100+ Soal PPPK DOKTER SPESIALIS KEDOKTERAN JIWA / PSIKIATER + Kunci Jawaban

Profesi Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa atau Psikiater merupakan salah satu pilar utama dalam sistem kesehatan jiwa di Indonesia. Peran psikiater sangat krusial dalam menangani gangguan mental yang mencakup spektrum ringan hingga berat, dari terapi farmakologis hingga pendekatan psikososial berbasis komunitas. 

Dalam konteks rekrutmen ASN melalui jalur PPPK, uji kompetensi bagi Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa menjadi tahapan penting untuk memastikan bahwa tenaga medis yang lolos seleksi memiliki pengetahuan dan keterampilan klinis yang sesuai dengan standar nasional dan internasional. Artikel ini akan menyajikan kisi-kisi materi, disertai dengan 20 contoh soal HOTS yang menguji kemampuan klinis dan etik seorang psikiater.

Kisi-Kisi & Materi Uji Kompetensi PPPK Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa / Psikiater

Ujian kompetensi PPPK bagi psikiater menilai kesiapan dan profesionalisme dalam menangani kasus kejiwaan secara klinis, etik, dan legal. Kisi-kisi mencakup diagnosis gangguan jiwa, tata laksana terapi, serta pendekatan holistik berbasis bukti dalam menghadapi tantangan kesehatan jiwa modern.

  1. Pelayanan Klinis Psikiater
    Meliputi diagnosis, tata laksana, dan monitoring pasien dengan gangguan jiwa ringan hingga berat, termasuk skizofrenia, gangguan afektif, gangguan cemas, gangguan kepribadian, dan gangguan perkembangan. Termasuk di dalamnya keterampilan dalam terapi farmakologis dan non-farmakologis.
  2. Konsultasi dan Kolaborasi Lintas Disiplin
    Psikiater dituntut mampu bekerja sama dengan dokter umum, spesialis lain, tenaga psikologi klinis, perawat jiwa, serta pekerja sosial dalam penanganan kasus psikiatri secara komprehensif.
  3. Aspek Hukum dan Etik Profesi Psikiater
    Mencakup pemahaman terhadap Undang-Undang Kesehatan Jiwa, aspek forensik psikiatri, informed consent, serta kerahasiaan pasien dan tanggung jawab profesional dalam penilaian kompetensi hukum pasien.
  4. Pelayanan Psikiater Berbasis Komunitas
    Termasuk pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan pendekatan promotif, preventif, serta rehabilitatif terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) melalui sistem layanan primer dan jejaring masyarakat.
  5. Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja
    Menguji kemampuan mendiagnosis dan menangani gangguan perkembangan, autisme, ADHD, gangguan perilaku, hingga kecemasan dan depresi pada populasi anak dan remaja.
  6. Kesehatan Jiwa Lansia (Psikiater Geriatri)
    Berfokus pada gangguan neurokognitif (misalnya demensia dan delirium), gangguan afektif pada lansia, serta pendekatan psiko-sosial dalam pelayanan lansia dengan gangguan jiwa.
  7. Kesehatan Jiwa dalam Konteks Medis Umum (Psikiater Konsultasi-Liaison)
    Pengetahuan tentang gangguan jiwa yang timbul pada pasien dengan penyakit fisik kronis atau akut, termasuk kondisi medis yang dapat memicu gangguan jiwa sekunder.
  8. Manajemen Krisis dan Intervensi Psikiaterk Darurat
    Termasuk penanganan pasien dengan risiko bunuh diri, agitasi berat, psikotik akut, serta pendekatan farmakoterapi darurat.
  9. Rehabilitasi Psikiater dan Pengelolaan Jangka Panjang
    Mencakup evaluasi fungsi sosial, perencanaan discharge, terapi okupasi, dan keterlibatan keluarga serta masyarakat dalam program pemulihan pasien jiwa kronis.
  10. Pemanfaatan Teknologi dan Evidence-Based Practice dalam Psikiater
    Kesiapan dokter dalam menggunakan pedoman klinis, telepsikiatri, serta literasi digital sebagai bagian dari layanan psikiatri modern.

Contoh Soal UKOM Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa / Psikiater

Berikut ini adalah kumpulan soal Uji Kompetensi PPPK untuk formasi Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiater) yang disusun berdasarkan kisi-kisi resmi dan praktik klinis yang umum dihadapi dalam pelayanan kesehatan jiwa. Setiap soal dirancang dengan pendekatan higher order thinking skills (HOTS) yang menguji pemahaman konseptual, kemampuan klinis, dan etika profesional yang kompleks.

