100 Soal UKOM Retaker Perawat & Bidan + Pembahasan

Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan (UKOM) merupakan syarat utama bagi Perawat dan Bidan untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) dan dapat bekerja secara legal di fasilitas pelayanan kesehatan. Ujian ini menilai kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional peserta sesuai standar nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bagi peserta retaker, UKOM menjadi kesempatan penting untuk memperbaiki hasil sebelumnya sekaligus membuktikan kompetensi mereka.

Soal UKOM dirancang berbasis kasus klinis yang menuntut kemampuan analisis, pengambilan keputusan cepat, serta penerapan prinsip keselamatan pasien. Peserta retaker perlu mempersiapkan diri dengan lebih intensif melalui pemahaman konsep dasar, latihan soal, dan evaluasi pembahasan agar dapat mengenali kelemahan mereka serta memperbaikinya secara tepat.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan (UKOM) Retaker Perawat & Bidan

Agar dapat menghadapi ujian dengan lebih terarah, peserta retaker perlu memahami terlebih dahulu ruang lingkup materi yang diujikan dalam UKOM. Kisi-kisi ini menjadi panduan utama yang mencakup kompetensi inti yang harus dikuasai perawat dan bidan, mulai dari asuhan keperawatan, kebidanan, hingga kolaborasi interprofesional. Dengan memahami kisi-kisi, peserta dapat menyusun strategi belajar yang lebih fokus pada area yang paling sering diujikan.

Berikut adalah kisi-kisi UKOM Retaker Perawat dan Bidan yang menjadi dasar penyusunan soal latihan dalam artikel ini:

1. Asuhan Keperawatan Komprehensif : Menilai kemampuan menerapkan proses keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, evaluasi) secara sistematis dan berbasis bukti (evidence-based) pada pasien anak, dewasa, lansia, ibu, dan keluarga. Fokus pada pengambilan keputusan klinis serta dokumentasi yang benar.

2. Keperawatan Medikal-Bedah : Menguasai penatalaksanaan pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular, pernapasan, pencernaan, saraf, muskuloskeletal, integumen, dan eliminasi, termasuk penilaian kondisi, intervensi prioritas, pencegahan komplikasi, serta komunikasi kolaboratif dalam tim kesehatan.

3. Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis : Mampu melakukan triase, penanganan kegawatdaruratan (henti napas/jantung, trauma, luka bakar, syok), melakukan BHD/CPR, dan memberikan stabilisasi awal sesuai protokol keselamatan pasien.

4. Keperawatan Anak dan Neonatus : Menguasai pengkajian pertumbuhan, nutrisi, imunisasi, tanda bahaya pada anak dan bayi baru lahir, serta memberikan intervensi sesuai tahap tumbuh kembang dengan komunikasi terapeutik yang sesuai usia.

5. Kolaborasi Interprofesional : Menunjukkan kemampuan bekerja dalam tim kesehatan, menghargai peran profesi lain, serta menyelesaikan masalah pasien secara kolaboratif lintas disiplin.

6. Dasar-Dasar Ilmu Kebidanan : Menguasai anatomi-fisiologi sistem reproduksi wanita, hormonal, siklus menstruasi, serta perubahan fisiologis pada kehamilan, persalinan, nifas, dan masa menyusui.

7. Asuhan Kebidanan Kehamilan (ANC) : Melakukan pengkajian komprehensif, deteksi dini risiko kehamilan, pemantauan tumbuh kembang janin, edukasi gizi, serta konseling kesiapan persalinan.

8. Asuhan Kebidanan Persalinan : Menolong persalinan normal sesuai standar, menggunakan partograf, mencegah komplikasi, melakukan penatalaksanaan kala I–IV, serta melakukan rujukan tepat waktu dalam kondisi gawat darurat obstetri.

9. Asuhan Nifas dan Bayi Baru Lahir : Memberikan asuhan pada ibu nifas, memantau involusi uterus, pencegahan infeksi, manajemen laktasi, perawatan bayi baru lahir (IMD, ASI eksklusif, pencegahan hipotermia, perawatan tali pusat).

10. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana : Memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai kebutuhan klien, konseling kesehatan reproduksi remaja, penanganan masalah ringan reproduksi, serta skrining IMS.

Contoh Soal UKOM Retaker Perawat & Bidan

Setelah memahami kisi-kisi materi yang akan diujikan, langkah selanjutnya adalah berlatih mengerjakan soal-soal UKOM. Latihan soal membantu peserta retaker mengasah kemampuan analisis kasus, mengenali pola pertanyaan yang sering muncul, sekaligus memperkuat pemahaman konsep-konsep penting. Berikut adalah Contoh Soal UKOM Retaker Perawat dan Bidan

Soal 1 

Seorang pria 62 tahun dirawat karena ulkus diabetik pada kaki kanan. Pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus selama 15 tahun dan neuropati perifer. Luka tampak basah, berbau, dan terdapat jaringan nekrotik hitam di dasar luka. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukosit meningkat, HbA1c 10 persen, dan gula darah sewaktu 310 mg/dL. Pasien menyatakan sering lupa minum obat dan pola makannya tidak teratur. Dokter merencanakan debridement, antibiotik, dan kontrol glikemik ketat. Sebagai perawat, tindakan keperawatan yang menjadi prioritas awal untuk mendukung penyembuhan luka adalah…
 

A. Memberikan edukasi tentang latihan rentang gerak aktif tungkai
B. Menjelaskan cara menjaga pola tidur minimal 8 jam per hari
C. Mengajarkan pasien mencuci luka sendiri setiap hari di rumah
D. Melakukan manajemen nyeri sebelum prosedur debridement
E. Melakukan kolaborasi untuk menstabilkan kadar glukosa darah pasien

Jawaban: E
Pembahasan: Penyembuhan luka sangat bergantung pada kontrol glikemik yang baik. Hiperglikemia menyebabkan penurunan fungsi leukosit, memperlambat angiogenesis, dan meningkatkan risiko infeksi. Manajemen nyeri, latihan rentang gerak, dan edukasi tidur penting, tetapi tidak seprioritas stabilisasi kadar glukosa untuk mendukung penyembuhan luka dan menurunkan risiko amputasi.

Soal 2 

Seorang ibu primigravida usia 26 tahun dalam kala I fase aktif sudah mengalami pembukaan 6 cm selama 6 jam tanpa kemajuan. Kontraksi setiap 7 menit, berlangsung 20 detik, kekuatan sedang. Air ketuban masih utuh, DJJ 140x/menit, ibu tampak lelah dan gelisah. Partograf menunjukkan kurva kemajuan persalinan melewati garis waspada. Dokter belum tiba di ruang bersalin. Sebagai bidan, langkah paling tepat yang harus segera dilakukan sesuai standar asuhan persalinan normal adalah…
 

A. Melakukan amniotomi dan memberikan oksitosin tanpa menunggu instruksi dokter
B. Menjelaskan pada ibu bahwa persalinan masih normal dan tidak perlu tindakan apapun
C. Menilai kembali kekuatan dan frekuensi kontraksi, hidrasi ibu, serta melakukan kolaborasi rujukan
D. Menunda semua tindakan sampai dokter datang agar tidak terjadi komplikasi
E. Melanjutkan observasi 4 jam lagi karena DJJ masih normal dan ketuban belum pecah

Jawaban: C
Pembahasan: Persalinan yang tidak maju (protracted active phase) perlu evaluasi segera. Penilaian kekuatan kontraksi, hidrasi, dan tanda infeksi perlu dilakukan sambil menyiapkan kolaborasi atau rujukan. Amniotomi dan oksitosin tidak boleh dilakukan tanpa indikasi jelas dan instruksi dokter. Menunda tindakan memperburuk risiko distosia dan komplikasi.

