130+ Soal Negosiator Perdagangan Ahli Pertama PPPK CPNS + Kisi-Kisi Pembahasan

130+ Soal Negosiator Perdagangan Ahli Pertama PPPK CPNS + Kisi-Kisi Pembahasan

Formasi Negosiator Perdagangan Ahli Pertama merupakan salah satu jabatan strategis dalam seleksi CPNS maupun PPPK, khususnya di instansi Kementerian Perdagangan. Posisi ini memiliki peran penting dalam mendukung kebijakan perdagangan luar negeri, termasuk dalam proses negosiasi perjanjian perdagangan internasional, perlindungan kepentingan nasional di forum global, serta penguatan posisi Indonesia di kancah ekonomi internasional.

Seorang Negosiator Perdagangan dituntut memiliki pemahaman mendalam tentang regulasi perdagangan internasional, seperti WTO, FTA, CEPA, serta kemampuan analisis ekonomi, diplomasi, dan komunikasi negosiasi lintas budaya. Oleh karena itu, proses seleksi untuk formasi ini menekankan pada kompetensi teknis yang kuat, kemampuan berpikir kritis, serta pengetahuan tentang isu-isu perdagangan global terkini.

Kisi-Kisi Soal Negosiator Perdagangan Ahli Pertama Sesuai KemenpanRB

Kisi-Kisi Soal Negosiator Perdagangan Ahli Pertama Sesuai KemenpanRB

Berikut ini adalah kisi-kisi materi yang umumnya menjadi fokus dalam ujian formasi Negosiator Perdagangan Ahli Pertama, yang dapat membantu Anda dalam menyusun strategi belajar yang lebih terarah dan efektif.

  • Penyajian Data dan Informasi Perdagangan
    Menguasai teknik penyajian data ekspor-impor, tarif, neraca dagang, dan tren komoditas utama. Mampu menjelaskan konteks data kepada pemangku kepentingan, termasuk melalui infografik, executive summary, atau bahan negosiasi, serta memahami sumber data utama seperti BPS, ITC, WTO, dan UNCTAD.
  • Analisis Bahan Kerja Sama Perdagangan Internasional
    Melakukan kajian mendalam terhadap proposal kerja sama dagang, termasuk manfaat ekonomi, risiko, dan skema kerja sama seperti Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA), atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
  • Advokasi Kebijakan, Monitoring, dan Evaluasi
    Melakukan advokasi kepentingan nasional dalam forum dagang bilateral/multilateral. Menyusun materi posisi nasional, serta melakukan monitoring dan evaluasi efektivitas implementasi kerja sama, dengan mengacu pada indikator capaian perdagangan dan input dari pelaku usaha.
  • Analisis Posisi Runding dan Koordinasi Lintas Sektor
    Menganalisis posisi runding Indonesia terhadap negara mitra berdasarkan analisis SWOT, kepentingan strategis, dan tren geopolitik. Melakukan koordinasi antar kementerian/lembaga serta asosiasi industri dalam menyusun strategi negosiasi dan mandat.
  • Isu Strategis Perdagangan Internasional
    Memahami isu ekonomi (defisit neraca dagang, non-tariff barriers), isu politik (sanksi ekonomi, diplomasi dagang), budaya (produk halal, preferensi pasar), pertahanan (ketahanan pangan), dan keamanan (rantai pasok strategis) yang memengaruhi arah dan isi perundingan.
  • Aktivasi Perjanjian Internasional
    Menyusun bahan aktivasi seperti instrumen ratifikasi, daftar komitmen, notifikasi WTO, dan jadwal implementasi kerja sama. Menganalisis dampak aktivasi perjanjian terhadap pelaku usaha domestik dan daya saing produk nasional.

Contoh Soal Negosiator Perdagangan Ahli Pertama PPPK & CPNS

Contoh Soal Negosiator Perdagangan Ahli Pertama PPPK & CPNS

Contoh soal berikut disusun berdasarkan kisi-kisi resmi KemenpanRB dan mencakup materi seperti perjanjian dagang internasional (FTA, CEPA, WTO), kebijakan ekspor-impor, teknik negosiasi bilateral/multilateral, serta peran diplomasi ekonomi. Soal-soal ini dirancang dengan pendekatan HOTS (Higher Order Thinking Skills) agar membantu Anda terbiasa berpikir kritis dan strategis sesuai tuntutan jabatan.