Soal nomor 1
Seorang laki-laki berusia 27 tahun datang ke poliklinik jiwa dengan keluhan mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar orang lain, yang menurutnya sering memberikan perintah merugikan diri sendiri. Ia tampak berbicara sendiri, tertawa tanpa alasan, dan menunjukkan ekspresi wajah datar. Riwayat pekerjaan menunjukkan ia telah berhenti bekerja selama 7 bulan terakhir akibat kesulitan berinteraksi sosial dan sering mengurung diri di kamar. Tidak ditemukan riwayat penggunaan zat adiktif ataupun riwayat gangguan kejiwaan dalam keluarga. Pemeriksaan status mental menunjukkan isi pikir berupa waham kejar dan halusinasi auditorik. Pemeriksaan fisik dan neurologis dalam batas normal. Berdasarkan klasifikasi gangguan mental ICD-10, diagnosis yang paling tepat untuk pasien ini adalah?

A. Gangguan skizoafektif
B. Gangguan bipolar tipe I
C. Gangguan skizofrenia paranoid
D. Gangguan delusional
E. Gangguan depresif berat dengan gejala psikotik

Jawaban: C
Pembahasan: Gejala produktif seperti halusinasi, waham, perilaku tidak sesuai konteks, serta disfungsi sosial yang berlangsung lebih dari 6 bulan mengarah kuat ke diagnosis skizofrenia tipe paranoid menurut ICD-10.

Soal nomor 2
Seorang wanita usia 45 tahun didiagnosis menderita depresi berat tanpa gejala psikotik dan diresepkan fluoxetine oleh psikiater. Dua minggu setelah penggunaan, pasien kembali dengan keluhan merasa gelisah, berkeringat terus menerus, mengalami tremor ringan, serta diare yang tidak disertai nyeri. Pemeriksaan fisik menunjukkan suhu 37,9°C, denyut nadi 110x/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, dan refleks tendon dalam yang meningkat. Pasien juga tampak bingung dan sulit diajak berkomunikasi secara fokus. Ia tidak menggunakan obat lain selain fluoxetine, dan tidak ada riwayat epilepsi. Komplikasi farmakologis yang paling mungkin sedang dialami oleh pasien ini adalah?

A. Neuroleptic malignant syndrome
B. Serotonin syndrome
C. Akatisia
D. Withdrawal syndrome
E. Malignant hypertension

Jawaban: B
Pembahasan:
Serotonin syndrome merupakan reaksi toksik akibat kelebihan serotonin, biasanya pada penggunaan SSRI seperti fluoxetine. Gejalanya termasuk hiperrefleksia, tremor, disautonomia (takikardia, diaforesis), serta perubahan mental.

Soal nomor 3
Seorang laki-laki usia 30 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD rumah sakit jiwa karena perilaku agresif yang tiba-tiba muncul sejak pagi. Ia terlihat marah, melempar benda, meneriaki anggota keluarga, dan menolak diajak berbicara. Pasien memiliki riwayat pengobatan antipsikotik namun sering menghentikan sendiri tanpa konsultasi. Saat pemeriksaan, pasien menolak diperiksa, menolak diajak duduk, dan terus berteriak serta memukul dinding. Keluarga menyatakan bahwa pasien tidak tidur sejak dua malam terakhir dan tidak makan sejak kemarin. Dalam kondisi kegawatan seperti ini, intervensi paling tepat sebagai langkah awal adalah?

A. Pemberian SSRI oral dosis rendah
B. Edukasi keluarga tentang skizofrenia
C. Isolasi pasien secara paksa
D. Pemberian antipsikotik injeksi kerja cepat
E. Psikoterapi suportif saat itu juga

Jawaban: D
Pembahasan: Agitasi akut dan berisiko mencederai diri/lingkungan membutuhkan penanganan cepat. Injeksi antipsikotik kerja cepat seperti haloperidol IM menjadi pendekatan standar di IGD psikiatri.

Soal nomor 4
Anak laki-laki usia 10 tahun dibawa oleh orang tuanya ke layanan kesehatan jiwa karena guru melaporkan bahwa ia sering mengganggu kelas, tidak bisa diam, dan menyela pembicaraan. Di rumah, anak sulit menyelesaikan tugas, sering lupa dan kehilangan barang, dan terlihat selalu “berlari-lari” bahkan di dalam rumah. Masalah ini telah berlangsung lebih dari 8 bulan dan menimbulkan konflik dalam hubungan dengan teman sebaya. Tidak ditemukan riwayat trauma atau kekerasan dalam keluarga, dan perkembangan bahasa anak sesuai usia. Orang tua menolak penggunaan obat sebagai terapi awal. Pendekatan nonfarmakologis yang paling sesuai berdasarkan praktik klinis yang berbasis bukti untuk menangani kondisi ini adalah?