Soal 3

Seorang pasien laki-laki 45 tahun tiba di IGD dengan luka bakar akibat ledakan gas. Luka bakar derajat II-III mencakup dada, lengan, dan sebagian wajah, sekitar 35 persen luas permukaan tubuh. Pasien tampak cemas, nadi 130x/menit, tekanan darah 92/60 mmHg, RR 32x/menit, dan suara napas serak. Kulit wajah tampak hangus, alis terbakar, dan ada jelaga di rongga mulut. Perawat harus menentukan prioritas tindakan pertama untuk mempertahankan keselamatan pasien.

A. Memasang infus besar dan memulai cairan resusitasi sesuai rumus Parkland
B. Memasang kateter urin untuk memantau keluaran
C. Membersihkan luka dengan saline steril dan menutup kasa lembap
D. Menilai dan mengamankan jalan napas segera sebelum terjadi obstruksi
E. Memberikan analgesik opioid dosis tinggi untuk mengurangi nyeri

Jawaban: D
Pembahasan: Luka bakar wajah dan tanda inhalasi (suara serak, jelaga, alis terbakar) mengancam jalan napas. Penanganan airway adalah prioritas utama pada pasien luka bakar berat karena obstruksi dapat terjadi mendadak akibat edema. Cairan resusitasi dan analgesik penting, tetapi dilakukan setelah jalan napas aman. Membersihkan luka tidak mendesak sebelum airway stabil.

Soal 4 

Seorang ibu nifas hari ke-2 mengeluh nyeri payudara, payudara tampak bengkak, kemerahan, dan keras saat diraba. Suhu tubuh 38,2°C, denyut nadi 102x/menit, dan ASI keluar sedikit saat diperah. Bayi tampak rewel saat menyusu dan sering melepaskan puting. Ibu merasa frustasi karena khawatir ASI-nya kurang. Untuk mendukung kelancaran menyusui sekaligus mengatasi masalah ibu, tindakan keperawatan paling tepat adalah…

A. Menganjurkan menghentikan menyusui sementara hingga bengkak membaik
B. Memberikan kompres dingin terus-menerus sepanjang hari
C. Mengajarkan teknik pelekatan menyusui yang benar dan menyusui lebih sering
D. Memberikan antibiotik empiris segera tanpa pemeriksaan lebih lanjut
E. Menyarankan penggunaan bra ketat untuk menekan payudara

Jawaban: C
Pembahasan: Masalah utama adalah bendungan payudara, ditandai payudara bengkak, nyeri, dan pengeluaran ASI sedikit. Manajemen utama adalah memperbaiki teknik pelekatan dan meningkatkan frekuensi menyusui agar payudara kosong optimal. Menghentikan menyusui memperburuk bendungan. Kompres dingin bisa diberikan sesudah menyusui, bukan utama. Antibiotik hanya bila ada mastitis bakteri.

Soal 5

Seorang wanita 21 tahun datang ke puskesmas untuk konseling kontrasepsi pasca keguguran 2 minggu lalu. Riwayat obstetri G1A1, belum menikah, tidak ada penyakit kronis, siklus haid belum kembali, dan saat ini tidak hamil berdasarkan tes urin. Ia menyatakan ingin menunda kehamilan minimal 3 tahun dan khawatir efek samping hormon. Petugas perlu memberikan informasi kontrasepsi yang tepat berdasarkan kondisi dan preferensi klien.

A. Menyarankan metode suntik kombinasi karena paling cepat mengembalikan kesuburan
B. Memberikan pil mini progestin karena tidak mengandung estrogen
C. Menawarkan AKDR (IUD) karena efektif jangka panjang dan bisa dipasang segera
D. Menyarankan tidak memakai kontrasepsi hingga haid pertama pasca keguguran
E. Menyarankan metode kalender karena bebas efek samping hormonal

Jawaban: C
Pembahasan: AKDR/IUD dapat dipasang segera pasca keguguran bila tidak ada infeksi atau perdarahan aktif, sangat efektif jangka panjang, dan sesuai untuk menunda kehamilan beberapa tahun. Pil mini cocok bila menyusui, bukan utama di kasus ini. Menunda kontrasepsi hingga haid pertama meningkatkan risiko kehamilan tak direncanakan. Metode kalender tidak andal untuk menunda 3 tahun.