Simak dan pelajari dengan cermat setiap soal dan pembahasan berikut sebagai bagian dari latihan intensif Anda menuju kelulusan formasi Negosiator Perdagangan Ahli Pertama.

Soal Nomor 1

Pemerintah Indonesia sedang menegosiasikan perjanjian FTA dengan sebuah negara mitra. Dalam kajian awal, ditemukan bahwa produk unggulan nasional justru berpotensi kalah bersaing karena negara mitra memiliki efisiensi produksi yang lebih tinggi. Sebagai negosiator, strategi terbaik dalam menyusun posisi runding Indonesia adalah…

A. Meminta negara mitra menurunkan efisiensi produksinya demi keseimbangan perdagangan
B. Mendorong liberalisasi total tanpa syarat agar Indonesia mendapat akses pasar luas
C. Memasukkan klausul safeguard dan exclusion list untuk melindungi sektor sensitif
D. Menerapkan tarif baru terhadap semua produk mitra
E. Menunda perundingan hingga Indonesia memperbaiki daya saing nasional

Jawaban: C

Pembahasan:
Dalam strategi negosiasi, penting untuk melindungi sektor domestik yang rentan terhadap kompetisi luar negeri. Dengan mengajukan safeguard atau exclusion list, Indonesia bisa tetap melanjutkan perundingan tanpa mengorbankan sektor tertentu. Opsi A dan D tidak realistis dan melanggar prinsip WTO. Opsi B terlalu terbuka dan berisiko, sedangkan E melemahkan posisi Indonesia di mata mitra.

Soal Nomor 2

Dalam menyusun bahan advokasi untuk forum negosiasi multilateral, Anda diminta menampilkan data neraca perdagangan Indonesia dengan lima mitra utama. Tujuan utamanya adalah memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mengalami defisit akibat hambatan non-tarif. Format penyajian data yang paling efektif untuk audiens pengambil keputusan adalah…

A. Tabel angka mentah dari BPS tanpa penjelasan
B. Infografik visual tren impor dan ekspor dengan narasi singkat
C. Lampiran detail transaksi perdagangan setiap komoditas
D. File Excel penuh dengan seluruh transaksi dagang dalam 5 tahun terakhir
E. Teks panjang yang menjelaskan setiap penyebab defisit per sektor

Jawaban: B

Pembahasan:
Infografik visual yang ringkas namun informatif sangat efektif untuk menyampaikan pesan kepada pengambil kebijakan, karena cepat dipahami dan langsung menunjukkan pola. Opsi A, C, D, dan E terlalu teknis atau memakan waktu untuk ditelaah secara cepat dalam forum negosiasi.

Soal Nomor 3

Dalam proses negosiasi kerja sama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Indonesia ingin mempertahankan perlindungan terhadap industri farmasi dalam negeri. Namun negara mitra mendesak penghapusan tarif secara menyeluruh dalam waktu cepat. Apa langkah negosiasi paling tepat agar Indonesia tetap bisa menjaga industri domestiknya?

A. Menyetujui penghapusan tarif agar mempercepat ratifikasi RCEP
B. Mengusulkan jadwal pengurangan tarif bertahap dan klausul fleksibilitas
C. Mengajukan penundaan pembahasan isu farmasi sampai perjanjian ditandatangani
D. Menolak RCEP secara keseluruhan demi kedaulatan industri nasional
E. Mengalihkan isu farmasi ke dalam pembahasan sektor kesehatan WHO

Jawaban: B

Pembahasan:
Dalam negosiasi perdagangan, negara dapat mengajukan tahapan liberalisasi (phasing out) dan klausul fleksibilitas untuk sektor yang dianggap strategis atau rentan. Ini merupakan mekanisme umum dalam perjanjian dagang seperti RCEP. Opsi A terlalu pasif, C dan E tidak sesuai dengan kerangka RCEP, sedangkan D terlalu ekstrem dan bisa merugikan posisi Indonesia secara keseluruhan.