A. Terapi psikoanalisis untuk eksplorasi bawah sadar
B. Terapi kelompok dengan teman sebaya
C. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) untuk pelatihan kontrol perilaku
D. Terapi elektrokonvulsif untuk penurunan impuls
E. Supportive therapy untuk menguatkan peran keluarga

Jawaban: C
Pembahasan: CBT untuk ADHD membantu anak belajar strategi pengendalian diri, fokus atensi, dan penyesuaian perilaku. Terapi ini efektif terutama saat farmakoterapi belum menjadi pilihan utama.

Soal nomor 5
Seorang pria usia 70 tahun datang dengan keluhan pelupa berat yang semakin progresif selama satu tahun terakhir. Ia sering menanyakan hal yang sama berulang kali, salah menaruh barang, dan lupa janji dengan keluarga. Keluarganya mengamati bahwa pasien menjadi kurang mampu mengelola keuangan dan sering tersesat bahkan di lingkungan rumah sendiri. Pasien juga menjadi pasif, menarik diri dari aktivitas sosial, dan sulit membuat keputusan. Tidak ditemukan riwayat stroke, cedera kepala, atau konsumsi alkohol. Pemeriksaan status mental menunjukkan orientasi waktu dan tempat terganggu, serta skor MMSE 18/30. Berdasarkan temuan di atas, diagnosis paling tepat adalah?

A. Demensia Alzheimer
B. Depresi geriatrik
C. Delirium
D. Gangguan kepribadian ambang
E. Gangguan bipolar tipe II

Jawaban: A
Pembahasan: Gejala penurunan memori jangka pendek, disfungsi eksekutif, disorientasi, dan progresivitas gejala yang konsisten selama ≥6 bulan sangat sesuai dengan demensia tipe Alzheimer.

Soal nomor 6
Seorang wanita usia 32 tahun datang ke layanan psikiatri karena merasa sedih yang dalam, merasa tidak berguna, sulit tidur, dan kehilangan nafsu makan selama hampir 3 minggu. Ia mengaku tidak tertarik melakukan aktivitas yang sebelumnya menyenangkan, dan beberapa kali muncul pikiran untuk mengakhiri hidup, meskipun belum sampai membuat rencana. Pasien mengatakan bahwa ia masih bisa bekerja tetapi membutuhkan usaha sangat besar untuk menyelesaikan tugas-tugas sederhana. Dalam status mental, tampak mood depresif, afek tumpul, dan isi pikir pesimis. Tidak ditemukan riwayat psikotik atau penggunaan zat. Berdasarkan kriteria diagnostik, diagnosis yang paling sesuai adalah?

A. Gangguan distimik
B. Gangguan depresif berat tanpa gejala psikotik
C. Gangguan bipolar tipe II
D. Gangguan kecemasan menyeluruh
E. Gangguan kepribadian ambang

Jawaban: B
Pembahasan: Gejala utama berupa anhedonia, insomnia, mood depresif, serta ide bunuh diri dalam durasi lebih dari 2 minggu memenuhi kriteria gangguan depresif berat tanpa fitur psikotik.

Soal nomor 7
Pria 36 tahun dengan riwayat gangguan bipolar tipe I datang untuk kontrol. Ia sedang dalam fase manik dan mengalami kesulitan tidur, banyak bicara, serta merasa memiliki kemampuan luar biasa. Dokter meresepkan lithium sebagai mood stabilizer, dan pasien menjalani terapi tersebut selama 2 bulan. Kini ia mengeluh gemetar halus di tangan, sering haus, dan buang air kecil lebih dari biasanya. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar lithium 1,6 mEq/L. Apa langkah paling tepat dalam penatalaksanaan pasien ini?

A. Tambahkan carbamazepine untuk memperkuat efek stabilisasi
B. Hentikan lithium dan ganti dengan SSRI
C. Turunkan dosis lithium dan lakukan pemantauan kadar darah
D. Tambahkan propranolol tanpa mengubah terapi
E. Teruskan terapi karena keluhan merupakan efek adaptasi

Jawaban: C
Pembahasan: Kadar lithium di atas 1,5 mEq/L dianggap toksik ringan hingga sedang, gejalanya bisa berupa tremor, poliuria, dan letargi. Langkah awal adalah menurunkan dosis dan monitor kadar serum.

