100+ Soal PPPK CPNS Petugas Ukur Kawasan Hutan dengan Pembahasan

100+ Soal PPPK CPNS Petugas Ukur Kawasan Hutan dengan Pembahasan

Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk formasi Petugas Ukur Kawasan Hutan merupakan salah satu formasi penting dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, khususnya di sektor kehutanan. Petugas ukur kawasan hutan bertanggung jawab dalam melakukan pemetaan, pengukuran, dan verifikasi batas kawasan hutan, yang menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan tata kelola hutan secara legal dan teknis.

Profesi ini menuntut ketelitian, penguasaan teknis pemetaan seperti penggunaan alat ukur (total station, GPS geodetik), serta pemahaman terhadap regulasi kehutanan dan pengelolaan kawasan hutan. Oleh karena itu, dalam proses seleksi CPNS/PPPK, peserta akan diuji melalui soal-soal yang tidak hanya mengukur kemampuan teknis, tetapi juga pemahaman terhadap kebijakan kehutanan, geospasial, serta kemampuan berpikir analitis.

Kisi-Kisi Soal Petugas Ukur Kawasan Hutan Sesuai KemenpanRB

Kisi-Kisi Soal Petugas Ukur Kawasan Hutan Sesuai KemenpanRB

Pembahasan kisi-kisi ini sangat penting agar peserta seleksi tidak hanya memahami apa yang akan diujikan, tetapi juga bagaimana materi tersebut diaplikasikan dalam konteks kerja nyata sebagai Petugas Ukur Kawasan Hutan. Berikut kisi kisi soal Petugas Ukur Kawasan Hutan sesuai KemenpanRB.

  • Pemahaman tentang Kawasan Hutan
    Mengetahui definisi, jenis-jenis kawasan hutan (hutan lindung, konservasi, produksi), dan fungsi ekologisnya. Memahami pentingnya batas dan status hukum kawasan sebagai dasar perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam.
  • Regulasi tentang Pengukuhan Kawasan Hutan
    Menguasai peraturan perundang-undangan seperti: UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, PP No. 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan, Permen LHK No. P.27/MenLHK/Setjen/2018 tentang tata cara penetapan batas kawasan hutan.
    Termasuk pemahaman tahapan pengukuhan (penunjukan, penataan batas, pemetaan, penetapan).
  • Teknologi Informasi dalam Pengukuran
    Menggunakan software pemetaan dan pengolahan data spasial seperti AutoCAD, ArcGIS, QGIS, atau Global Mapper dalam pengelolaan data hasil ukur kawasan hutan.
  • Pemahaman tentang Sistem Informasi Geografis (SIG)
    Menguasai prinsip dasar SIG, struktur data spasial (raster dan vektor), digitasi peta, overlay, dan pembuatan layer batas kawasan hutan.
  • Matematika Dasar dan Trigonometri
    Kemampuan menerapkan rumus trigonometri, penghitungan luas dan jarak berdasarkan sudut, dan penggunaan sistem koordinat dalam perhitungan spasial.
  • Pengertian Ilmu Ukur Tanah (Surveying)
    Menguasai dasar-dasar ilmu ukur tanah, klasifikasi pengukuran (horizontal, vertikal), serta metode pengukuran seperti polygon, traverse, dan GPS-based survey.
  • Pengenalan Alat Ukur Umum
    Mengetahui berbagai alat ukur seperti kompas, theodolit, waterpass, GPS geodetik, total station, serta drone untuk pemetaan.
  • Alat Ukur Spesifik untuk Kawasan Hutan
    Penggunaan kompas prismatik, hypsometer, klinometer, dan GPS mapping dalam menentukan posisi dan batas alami atau buatan di lapangan.
  • Cara Kerja Alat Ukur
    Menjelaskan prinsip kerja alat ukur, termasuk cara kalibrasi dan standar operasional prosedur penggunaan alat agar akurat dan efisien di medan lapang.
  • Proses Pengukuran Kawasan Hutan
    Mengikuti tahapan pengukuran mulai dari perencanaan titik ukur, orientasi medan, pemasangan patok sementara, hingga pencatatan data lapangan secara sistematis.
  • Pengolahan Data Hasil Lapangan
    Melakukan pengolahan koordinat, konversi sistem proyeksi, validasi data menggunakan perangkat lunak pemetaan, dan penyusunan laporan teknis hasil pengukuran.
  • Pengenalan Kompetensi Umum Surveyor Kehutanan
    Memahami standar kompetensi surveyor, etika profesi, keterampilan teknis dan administratif, serta kemampuan membaca peta dan bekerja tim dalam kegiatan delineasi batas kawasan hutan.