Soal Nomor 4

Seorang negosiator harus membuat executive summary untuk menyampaikan hasil analisis dampak Preferential Trade Agreement (PTA) terhadap ekspor kopi Indonesia ke negara mitra. Ringkasan yang paling tepat mencerminkan profesionalisme negosiator adalah…

A. “PTA sangat menguntungkan, kopi kita akan laku keras di luar negeri.”
B. “Dampaknya belum bisa dipastikan, mungkin akan naik mungkin juga tidak.”
C. “Perjanjian ini akan meningkatkan daya saing kopi karena tarif diturunkan, namun tantangan dari kualitas produk perlu diantisipasi.”
D. “Perjanjian ini perlu ditolak karena merugikan petani kopi lokal.”
E. “PTA tidak terlalu penting karena kita sudah ekspor kopi ke banyak negara.”

Jawaban: C

Pembahasan:
Sebagai negosiator, penyampaian informasi harus berbasis data, objektif, dan mempertimbangkan risiko serta peluang. Opsi C memberikan gambaran realistis dan berimbang. Opsi A dan E terlalu optimis tanpa dasar, B tidak menunjukkan analisis, dan D menunjukkan bias emosional tanpa solusi.

Soal Nomor 5

Dalam perundingan dagang multilateral, delegasi Indonesia menyusun posisi runding yang menekankan pentingnya non-tariff measures (NTMs) yang adil dan transparan. Strategi ini dilakukan karena…

A. NTMs selalu menghambat ekspor Indonesia
B. Negara-negara maju menolak semua bentuk NTMs
C. NTMs dapat digunakan secara tidak adil untuk melindungi pasar domestik
D. Indonesia tidak memiliki produk yang terkena NTMs
E. NTMs hanya berlaku dalam perdagangan jasa

Jawaban: C

Pembahasan:
Non-tariff measures (NTMs), seperti standar teknis, sertifikasi, atau persyaratan administratif, dapat digunakan negara mitra untuk secara tidak langsung menghambat masuknya produk asing. Karena itu, posisi Indonesia dalam negosiasi sering mendorong keterbukaan, keadilan, dan transparansi dalam penerapan NTMs. Opsi A tidak sepenuhnya benar, B dan D salah, dan E keliru karena NTMs juga berlaku untuk barang.

Soal Nomor 6

Seorang negosiator Indonesia ingin mempresentasikan potensi kerja sama perdagangan dengan negara mitra. Data apa yang paling tepat disajikan untuk mendukung argumen ekonomi?

A. Jumlah penduduk negara mitra
B. Letak geografis dan budaya negara mitra
C. Grafik tren ekspor-impor selama lima tahun terakhir
D. Ulasan media tentang kerja sama kedua negara
E. Testimoni pelaku usaha lokal

Jawaban: C

Pembahasan:
Negosiator perlu menyajikan data kuantitatif dan tren perdagangan yang dapat digunakan sebagai bukti empiris dalam menyusun argumentasi. Grafik tren ekspor-impor akan menunjukkan arah hubungan ekonomi secara konkret. Pilihan lain bersifat pendukung atau tidak cukup kuat dalam konteks negosiasi ekonomi.

Soal Nomor 7

Sebuah negara mitra mengajukan syarat agar Indonesia menurunkan tarif impor bahan baku industri tekstil sebagai bagian dari perjanjian perdagangan. Apa analisis yang harus dilakukan sebelum merespons usulan tersebut?

A. Menghitung potensi keuntungan politik yang diperoleh
B. Menelusuri sejarah hubungan diplomatik kedua negara
C. Menilai dampak penurunan tarif terhadap industri tekstil nasional dan rantai pasok
D. Menyusun proyeksi inflasi nasional
E. Memprediksi jumlah pekerja asing yang akan masuk

Jawaban: C

Pembahasan:
Dalam negosiasi dagang, penting untuk menganalisis dampak kebijakan terhadap sektor industri dan rantai pasok nasional. Penurunan tarif bahan baku bisa memperkuat daya saing industri hilir, tetapi juga berpotensi memengaruhi produsen lokal bahan baku. Analisis berbasis data dan sektorial seperti ini merupakan tugas utama negosiator perdagangan.

Soal Nomor 8

Dalam melakukan koordinasi lintas sektor untuk perundingan dagang, apa pendekatan yang paling efektif bagi seorang Negosiator Perdagangan Ahli Pertama?