Soal nomor 8
Seorang laki-laki 29 tahun dibawa ke IGD dalam kondisi kesadaran menurun setelah minum banyak tablet amitriptilin dalam percobaan bunuh diri. Pemeriksaan menunjukkan midriasis, mulut kering, denyut nadi 120x/menit, tekanan darah menurun, dan EKG menunjukkan pelebaran interval QRS. Dokter mencurigai terjadi keracunan trisiklik. Apa langkah farmakologis paling tepat yang harus segera diberikan?

A. Pemberian nalokson intravena
B. Injeksi diazepam
C. Natrium bikarbonat IV
D. Flumazenil IV
E. Atropin sulfat IM

Jawaban: C
Pembahasan:
TCA overdose dapat menyebabkan aritmia serius, QRS widening, dan hipotensi. Sodium bikarbonat IV merupakan penanganan pilihan karena menetralkan toksisitas jantung.

Soal nomor 9
Wanita 38 tahun dengan diagnosis gangguan panik mengeluh sering merasakan sensasi napas pendek, dada berdebar, keringat dingin, dan takut mati setiap kali berada di tempat ramai. Gejala ini terjadi tiba-tiba tanpa pemicu spesifik dan mereda dalam 15–30 menit. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Ia merasa sangat takut mengalami serangan serupa di masa depan. Terapi farmakologis jangka panjang yang paling tepat untuk pasien ini adalah?

A. Diazepam
B. Propranolol
C. Fluoxetine
D. Haloperidol
E. Alprazolam

Jawaban: C
Pembahasan: SSRI seperti fluoxetine merupakan terapi lini pertama untuk gangguan panik dalam jangka panjang. Benzodiazepin hanya digunakan untuk terapi jangka pendek atau akut.

Soal nomor 10
Anak usia 5 tahun dibawa ke klinik karena kesulitan bicara, tidak merespons saat dipanggil, dan tidak melakukan kontak mata. Ia lebih tertarik bermain dengan roda mobil mainan berulang-ulang dibandingkan bermain dengan anak lain. Ibu mengatakan anak tidak mengalami regresi perkembangan, tetapi sejak kecil tidak pernah aktif berinteraksi. Berdasarkan gejala ini, diagnosis yang paling tepat adalah?

A. ADHD
B. Gangguan bicara ekspresif
C. Gangguan disintegratif anak
D. Gangguan spektrum autisme
E. Gangguan perilaku disruptif

Jawaban: D
Pembahasan: Gejala utama ASD meliputi gangguan komunikasi sosial dan pola perilaku repetitif, muncul sejak dini, dan bukan karena keterlambatan bahasa semata.

Soal nomor 11
Seorang wanita usia 70 tahun didiagnosis demensia Alzheimer ringan. Ia tinggal bersama anaknya dan sering lupa mematikan kompor, serta bingung saat pulang dari pasar. Psikiater memutuskan memberikan terapi kolinesterase inhibitor dan menyarankan pendekatan rehabilitasi. Pendekatan komunitas yang paling tepat untuk mendukung pasien ini adalah?

A. Rawat inap jangka panjang
B. Psikoanalisis mingguan
C. Terapi okupasi dan intervensi keluarga
D. Terapi kelompok dengan pasien depresi
E. Pemberian ECT untuk mencegah penurunan fungsi

Jawaban: C
Pembahasan: Terapi okupasi membantu mempertahankan fungsi aktivitas harian. Pelibatan keluarga penting untuk keselamatan dan keberlanjutan intervensi.

Soal nomor 12
Seorang perempuan 35 tahun datang dengan keluhan sedih terus-menerus setelah melahirkan 2 minggu lalu. Ia mengaku tidak sanggup merawat bayinya, merasa bersalah dan menangis setiap hari. Ia juga mengalami gangguan tidur dan tidak nafsu makan. Suami mengatakan istrinya sering mengatakan bayinya lebih baik diasuh orang lain. Pemeriksaan tidak menunjukkan adanya waham atau halusinasi. Diagnosis yang paling tepat adalah?

A. Postpartum blues
B. Psikosis puerperalis
C. Gangguan stres akut
D. Depresi postpartum
E. Gangguan cemas menyeluruh

Jawaban: D
Pembahasan: Depresi postpartum terjadi dalam 4 minggu pascamelahirkan dengan gejala mood depresif signifikan yang memengaruhi fungsi perawatan bayi, berbeda dari baby blues yang lebih ringan dan sementara.