Soal 6 

Seorang pria 70 tahun dirawat karena Stroke Iskemik akut sisi kanan dengan hemiparese, disartria, dan disfagia ringan. Ia tampak bingung terhadap waktu, GCS 14, tekanan darah 150/90 mmHg, dan nadi 96x/menit. Pasien hanya mampu mengangkat lengan kiri, tidak mampu berjalan, dan membutuhkan bantuan penuh untuk makan. Keluarga tampak cemas dan meminta pasien diberi makanan segera karena terakhir makan 10 jam lalu. Perawat harus memprioritaskan intervensi awal untuk mencegah komplikasi dan mendukung keselamatan pasien.

A. Memberikan makanan lunak segera untuk mencegah hipoglikemia
B. Memasang kateter urin untuk memantau output
C. Melakukan skrining menelan sebelum pemberian makanan oral
D. Mengajarkan latihan rentang gerak aktif pada sisi kiri tubuh
E. Menempatkan pasien di kursi roda agar lebih cepat mandiri

Jawaban: C
Pembahasan: Risiko utama pascastroke akut dengan disfagia adalah aspirasi. Skrining menelan harus dilakukan sebelum pemberian makanan atau cairan oral. Memberi makan tanpa skrining meningkatkan risiko aspirasi pneumonia. Kateter urin, latihan rentang gerak, dan mobilisasi penting tetapi bukan prioritas keselamatan awal.

Soal 7

Seorang bayi usia 2 hari lahir cukup bulan, berat badan 2500 gram, tampak kuning hingga paha, suhu 36,8°C, nadi 140x/menit, dan menyusu lemah. Ibu mengatakan bayi jarang buang air kecil dan malas menyusu sejak kemarin. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan bilirubin total 17 mg/dL, konjugasi 1 mg/dL. Tidak ada tanda infeksi. Fasilitas saat ini hanya puskesmas tanpa fototerapi. Tindakan perawat paling tepat untuk mengurangi risiko komplikasi adalah…

A. Memberikan air putih tambahan 30 ml setiap 2 jam
B. Menghangatkan bayi di bawah sinar matahari pagi selama 10 menit
C. Menyusui lebih sering setiap 2–3 jam dan segera rujuk ke rumah sakit
D. Memberikan susu formula sementara dan menunda rujukan
E. Melakukan pemijatan bayi untuk menstimulasi sirkulasi perifer

Jawaban: C
Pembahasan: Hiperbilirubinemia >15 mg/dL pada bayi <72 jam dengan tanda malas menyusu berisiko Kernikterus. Diperlukan menyusui sering untuk menurunkan sirkulasi enterohepatik dan rujukan segera ke fasilitas dengan fototerapi. Air putih kontraindikasi, sinar matahari tidak efektif, formula tanpa rujukan tidak cukup, dan pijat tidak menurunkan bilirubin.

Soal 8

Seorang pasien 45 tahun pasca operasi laparatomi mengalami penurunan kesadaran mendadak di ruang rawat. Awalnya sadar penuh, lalu menjadi mengantuk, GCS turun dari 15 menjadi 10 dalam 30 menit. Tanda vital: TD 88/50 mmHg, nadi 130x/menit, RR 30x/menit, SpO₂ 92 persen. Luka operasi tampak basah dan perban berdarah. Tim terdiri dari perawat, dokter muda, ahli gizi, dan fisioterapis. Untuk menyelamatkan pasien, kolaborasi yang harus segera diinisiasi perawat adalah…

A. Meminta fisioterapis memulai latihan pernapasan untuk meningkatkan oksigenasi
B. Menghubungi dokter bedah jaga dan menyiapkan resusitasi cairan cepat
C. Meminta ahli gizi menilai asupan nutrisi pasca operasi
D. Memberikan edukasi pada keluarga agar pasien tenang
E. Menjadwalkan pemeriksaan laboratorium lengkap sebelum intervensi lain

Jawaban: B
Pembahasan: Gejala menunjukkan kemungkinan perdarahan pasca operasi (penurunan kesadaran, hipotensi, takikardi, luka berdarah). Perawat harus kolaborasi segera dengan dokter bedah dan memulai resusitasi cairan. Intervensi gizi dan fisioterapi tidak relevan pada kondisi gawat. Menunda intervensi untuk edukasi atau laboratorium dapat memperburuk syok.