A. Memutuskan sendiri strategi runding dan memberitahukan hasilnya kemudian
B. Mengumpulkan masukan dari K/L dan asosiasi industri melalui forum teknis
C. Mengirimkan surat edaran tanpa diskusi langsung
D. Hanya melibatkan pihak yang setuju dengan strategi perundingan
E. Fokus pada diplomasi luar negeri tanpa melibatkan pemangku kepentingan domestik

Jawaban: B

Pembahasan:
Koordinasi lintas sektor yang inklusif dan partisipatif sangat penting dalam menyusun posisi runding nasional. Forum teknis memungkinkan berbagai pihak menyampaikan masukan substantif, memperkuat legitimasi posisi Indonesia, serta mencegah resistensi dari pelaku usaha. Pilihan A, C, D, dan E cenderung top-down dan tidak efektif.

Soal Nomor 9

Dalam aktivasi perjanjian perdagangan internasional, salah satu tantangan utama yang dihadapi pemerintah adalah…

A. Meningkatkan jumlah negosiator
B. Menerjemahkan dokumen hukum ke dalam bahasa nasional
C. Menyusun daftar komitmen nasional yang sesuai dengan kepentingan industri domestik
D. Menentukan lokasi penandatanganan perjanjian
E. Mengganti nomenklatur kementerian yang terkait

Jawaban: C

Pembahasan:
Aktivasi perjanjian memerlukan penyesuaian kebijakan nasional dengan isi perjanjian. Salah satu proses penting adalah penyusunan daftar komitmen nasional, termasuk sektor mana yang akan dibuka dan yang akan dilindungi. Ini perlu pertimbangan matang karena berdampak langsung pada industri domestik dan daya saing nasional. Jawaban lain tidak relevan secara substansial.

Soal Nomor 10

Negosiator Indonesia tengah menyusun strategi menghadapi hambatan non-tarif berupa kewajiban sertifikasi halal di negara tujuan ekspor. Strategi terbaik yang dapat dilakukan adalah…

A. Menolak sertifikasi tersebut karena bertentangan dengan nilai nasional
B. Meningkatkan kampanye media untuk melawan aturan itu
C. Berkoordinasi dengan lembaga sertifikasi dalam negeri dan melakukan diplomasi teknis ke negara mitra
D. Menurunkan harga ekspor agar tetap kompetitif meskipun ada hambatan
E. Mengalihkan ekspor ke negara lain yang tidak memiliki ketentuan tersebut

Jawaban: C

Pembahasan:
Dalam menghadapi non-tariff barriers seperti sertifikasi halal, pendekatan yang tepat adalah melalui koordinasi teknis dan diplomasi standar. Negosiator harus memastikan kesetaraan dan saling pengakuan sertifikasi, serta menjaga kepatuhan ekspor Indonesia. Pendekatan A dan B kurang strategis, D dan E menghindari solusi jangka panjang.

Soal Nomor 11

Salah satu fungsi negosiator perdagangan adalah melakukan monitoring dan evaluasi kerja sama internasional. Indikator utama yang digunakan untuk mengevaluasi efektivitas kerja sama adalah…

A. Jumlah konferensi internasional yang dihadiri
B. Kuantitas produk domestik yang dikonsumsi
C. Peningkatan volume dan nilai perdagangan dengan mitra kerja sama
D. Penambahan jumlah kementerian yang terlibat
E. Banyaknya surat rekomendasi yang diterima

Jawaban: C

Pembahasan:
Indikator paling relevan untuk mengevaluasi kerja sama perdagangan adalah peningkatan volume dan nilai perdagangan dengan negara mitra, karena mencerminkan manfaat ekonomi langsung dari kerja sama tersebut. Jawaban lain tidak berkaitan langsung dengan kinerja perdagangan.