Contoh Soal Petugas Ukur Kawasan Hutan PPPK & CPNS

Contoh Soal Petugas Ukur Kawasan Hutan PPPK & CPNS

Soal-soal yang akan dihadapi tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif, mencerminkan situasi nyata di lapangan seperti penggunaan alat ukur (GPS, total station), penafsiran peta topografi, dan analisis batas kawasan berdasarkan data geospasial dan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, berlatih dengan soal-soal berbasis kompetensi adalah langkah strategis untuk meningkatkan kesiapan.

Soal Nomor 1

Dalam proses pengukuhan kawasan hutan, tahapan “penataan batas” memiliki peran penting dalam menjamin keabsahan status hukum kawasan. Jika pada suatu lokasi terjadi tumpang tindih antara batas kawasan hutan hasil pengukuran dengan batas administrasi desa, langkah paling tepat yang harus dilakukan oleh Petugas Ukur Kawasan Hutan adalah:

A. Menyesuaikan batas kawasan hutan agar tidak melanggar batas administrasi desa
B. Mengabaikan konflik batas karena kawasan hutan merupakan kewenangan pusat
C. Menyampaikan temuan tumpang tindih kepada tim terpadu untuk klarifikasi dan verifikasi lapangan
D. Menghentikan pengukuran hingga ada instruksi dari atasan
E. Mengubah hasil pengukuran sesuai peta kerja awal untuk menjaga konsistensi data

Jawaban: C

Pembahasan:

Pada tahap penataan batas, sangat mungkin ditemukan kondisi tumpang tindih antara batas kawasan hutan dan wilayah administrasi. Dalam praktiknya, penyelesaian kasus seperti ini tidak bisa dilakukan sepihak oleh petugas lapangan. Solusi yang benar sesuai Permen LHK No. P.27/MenLHK/Setjen/2018 adalah melibatkan tim terpadu, yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan (pemerintah daerah, masyarakat adat, BPN, KLHK) untuk melakukan verifikasi lapangan dan memastikan keabsahan batas. Menyampaikan temuan ke tim terpadu adalah langkah paling profesional dan legal.

Soal Nomor 2

Seorang Petugas Ukur Kawasan Hutan sedang melakukan pemetaan batas kawasan dengan menggunakan GPS geodetik dan mendapati hasil pengukuran menunjukkan deviasi koordinat yang signifikan dari peta kerja. Kemungkinan penyebab utama dari deviasi tersebut adalah:

A. Kesalahan pada pengaturan layer di perangkat lunak SIG
B. GPS geodetik tidak digunakan sesuai SOP kalibrasi
C. Skala peta kerja terlalu besar
D. Kesalahan penafsiran citra satelit
E. Batas alami kawasan hutan telah bergeser secara fisik

Jawaban: B

Pembahasan:

Deviasi koordinat dalam hasil GPS geodetik bisa disebabkan oleh banyak faktor, namun yang paling teknis dan umum terjadi adalah penggunaan alat yang tidak dikalibrasi dengan baik, atau tidak mengikuti standar operasional prosedur (SOP). GPS geodetik memiliki tingkat presisi tinggi, tetapi tetap harus digunakan secara benar, seperti memperhitungkan posisi satelit, waktu akuisisi, dan pengaturan sistem proyeksi. Kesalahan layer (opsi A) bisa terjadi, tapi dampaknya biasanya berupa ketidaksesuaian tampilan, bukan koordinat mentah.

Soal Nomor 3

Dalam penggunaan QGIS untuk pengolahan data hasil pengukuran kawasan hutan, seorang petugas ingin membuat layer batas kawasan berdasarkan data titik koordinat hasil pengukuran. Proses yang paling tepat dan efisien untuk mengubah titik-titik tersebut menjadi sebuah batas polygon adalah:

A. Menggunakan fitur “Rasterize” kemudian mengkonversinya ke polygon
B. Mengimport koordinat ke shapefile titik lalu menggunakan “Polygonize”
C. Menambahkan data koordinat ke atribut tabel dan menggambarnya secara manual
D. Menggunakan plugin “Points to Path” dan dilanjutkan dengan “Lines to Polygon”
E. Menghubungkan titik dengan tool “Snapping” lalu mengkonversinya ke layer poligon

Jawaban: D

Pembahasan:

Di QGIS, proses standar untuk membentuk batas polygon dari data titik koordinat adalah dengan mengonversi titik menjadi garis (path) terlebih dahulu, baru kemudian diubah menjadi poligon. Ini bisa dilakukan secara otomatis dan akurat dengan plugin “Points to Path” (membuat garis dari urutan titik), lalu dilanjutkan dengan fungsi “Lines to Polygon” untuk menutup garis menjadi area tertutup. Cara ini efisien dan menghindari kesalahan manual.