Soal nomor 13
Pasien laki-laki 41 tahun dirawat karena gangguan skizoafektif. Ia menunjukkan gejala psikotik dan mood depresi selama episode akut. Setelah stabil, pasien tetap merasa hidupnya tidak berarti dan menolak ikut dalam kegiatan kelompok. Psikiater menyarankan program rehabilitasi jiwa. Bentuk pendekatan yang paling tepat pada fase ini adalah?

A. CBT untuk gejala psikotik
B. Rehabilitasi okupasional dan pelatihan keterampilan sosial
C. Pemberian ECT untuk mengatasi apati
D. Terapi kelompok dengan pasien bipolar
E. Psikoterapi suportif dengan fokus pada wawasan

Jawaban: B
Pembahasan: Setelah fase akut, rehabilitasi bertujuan mengembalikan fungsi sosial dan kerja melalui pendekatan okupasional dan pelatihan keterampilan.

Soal nomor 14
Pria usia 24 tahun ditemukan berjalan tanpa arah dan meracau di tengah jalan. Ia tidak membawa identitas dan tampak bingung, namun tidak agresif. Setelah dibawa ke rumah sakit, ia menolak makan, menolak tidur, dan menolak menjawab pertanyaan dokter. Dalam kasus seperti ini, intervensi yang secara hukum dan etik paling tepat dilakukan adalah?

A. Menunggu persetujuan pasien sebelum tindakan
B. Memulangkan pasien karena bukan pelanggar hukum
C. Melakukan rawat paksa untuk pemeriksaan dan intervensi awal
D. Melibatkan polisi untuk pemeriksaan identitas
E. Memasukkan pasien ke panti sosial

Jawaban: C
Pembahasan: Undang-undang menjamin hak pasien jiwa tetapi juga memungkinkan intervensi medis rawat paksa jika pasien membahayakan diri sendiri atau lingkungan.

Soal nomor 15
Seorang pasien dengan gangguan jiwa berat yang sedang dalam rawat inap menolak minum obat karena merasa tidak sakit. Keluarga pasien meminta dokter memberikan suntikan paksa setiap hari. Dalam situasi ini, hal yang paling sesuai secara etik adalah?

A. Menyetujui permintaan keluarga demi efektivitas pengobatan
B. Menghentikan pengobatan karena pasien menolak
C. Menilai kapasitas mental pasien sebelum intervensi
D. Melibatkan polisi agar pasien dapat ditenangkan
E. Merujuk ke rumah sakit umum terdekat

Jawaban: C
Pembahasan: Penilaian kapasitas mental adalah dasar untuk menentukan apakah pasien mampu membuat keputusan medis. Jika tidak, tindakan dapat dilakukan sesuai prinsip beneficence dan hukum.

Soal nomor 16
Seorang laki-laki usia 35 tahun menjalani evaluasi kejiwaan atas permintaan pengadilan setelah ditangkap karena menyerang tetangga dengan pisau. Saat pemeriksaan, ia menyatakan bahwa dirinya disuruh oleh “suara dalam kepala” untuk melindungi dunia dari kejahatan. Pasien tampak tidak menyadari tindakannya salah, dan tidak mampu membedakan antara khayalan dan kenyataan. Ia tidak memiliki riwayat kriminal sebelumnya, namun ada riwayat perawatan gangguan jiwa 3 tahun lalu yang tidak dilanjutkan. Dokter ditugaskan untuk memberikan pendapat mengenai kapasitas pertanggungjawaban pidana. Dalam konteks ini, apa kesimpulan forensik yang paling mungkin?

A. Pasien tidak memiliki kapasitas tanggung jawab pidana saat kejadian
B. Pasien hanya dapat dihukum dengan terapi ECT
C.Pasien bertanggung jawab penuh atas perbuatannya
D. Pasien memalsukan gejala untuk menghindari hukuman
E. Pasien harus dirawat inap walau tetap menjalani proses hukum

Jawaban: A
Pembahasan: Dalam psikiatri forensik, pasien dengan gangguan jiwa aktif yang menghilangkan kemampuan membedakan benar-salah saat melakukan tindak pidana dapat dinyatakan tidak bertanggung jawab secara hukum.