Soal Nomor 12

Dalam menyusun analisis SWOT posisi runding Indonesia terhadap negara mitra, berikut ini adalah contoh yang termasuk dalam faktor opportunity:

A. Ketergantungan Indonesia pada bahan baku dari negara mitra
B. Proteksi tinggi terhadap produk domestik negara mitra
C. Permintaan tinggi atas produk pertanian tropis di negara mitra
D. Kelemahan regulasi logistik nasional
E. Ketidaksesuaian standar teknis antara kedua negara

Jawaban: C

Pembahasan:
Faktor opportunity dalam analisis SWOT mengacu pada peluang eksternal yang dapat dimanfaatkan, seperti tingginya permintaan atas produk ekspor Indonesia. Jawaban A, B, D, dan E merupakan contoh dari threat atau weakness, bukan opportunity.

Soal Nomor 13

Dalam proses advokasi kebijakan perdagangan internasional, peran negosiator sangat krusial terutama dalam…

A. Menentukan tarif pajak penghasilan dalam negeri
B. Merancang undang-undang ekspor produk pertanian
C. Menyampaikan dan mempertahankan posisi nasional dalam forum multilateral
D. Menganalisis tren konsumsi domestik
E. Mengatur distribusi barang impor di pasar lokal

Jawaban: C

Pembahasan:
Advokasi kebijakan internasional melibatkan keterampilan negosiasi di forum multilateral, seperti WTO atau forum FTA, di mana negosiator harus membawa, menyampaikan, dan mempertahankan posisi nasional secara strategis. Jawaban lain lebih berkaitan dengan urusan domestik atau bukan tugas utama negosiator.

Soal Nomor 14

Perjanjian RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) memberikan peluang besar bagi pelaku usaha Indonesia. Salah satu manfaat strategisnya adalah…

A. Membebaskan seluruh produk Indonesia dari bea masuk
B. Menghapus seluruh regulasi teknis di pasar mitra
C. Meningkatkan akses pasar ke negara-negara mitra dengan populasi besar seperti Tiongkok dan India
D. Mewajibkan penggunaan satu mata uang di seluruh negara anggota
E. Menurunkan standar mutu ekspor agar lebih fleksibel

Jawaban: C

Pembahasan:
RCEP menciptakan pasar yang lebih besar dan lebih mudah diakses oleh anggota, termasuk Indonesia. Salah satu manfaat utama adalah peningkatan akses ke pasar besar seperti Tiongkok dan India, memberikan peluang ekspor yang signifikan. Jawaban A dan B tidak tepat karena RCEP bersifat bertahap dan tidak menghapus semua regulasi. D dan E adalah pernyataan keliru.

Soal Nomor 15

Dalam menyusun materi posisi nasional untuk perundingan, data dari instansi berikut ini paling relevan untuk mengetahui tren ekspor-impor Indonesia adalah…

A. Kementerian Kesehatan
B. Kementerian Dalam Negeri
C. Badan Pusat Statistik (BPS)
D. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
E. Badan Kepegawaian Negara

Jawaban: C

Pembahasan:
BPS merupakan sumber resmi utama untuk data statistik perdagangan, termasuk ekspor-impor, nilai neraca dagang, dan tren komoditas. Data ini sangat penting dalam menyusun materi posisi nasional karena bersifat objektif dan terukur. Instansi lain tidak memiliki fungsi utama di bidang data perdagangan.

Soal Nomor 16

Salah satu tantangan utama dalam aktivasi perjanjian perdagangan internasional adalah…

A. Meningkatkan pajak ekspor produk primer
B. Menyusun tarif dasar listrik nasional
C. Mewujudkan harmonisasi regulasi teknis antar negara mitra
D. Menentukan zona waktu operasional perjanjian
E. Menghentikan seluruh proses ekspor-impor selama aktivasi

Jawaban: C

Pembahasan:
Salah satu tantangan utama aktivasi perjanjian adalah harmonisasi regulasi teknis seperti standar produk, sertifikasi, dan ketentuan sanitasi/fitosanitasi agar sesuai dengan kesepakatan dan tidak menghambat perdagangan. Jawaban lain tidak relevan atau tidak sesuai konteks kerja sama perdagangan internasional.

Soal Nomor 17

Sebuah analisis posisi runding memerlukan pemahaman tentang kondisi domestik dan eksternal. Dalam konteks ini, metode yang paling tepat digunakan adalah

A. Diagram Pareto
B. Metode Delphi
C. Analisis SWOT
D. Analisis regresi linier
E. Analisis hirarki proses (AHP)

Jawaban: C

Pembahasan:
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) sangat efektif dalam mengevaluasi posisi Indonesia secara internal dan eksternal dalam negosiasi perdagangan. Ini membantu merumuskan strategi runding dan mengidentifikasi risiko. Jawaban lain seperti Pareto dan regresi tidak spesifik untuk kebutuhan strategi posisi runding.