Soal 9

Seorang mahasiswi kebidanan sedang mempelajari siklus menstruasi normal. Ia mencatat bahwa kadar hormon Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) meningkat menjelang ovulasi. Ia juga membaca bahwa estrogen diproduksi oleh sel granulosa, sedangkan Progesteron diproduksi oleh korpus luteum setelah ovulasi. Untuk memahami fisiologi ini, mahasiswa harus dapat mengurutkan fase siklus menstruasi yang benar.

A. Menstruasi → Luteal → Ovulasi → Folikular
B. Folikular → Ovulasi → Luteal → Menstruasi
C. Luteal → Folikular → Ovulasi → Menstruasi
D. Ovulasi → Folikular → Menstruasi → Luteal
E. Menstruasi → Ovulasi → Folikular → Luteal

Jawaban: B
Pembahasan: Urutan siklus menstruasi normal adalah fase folikular (FSH dominan, estrogen meningkat), diikuti ovulasi (lonjakan LH), kemudian fase luteal (progesteron dominan), dan jika tidak terjadi kehamilan, dilanjutkan menstruasi. Jawaban lain salah urutan.

Soal 10

Seorang pasien dewasa datang ke IGD setelah kecelakaan lalu lintas. Pasien sadar tetapi tampak pucat, gelisah, nadi 138x/menit, TD 84/50 mmHg, RR 34x/menit, SpO₂ 94 persen. Terdapat perdarahan aktif dari paha kanan dengan fraktur terbuka, darah merembes ke kasur. Perawat harus segera menentukan tindakan prioritas untuk mencegah komplikasi syok hemoragik.

A. Memberikan analgesik kuat dan memindahkan pasien ke ruang radiologi
B. Menutup luka dengan kasa lembap dan menunggu instruksi dokter
C. Menekan langsung sumber perdarahan dan meninggikan tungkai
D. Memberikan oksigen 2 L/menit sambil menunggu hasil laboratorium
E. Memasang infus lambat 20 tetes/menit untuk mempertahankan vena

Jawaban: C
Pembahasan: Pasien menunjukkan tanda Syok hemoragik. Prioritas pertama adalah menghentikan perdarahan eksternal dengan penekanan langsung dan posisi tungkai ditinggikan untuk meningkatkan perfusi. Analgesik dan radiologi ditunda. Oksigen penting tapi tidak cukup tanpa kontrol perdarahan. Infus lambat tidak sesuai karena butuh resusitasi cepat.

Soal 11

Seorang laki-laki 58 tahun dengan riwayat Penyakit Ginjal Kronis stadium 5 menjalani hemodialisis rutin. Ia datang ke ruang HD dengan keluhan lemas, mual, dan sulit tidur. Hasil laboratorium menunjukkan kadar kalium 6,7 mmol/L, kreatinin 10 mg/dL, dan EKG tampak gelombang T tinggi runcing. Pasien tampak cemas, denyut nadi 54x/menit, dan tekanan darah 100/60 mmHg. Perawat harus menentukan prioritas intervensi sebelum menjalani dialisis.

A. Memberikan makanan tinggi protein untuk meningkatkan kondisi umum
B. Memasang kateter urin untuk memantau diuresis
C. Menyiapkan pemberian kalsium glukonat sesuai instruksi dokter
D. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi kecemasan
E. Meminta pasien segera naik ke tempat tidur dialisis tanpa intervensi apapun

Jawaban: C
Pembahasan: Hiperkalemia berat dengan perubahan EKG (T runcing) berisiko Aritmia ventrikel. Pemberian kalsium glukonat IV adalah intervensi emergensi untuk menstabilkan membran miokard sebelum dialisis. Nutrisi, relaksasi, dan kateter bukan prioritas utama pada kondisi ini.

