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
D. Tanggap Darurat
E. Etika Profesi dan Kepemimpinan K3
Jawaban: B
Pembahasan: Pengawasan langsung terhadap pekerjaan crane, pengecekan alat, dan kepatuhan pekerja terhadap APD termasuk pengendalian pelaksanaan K3.
Soal Nomor 7
Sebuah proyek jalan sedang melakukan pekerjaan galian untuk instalasi pipa. Petugas K3 menemukan adanya genangan air dan tanah yang labil di area galian. Risiko ini dapat menyebabkan pekerja tergelincir atau galian runtuh. Sebagai tindakan pengendalian, petugas memasang penyangga dan membuat jalur aman untuk mobilitas pekerja. Langkah-langkah ini dicatat dan dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan selanjutnya. Contoh praktik ini menunjukkan penerapan prinsip …
A. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko
B. Pelatihan dan Budaya K3
C. Pelaporan dan Dokumentasi K3
D. Tanggap Darurat
E. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan K3
Jawaban: A
Pembahasan: Analisis bahaya, evaluasi risiko, dan penerapan kontrol teknis (penyangga, jalur aman) sesuai dengan HIRARC.
Soal Nomor 8
Di proyek gedung bertingkat, kontraktor menyiapkan rencana tanggap darurat untuk kebakaran. Setiap lantai dilengkapi dengan jalur evakuasi, APAR, dan papan petunjuk evakuasi. Pekerja dilatih secara berkala melalui simulasi kebakaran dan koordinasi dengan pemadam kebakaran setempat. Semua langkah dicatat dalam dokumen tanggap darurat dan di-review oleh manajemen proyek. Praktik ini merupakan contoh penerapan …
A. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
B. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
C. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan K3
D. Pelatihan dan Budaya K3
E. Keselamatan Kerja Spesifik Konstruksi
Jawaban: B
Pembahasan: Menyusun jalur evakuasi, simulasi kebakaran, dan koordinasi dengan pihak eksternal merupakan bagian dari kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
Soal Nomor 9
Sebuah proyek konstruksi jembatan menyusun laporan insiden mingguan yang mencakup semua kejadian di lapangan, termasuk near miss. Laporan ini dianalisis untuk menentukan tindakan korektif dan pencegahan di masa mendatang. Informasi tersebut juga menjadi bahan pembahasan dalam rapat manajemen K3. Tujuan dari dokumentasi ini adalah untuk …
A. Mengabaikan insiden kecil yang tidak fatal
B. Memenuhi kewajiban hukum dan meningkatkan keselamatan kerja
C. Menunjukkan performa pekerja kepada klien
D. Mengurangi biaya operasional proyek
E. Mempercepat progres pembangunan
Jawaban: B
Pembahasan: Pelaporan dan dokumentasi insiden merupakan kewajiban hukum dan sarana untuk mencegah kecelakaan berulang serta meningkatkan budaya keselamatan.
Soal Nomor 10
Seorang supervisor menemukan pekerja yang tidak mematuhi SOP penggunaan scaffold. Supervisor menghentikan sementara pekerjaan, melakukan coaching, dan meminta pekerja mengenakan body harness sebelum melanjutkan. Aktivitas ini dilaksanakan untuk memastikan keselamatan pekerja serta kepatuhan terhadap SOP. Contoh tindakan tersebut merupakan bagian dari …
A. Penyusunan Rencana K3
B. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan K3
C. Pelaporan dan Dokumentasi K3
D. Tanggap Darurat
E. Etika Profesi dan Kepemimpinan K3
Jawaban: B
Pembahasan: Pengawasan terhadap penerapan SOP di lapangan dan tindakan korektif untuk meminimalkan risiko merupakan pengendalian pelaksanaan K3.
Soal Nomor 11
Dalam pekerjaan pengelasan struktur baja, perusahaan mewajibkan setiap pekerja mengikuti pelatihan APAR dan P3K sebelum diperbolehkan masuk ke area kerja. Pelatihan dilakukan berkala untuk memastikan seluruh pekerja memahami prosedur tanggap darurat dan pencegahan kebakaran. Kegiatan ini termasuk dalam …
A. Pelatihan, Komunikasi, dan Budaya K3
B. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
C. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
D. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan K3
E. Keselamatan Kerja Spesifik Konstruksi
Jawaban: A
Pembahasan: Pelatihan dan komunikasi risiko membangun budaya K3 agar pekerja memiliki kesadaran dan kompetensi untuk bekerja aman.
Soal Nomor 12
Proyek jalan tol memerlukan integrasi SMK3 dengan sistem mutu dan lingkungan. Manajemen proyek menetapkan sasaran K3, melaksanakan audit internal, dan melakukan tinjauan manajemen. Hasil audit digunakan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Contoh penerapan ini menekankan pentingnya …
A. Etika Profesi dan Kepemimpinan K3
B. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
C. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
D. Pelatihan dan Budaya K3
E. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan K3
Jawaban: C
Pembahasan: SMK3 menekankan siklus perencanaan, implementasi, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan, termasuk integrasi dengan mutu dan lingkungan.
Soal Nomor 13
Seorang petugas K3 menemukan kabel listrik yang terbuka di area proyek. Risiko sengatan listrik tinggi, sehingga ia segera menandai area tersebut dan melarang pekerja mendekat. Langkah berikutnya adalah memperbaiki kabel sesuai standar dan mencatat kejadian untuk evaluasi. Tindakan ini mencerminkan prinsip …
A. Keselamatan Kerja Spesifik Konstruksi
B. Sistem Manajemen K3
C. Tanggap Darurat
D. Pelaporan dan Dokumentasi K3
E. Etika Profesi dan Kepemimpinan K3
Jawaban: A
Pembahasan: Mengidentifikasi bahaya listrik dan mengambil langkah pengendalian termasuk dalam keselamatan kerja spesifik konstruksi.