Soal Nomor 18

Sumber data yang paling sering digunakan dalam penyusunan executive summary untuk perjanjian perdagangan internasional meliputi…

A. Laporan media sosial dan survei daring
B. Statistik perdagangan dari BPS dan ITC
C. Data kelahiran dan kematian penduduk
D. Peta persebaran geografis sekolah dasar
E. Catatan kunjungan wisatawan

Jawaban: B

Pembahasan:
BPS (Badan Pusat Statistik) dan ITC (International Trade Centre) menyediakan data kuantitatif perdagangan, termasuk ekspor-impor, tren komoditas, tarif, dan neraca dagang. Data ini penting untuk menyusun executive summary yang objektif dan tajam dalam mendukung argumen kebijakan dagang. Jawaban lain tidak relevan dengan konteks perdagangan internasional.

Soal Nomor 19

Dalam suatu forum dagang multilateral, Indonesia menghadapi permintaan dari negara mitra untuk menurunkan tarif impor produk pertanian. Apa pendekatan advokasi kebijakan yang paling tepat untuk mempertahankan kepentingan nasional?

A. Menyetujui penurunan tarif tanpa syarat
B. Mengajukan tarif baru yang lebih tinggi sebagai respons
C. Menyusun materi posisi nasional berdasarkan data ketahanan pangan dan masukan pelaku usaha
D. Menghindari diskusi dan menunda perundingan
E. Menyampaikan keberatan secara lisan tanpa dokumen tertulis

Jawaban: C

Pembahasan:
Dalam advokasi kepentingan nasional, materi posisi nasional harus disusun secara profesional dengan berdasarkan data, indikator perdagangan, dan masukan pelaku usaha. Hal ini memastikan bahwa negosiator memiliki dasar kuat untuk menyampaikan posisi Indonesia dan menghindari kerugian strategis dalam forum multilateral.

Soal Nomor 20

Salah satu indikator untuk monitoring dan evaluasi implementasi kerja sama perdagangan internasional adalah…

A. Jumlah kunjungan kerja menteri perdagangan ke luar negeri
B. Jumlah penandatanganan MoU di tahun berjalan
C. Pertumbuhan nilai ekspor ke negara mitra setelah perjanjian berlaku
D. Banyaknya media yang memberitakan kerja sama perdagangan
E. Jumlah pelatihan internal di kementerian

Jawaban: C

Pembahasan:
Pertumbuhan nilai ekspor ke negara mitra merupakan indikator kuantitatif yang objektif dalam mengevaluasi dampak implementasi kerja sama perdagangan. Ini mencerminkan keberhasilan aktivasi perjanjian dalam meningkatkan kinerja perdagangan. Pilihan lain tidak menggambarkan hasil nyata dari implementasi perjanjian dagang.

Dapatkan Soal dan Materi Lengkap untuk Persiapan PPPK & CPNS Negosiator Perdagangan Ahli Pertama!

Dapatkan Soal dan Materi Lengkap untuk Persiapan PPPK & CPNS Negosiator Perdagangan Ahli Pertama!

Siap menghadapi ujian PPPK dan CPNS formasi Negosiator Perdagangan Ahli Pertama? Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan lebih dari 130+ soal HOTS beserta pembahasan yang lengkap, kisi-kisi ujian, serta materi yang akan membantu Anda sukses dalam tes! Kunjungi fungsional.id untuk mendapatkan semua bahan belajar yang Anda butuhkan. Persiapkan diri Anda dengan bahan yang tepat dan raih kesuksesan.

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Picture of Tim Asn

Tim Asn

Tim ASN adalah kelompok profesional yang terbiasa menyusun soal. Kami terdiri dari ahli berbagai bidang, berkomitmen menciptakan soal berkualitas tinggi yang relevan dengan kompetensi jabatan.
Open chat
Halo!
Silahkan Hubungi Kami Jika Ada Pertanyaan...