Soal 12

Ibu hamil usia 18 minggu datang untuk kunjungan antenatal. Ia mengeluh lemas, mudah pusing, dan sering tampak pucat menurut keluarganya. Pemeriksaan Hb 8,2 g/dL, TD 110/70 mmHg, nadi 92x/menit, RR 22x/menit. Ibu belum pernah mendapat tablet tambah darah sebelumnya. Ibu tampak bingung saat ditanya tentang pola makan sehari-hari dan jarang mengonsumsi sumber protein hewani. Langkah keperawatan yang paling tepat adalah…

A. Memberikan konseling gizi seimbang dan mulai suplementasi tablet Fe sesuai dosis
B. Menganjurkan istirahat total di rumah dan menghentikan semua aktivitas
C. Merujuk segera ke rumah sakit rujukan untuk transfusi darah
D. Memberikan vitamin C dosis tinggi saja untuk membantu penyerapan makanan
E. Menganjurkan konsumsi teh setiap habis makan untuk meningkatkan energi

Jawaban: A
Pembahasan: Hb 8,2 g/dL pada kehamilan trimester II termasuk Anemia pada kehamilan derajat sedang. Tatalaksana utama adalah tablet Fe dan konseling gizi tinggi zat besi dan protein hewani. Transfusi hanya untuk anemia berat atau simptomatik berat. Vitamin C hanya pendukung, teh justru menghambat absorpsi zat besi.

Soal 13

Seorang pria 36 tahun mengalami kecelakaan kerja tertimpa benda berat di dada. Saat tiba di IGD, pasien sadar, nyeri hebat dada kanan, napas cepat dangkal, SpO₂ 88 persen, deviasi trakea ke kiri, suara napas kanan hilang, dan vena jugularis menonjol. Denyut nadi 132x/menit, TD 80/50 mmHg, kulit pucat dingin. Perawat harus segera mengambil tindakan darurat sesuai prioritas keselamatan jiwa.
A. Memberikan analgesik kuat untuk menurunkan nyeri dada
B. Memberikan oksigen nasal kanul 2 L/menit sambil menunggu hasil rontgen
C. Menyiapkan pemasangan jarum dekompresi pada hemitoraks kanan
D. Memasang infus besar dan memberikan cairan lambat 20 tetes/menit
E. Menempatkan pasien posisi Trendelenburg untuk meningkatkan perfusi otak

Jawaban: C
Pembahasan: Gejala klasik Tension pneumotoraks memerlukan dekompresi jarum segera untuk menyelamatkan nyawa. Memberi oksigen, cairan, atau analgesik tanpa mengatasi penyebab tidak cukup. Rontgen tidak boleh menunda tindakan life-saving.

Soal 14

Ibu postpartum hari ke-3 datang kontrol dengan keluhan demam 38,9°C, nyeri tekan uterus, lokhia berbau busuk, dan jumlahnya meningkat. Denyut nadi 110x/menit, tekanan darah 100/70 mmHg, dan ibu tampak lemas. Bayi menyusu dengan baik, berat badan meningkat. Perawat harus menentukan kemungkinan masalah utama dan tindakan awal yang tepat.

A. Menyimpulkan infeksi nifas dan merujuk segera ke rumah sakit
B. Menyimpulkan produksi ASI tidak cukup dan meningkatkan frekuensi menyusui
C. Menyarankan banyak istirahat di rumah tanpa terapi
D. Memberikan vitamin tambahan dosis tinggi untuk ibu
E. Menunda evaluasi dan menunggu kontrol berikutnya 3 hari

Jawaban: A
Pembahasan: Demam, nyeri tekan uterus, dan lokhia berbau busuk menandakan Endometritis sebagai bentuk infeksi nifas. Perlu rujukan ke rumah sakit untuk antibiotik IV segera. Menunda perawatan meningkatkan risiko sepsis. Produksi ASI bukan masalah utama.