Soal Nomor 14
Dalam proyek konstruksi gedung, pimpinan proyek selalu menekankan integritas dan profesionalitas setiap petugas K3. Ia memastikan keputusan terkait keselamatan diambil secara objektif, tanpa mengorbankan prosedur demi percepatan pekerjaan. Contoh sikap ini mencerminkan …
A. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
B. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan K3
C. Pelatihan dan Budaya K3
D. Etika Profesi dan Kepemimpinan K3
E. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
Jawaban: D
Pembahasan: Integritas, kepedulian keselamatan, dan kemampuan memimpin sesuai dengan prinsip etika profesi dan kepemimpinan K3.
Soal Nomor 15
Saat pekerjaan galian, tim K3 memasang rambu peringatan dan pembatas area untuk mencegah pekerja jatuh ke galian. Selain itu, jalur evakuasi dibuat agar mudah diakses bila terjadi insiden. Langkah-langkah ini termasuk dalam …
A. Penyusunan Rencana K3 Konstruksi
B. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko
C. Pelatihan, Komunikasi, dan Budaya K3
D. Sistem Manajemen K3
E. Etika Profesi dan Kepemimpinan K3
Jawaban: B
Pembahasan: Pemasangan rambu dan pembatas area adalah pengendalian risiko setelah identifikasi bahaya, sesuai prinsip HIRARC.
Soal Nomor 16
Perusahaan konstruksi rutin melakukan toolbox meeting sebelum memulai pekerjaan. Pekerja diberi pengarahan tentang potensi bahaya, penggunaan APD, dan prosedur kerja aman. Kegiatan ini dilakukan setiap hari dan dicatat sebagai dokumentasi K3. Praktik ini termasuk …
A. Pelatihan, Komunikasi, dan Budaya K3
B. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan K3
C. Sistem Manajemen K3
D. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
E. Keselamatan Kerja Spesifik Konstruksi
Jawaban: A
Pembahasan: Toolbox meeting adalah bentuk komunikasi risiko dan pelatihan rutin yang membangun budaya keselamatan.
Soal Nomor 17
Di proyek pengelasan, pekerja diwajibkan menggunakan pelindung wajah dan sarung tangan tahan panas. Supervisor memastikan seluruh pekerja mematuhi SOP. Jika terjadi kelalaian, pekerjaan dihentikan dan pelatihan tambahan diberikan. Penerapan ini termasuk dalam …
A. Sistem Manajemen K3
B. Tanggap Darurat
C. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan K3
D. Keselamatan Kerja Spesifik Konstruksi
E. Etika Profesi dan Kepemimpinan K3
Jawaban: D
Pembahasan: APD spesifik pekerjaan pengelasan dan pengawasan kepatuhan SOP termasuk keselamatan kerja spesifik konstruksi.
Soal Nomor 18
Sebuah proyek gedung menyusun dokumen RKK yang memuat potensi bahaya, rencana pengendalian risiko, dan SOP evakuasi. Dokumen ini dibagikan kepada seluruh pekerja dan diawasi penerapannya di lapangan. Dokumen semacam ini wajib dibuat sesuai regulasi K3 untuk memastikan keselamatan pekerja. Hal ini termasuk …
A. Penyusunan Rencana K3 Konstruksi
B. Sistem Manajemen K3
C. Pelaporan dan Dokumentasi K3
D. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
E. Pelatihan dan Budaya K3
Jawaban: A
Pembahasan: Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) adalah dokumen wajib yang merinci pengendalian risiko dan prosedur K3 sebelum proyek berjalan.
Soal Nomor 19
Tim K3 proyek memeriksa scaffold yang akan digunakan. Mereka memastikan semua komponen terpasang dengan benar, tidak ada kerusakan, dan pekerja menggunakan body harness. Pemeriksaan dilakukan rutin untuk menghindari kecelakaan. Tindakan ini termasuk
A. Etika Profesi dan Kepemimpinan K3
B. Sistem Manajemen K3
C. Pelaporan dan Dokumentasi K3
D. Tanggap Darurat
E. Keselamatan Kerja Spesifik Konstruksi
Jawaban: E
Pembahasan: Pemeriksaan scaffold dan penggunaan APD khusus adalah bagian dari keselamatan kerja spesifik konstruksi.
Soal Nomor 20
Seorang manajer proyek selalu mengevaluasi laporan K3 mingguan, membahas insiden, dan menetapkan tindakan perbaikan. Semua hasil dievaluasi dalam rapat manajemen untuk meningkatkan kinerja proyek secara berkelanjutan. Penerapan praktik ini mencerminkan …
A. Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan K3
B. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
C. Tanggap Darurat
D. Pelatihan dan Budaya K3
E. Etika Profesi dan Kepemimpinan K3
Jawaban: B
Pembahasan: Evaluasi laporan, audit, dan tindakan korektif sesuai prinsip PDCA dalam SMK3 untuk perbaikan berkelanjutan.
Dapatkan Lebih Banyak Contoh Soal UJIKOM Ahli Muda K3 Konstruksi Lengkap Beserta Jawaban & Pembahasanya!

Anda bisa menemukan kumpulan soal UJIKOM K3 Konstruksi terbaru hanya di fungsional.id. Situs ini menjadi referensi terpercaya bagi peserta sertifikasi atau profesional K3 untuk mempelajari berbagai contoh soal sesuai kisi-kisi resmi, lengkap dengan jawaban dan pembahasan yang memudahkan pemahaman materi dan persiapan ujian.