Soal nomor 17
Seorang wanita 50 tahun yang menderita kanker payudara stadium lanjut mengeluh merasa tidak ada harapan, sering menangis, tidak berselera makan, dan mengalami gangguan tidur. Meskipun mendapat dukungan keluarga dan perawatan paliatif, ia menyatakan bahwa hidupnya sudah tidak berguna dan lebih baik mati. Tim onkologi meminta konsultasi psikiatri. Apa pendekatan paling tepat dalam situasi ini?

A. Menyediakan informasi tentang euthanasia
B. Mengganti terapi onkologi menjadi pengobatan psikosomatik
C. Memberikan antidepresan dan terapi suportif
D. Menghindari topik kematian untuk menjaga semangat pasien
E. Merujuk pasien ke fasilitas rehabilitasi narkotika

Jawaban: C
Pembahasan: Depresi sering terjadi pada pasien dengan penyakit terminal. Intervensi psikiatri termasuk antidepresan dan psikoterapi suportif dapat meningkatkan kualitas hidup dan makna keberadaan pasien.

Soal nomor 18
Seorang pria 46 tahun dengan riwayat gangguan skizofrenia menunjukkan kepatuhan rendah terhadap pengobatan dan sering kambuh. Ia tinggal bersama keluarga, namun sering hilang kontak selama berminggu-minggu. Psikiater merencanakan program pengobatan berbasis komunitas untuk pasien ini. Komponen terpenting dalam program tersebut adalah?

A.Pelibatan keluarga, petugas sosial, dan PMO
B. Isolasi dari lingkungan sosial
C.Rawat inap jangka panjang di rumah sakit jiwa
D. Terapi ECT secara berkala
E. Transfer tanggung jawab pada klinik neurologi

Jawaban: A
Pembahasan: Pendekatan berbasis komunitas menekankan dukungan berkelanjutan dari keluarga, tenaga sosial, dan PMO untuk meningkatkan kepatuhan minum obat dan fungsi sosial.

Soal nomor 19
Seorang pasien dengan gangguan jiwa kronis menolak datang ke Puskesmas Jiwa untuk evaluasi bulanan. Petugas keswa dan kader komunitas melaporkan bahwa pasien tidak lagi mengonsumsi obat dan mulai menunjukkan perilaku mencurigakan. Dalam konteks layanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat, tindakan paling tepat yang harus dilakukan adalah?
A. Menunggu pasien datang secara sukarela
B. Menggunakan layanan polisi untuk menjemput paksa
C. Melakukan kunjungan rumah terpadu untuk asesmen ulang
D. Menutup akses layanan karena ketidakpatuhan
E. Merujuk langsung ke psikiater swasta

Jawaban: C
Pembahasan: Program keswa menekankan pelayanan aktif, termasuk kunjungan rumah, untuk memastikan keberlanjutan terapi dan mencegah kekambuhan ODGJ.

Soal nomor 20
Pria 60 tahun dengan diabetes dan hipertensi dirawat karena mengalami gangguan kesadaran, halusinasi visual, serta disorientasi sejak dua hari terakhir. Ia tampak gelisah di malam hari dan mencoba mencabut infus. Tidak ditemukan riwayat gangguan jiwa sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan infeksi saluran kemih dan leukositosis. Diagnosis psikiatri yang paling mungkin pada pasien ini adalah?

A. Gangguan delirium akibat kondisi medis
B. Gangguan psikotik akut
C. Gangguan bipolar dengan onset lambat
D. Dementia vaskular
E. Skizofrenia laten

Jawaban: A
Pembahasan: Delirium sering terjadi pada lansia dengan infeksi atau gangguan metabolik. Onset cepat, fluktuatif, disorientasi, dan agitasi malam merupakan ciri khas klinis.

Ingin mengakses lebih banyak soal dan pembahasan untuk Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiater)?

Masih banyak latihan soal dan pembahasan mendalam yang mengupas berbagai kompetensi penting dalam Uji Kompetensi Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa. Mulai dari penanganan gangguan mood, skizofrenia, terapi farmakologis dan non-farmakologis, hingga komunikasi terapeutik dalam setting klinis. Semua materi ini tersedia secara eksklusif di platform digital fungsional.id, yang menyediakan sumber belajar terpercaya dan lengkap untuk mendukung kelulusan Anda di setiap tahap seleksi PPPK atau CPNS.

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Picture of Tim Asn

Tim Asn

Tim ASN adalah kelompok profesional yang terbiasa menyusun soal. Kami terdiri dari ahli berbagai bidang, berkomitmen menciptakan soal berkualitas tinggi yang relevan dengan kompetensi jabatan.