Soal 15

Seorang ibu 35 tahun dengan 3 anak datang untuk memilih kontrasepsi jangka panjang. Ia tidak memiliki riwayat penyakit kronis, tekanan darah normal, menyusui bayi 8 bulan, dan ingin menunda kehamilan minimal 10 tahun. Ia khawatir lupa minum pil dan sering sibuk bekerja di luar rumah. Kontrasepsi yang paling tepat sesuai kebutuhan dan kondisinya adalah…

A. Pil kombinasi setiap hari
B. Suntik progestin tiap bulan
C. AKDR (IUD) tembaga tanpa hormon
D. Metode kalender dengan pencatatan siklus
E. Kondom pria setiap hubungan

Jawaban: C
Pembahasan: AKDR tembaga efektif hingga 10 tahun, tidak memengaruhi laktasi, tidak perlu kepatuhan harian, dan cocok untuk wanita paritas tinggi. Pil dan suntik memerlukan kepatuhan tinggi. Kalender dan kondom memiliki angka kegagalan tinggi.

Soal 16

Seorang laki-laki 70 tahun dirawat dengan Stroke Iskemik fase akut. Ia mengalami hemiparese kiri, bicara pelo, sulit menelan, dan tampak bingung terhadap waktu. Nadi 98x/menit, TD 140/80 mmHg, RR 24x/menit, SpO₂ 94 persen. Pasien tampak lemah dan hanya berbaring sepanjang hari, belum makan sejak kemarin. Keluarga meminta agar pasien segera diberi makan karena tampak lapar. Intervensi keperawatan paling tepat dan aman yang harus dilakukan perawat sebelum memberikan makanan adalah…

A. Mengatur posisi fowler dan memberikan makanan halus secara perlahan
B. Melakukan skrining menelan untuk mencegah risiko aspirasi
C. Memberikan cairan manis melalui sedotan agar energi cepat pulih
D. Menunda makan sampai kesadaran membaik total
E. Memberikan terapi nutrisi parenteral segera

Jawaban: B
Pembahasan: Pasien pasca stroke dengan disfagia berisiko tinggi Aspirasi, sehingga skrining menelan wajib sebelum pemberian makan oral. Memberi makan tanpa skrining bisa menyebabkan aspirasi pneumonia. Menunda makan berlebihan memperburuk status nutrisi, dan nutrisi parenteral bukan langkah awal.

Soal 17

Seorang pria 60 tahun datang ke IGD dengan nyeri dada kiri menekan sejak 2 jam lalu, menjalar ke lengan kiri, disertai mual, keringat dingin, dan lemas. TD 90/60 mmHg, nadi 120x/menit, RR 28x/menit, SpO₂ 88 persen, EKG menunjukkan elevasi segmen ST. Pasien tampak sangat cemas dan gelisah. Tindakan awal perawat yang paling tepat sesuai prioritas keselamatan jiwa adalah…

A. Memberikan antasida oral untuk mengurangi nyeri ulu hati
B. Memberikan oksigen aliran tinggi dan mempersiapkan terapi reperfusi
C. Meminta pasien berjalan ringan untuk menilai toleransi aktivitas
D. Memberikan makan kecil untuk mencegah hipoglikemia
E. Memasang kompres hangat di dada untuk meredakan nyeri

Jawaban: B
Pembahasan: Gejala menunjukkan Infark Miokard Akut STEMI. Prioritas awal adalah oksigenasi dan mempersiapkan terapi reperfusi (PCI/fibrinolisis). Antasida, aktivitas, atau makan justru berbahaya. Kompres hangat tidak berpengaruh pada iskemia.

Soal 18

Pasien laki-laki 35 tahun datang setelah kecelakaan motor. Ia sadar, namun tampak pucat, dingin, nadi 140x/menit, TD 78/40 mmHg, RR 36x/menit, SpO₂ 90 persen. Ada perdarahan aktif dari paha kanan dengan fraktur terbuka, darah menggenang di bawah tempat tidur. Dokter belum tiba. Perawat harus menentukan tindakan pertama yang paling tepat untuk mencegah kematian.

A. Memberikan analgesik kuat untuk menurunkan nyeri
B. Memberikan oksigen 2 L/menit dengan kanul nasal
C. Memasang infus lambat 20 tetes/menit untuk cairan awal
D. Menekan perdarahan dengan balutan tekan dan meninggikan tungkai
E. Menunggu dokter datang untuk memberi instruksi tindakan

Jawaban: D
Pembahasan: Pasien menunjukkan Syok hemoragik. Prioritas awal adalah menghentikan perdarahan eksternal dengan balutan tekan dan meninggikan tungkai untuk meningkatkan perfusi. Analgesik atau cairan tanpa kontrol perdarahan tidak efektif. Menunggu dokter memperburuk kondisi.

Soal 19

Ibu G1 usia kehamilan 40 minggu berada dalam kala II persalinan. Pembukaan lengkap telah berlangsung 3 jam, ketuban sudah pecah sejak 7 jam lalu, his kuat setiap 3 menit, DJJ 180x/menit, ibu tampak lelah dan sudah meneran lama tanpa kemajuan kepala. Kepala janin tampak di vulva saat kontraksi. Tindakan yang paling tepat dilakukan bidan saat ini adalah…

A. Menunda intervensi karena kepala sudah tampak di vulva
B. Memberikan cairan infus glukosa untuk menambah energi ibu
C. Melakukan manuver Kristeller agar janin segera lahir
D. Melakukan ekstraksi vakum sesuai prosedur karena ada tanda gawat janin
E. Menunggu dokter spesialis kandungan datang sebelum bertindak

Jawaban: D
Pembahasan: Kala II lama dengan DJJ >160 (Takikardi janin) menandakan gawat janin. Ekstraksi vakum tepat bila syarat terpenuhi (kepala tampak di vulva, pembukaan lengkap, his baik). Menunda tindakan memperburuk risiko asfiksia dan ruptur.

Soal 20

Bayi usia 2 hari lahir cukup bulan, berat lahir 3100 gram. Saat ini berat 2700 gram, tampak lemas, malas menyusu, jarang BAK, kulit kering, ubun-ubun cekung, suhu 36°C. Ibu menyusui langsung, tetapi mengatakan ASI keluar sangat sedikit dan tidak memerah. Untuk mencegah komplikasi serius, langkah paling tepat adalah…

A. Memberikan tambahan air putih 30 ml setiap 2 jam
B. Memijat bayi setiap 2 jam untuk meningkatkan metabolisme
C. Menyarankan tetap rawat rumah karena ini normal
D. Melakukan rujukan segera dan meningkatkan frekuensi menyusui
E. Memberikan susu formula cair menggunakan dot sesering mungkin

Jawaban: D
Pembahasan: Gejala menunjukkan Dehidrasi neonatal sedang–berat. Harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan dan menyusui ditingkatkan untuk rehidrasi fisiologis. Air putih dilarang untuk neonatus. Formula boleh diberikan hanya sebagai terapi medis sementara di fasilitas, bukan utama di rumah.

Tuntaskan 100 Soal UKOM Retaker Perawat & Bidan di Fungsional.id

Jangan berhenti di 20 soal pertama saja. Dapatkan ratusan contoh soal UKOM Retaker Perawat & Bidan yang lebih lengkap, disertai pembahasan mendalam agar kamu memahami setiap konsep dengan baik. Nikmati juga fitur tryout berbasis waktu nyata yang dirancang menyerupai ujian sesungguhnya sehingga kamu bisa mengukur kesiapan sebelum hari ujian tiba. Semua tersedia di Fungsional.id  untuk membantu kamu meraih kelulusan UKOM.

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Picture of Tim Asn

Tim Asn

Tim ASN adalah kelompok profesional yang terbiasa menyusun soal. Kami terdiri dari ahli berbagai bidang, berkomitmen menciptakan soal berkualitas tinggi yang relevan dengan kompetensi jabatan.

Dapatkan Akses Sistem CBT dengan ratusan paket soal + pembahasan!

Butuh Bantuan?