Soal Nomor 4

Dalam kegiatan survei batas kawasan hutan, salah satu metode yang digunakan adalah polygon tertutup. Tujuan utama dari penggunaan metode ini dalam pengukuran adalah:

A. Menghindari penggunaan alat ukur yang kompleks
B. Menyusun peta topografi kawasan secara langsung
C. Menentukan ketinggian pohon dan kemiringan lereng
D. Memastikan bahwa pengukuran membentuk batas area yang utuh dan tertutup
E. Menghubungkan kawasan hutan dengan batas wilayah administrasi desa

Jawaban: D

Pembahasan:

Metode polygon tertutup digunakan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran lapangan membentuk suatu batas yang menyatu dan menutup (closed loop). Ini penting dalam pemetaan batas kawasan hutan agar area yang dihitung dapat diukur luasnya dan dipastikan tidak ada celah yang tertinggal. Tujuannya bukan untuk menentukan topografi atau ketinggian pohon, melainkan untuk membentuk area yang utuh secara spasial.

Soal Nomor 5

Salah satu prinsip penting dalam penggunaan alat theodolit adalah pengukuran sudut horizontal dan vertikal. Ketika sudut horisontal diukur secara berulang dan hasilnya bervariasi, maka langkah yang paling tepat dilakukan adalah:

A. Mengganti alat dengan GPS untuk menghindari kesalahan
B. Mencatat semua hasil lalu mengambil nilai tertinggi
C. Melakukan kalibrasi alat dan mengulangi pengukuran
D. Mengabaikan selisih selama tidak melebihi 10 derajat
E. Memindahkan titik ukur ke lokasi lain yang lebih stabil

Jawaban: C

Pembahasan:

Jika hasil pengukuran sudut dengan theodolit menunjukkan variasi atau inkonsistensi, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah kalibrasi ulang alat. Kesalahan bisa terjadi akibat penyimpangan alat atau posisi yang tidak stabil. Pengukuran harus akurat karena akan berpengaruh langsung terhadap hasil pemetaan. Mengabaikan selisih atau mengganti alat bukan solusi yang prosedural pada tahap awal evaluasi.

Soal Nomor 6

Seorang petugas menggunakan ArcGIS untuk melakukan overlay antara peta rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan batas kawasan hutan yang baru diukur. Tujuan utama dari proses overlay ini adalah:

A. Menggabungkan kedua layer menjadi satu layer baru yang bersifat topografi
B. Membandingkan tumpang tindih fungsi ruang dan status kawasan secara spasial
C. Menghapus layer yang tidak relevan terhadap peta dasar
D. Menyesuaikan simbolisasi dan warna agar peta mudah dibaca
E. Menambahkan koordinat grid untuk mempermudah navigasi

Jawaban: B

Pembahasan:

Overlay dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk menganalisis tumpang tindih spasial antar dua atau lebih layer. Dalam konteks kawasan hutan dan RTRW, overlay dapat menunjukkan konflik fungsi ruang, seperti kawasan lindung yang berada di atas rencana permukiman. Analisis ini menjadi dasar dalam rekomendasi perencanaan dan penyelesaian konflik tata ruang.

Soal Nomor 7

Menurut UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, penetapan kawasan hutan merupakan bagian dari pengukuhan kawasan hutan. Salah satu implikasi hukum dari status kawasan yang belum ditetapkan secara resmi adalah:

A. Kawasan tersebut dapat dikelola oleh masyarakat secara bebas
B. Pemerintah wajib memberikan izin konsesi sementara
C. Statusnya sebagai hutan negara tidak berlaku secara legal
D. Diperlukan izin khusus untuk kegiatan survey dan pemetaan
E. Kawasan tersebut tidak masuk dalam sistem pemantauan kehutanan

Jawaban: C

Pembahasan:

Salah satu syarat sah secara hukum bahwa suatu wilayah adalah kawasan hutan negara adalah sudah melalui tahapan pengukuhan secara lengkap: mulai dari penunjukan, penataan batas, pemetaan, hingga penetapan. Jika belum ditetapkan, maka status hukumnya belum kuat, meskipun secara faktual kawasan tersebut masih berupa hutan. Ini penting karena menyangkut legalitas dalam perlindungan dan penegakan hukum terhadap kawasan tersebut.

Soal Nomor 8

Dalam survei pengukuran batas kawasan hutan menggunakan GPS mapping, akurasi posisi sangat dipengaruhi oleh kondisi lapangan. Berikut adalah faktor paling signifikan yang dapat menurunkan akurasi sinyal GPS di hutan lebat:

A. Suhu udara yang ekstrem
B. Kelembaban tinggi di permukaan tanah
C. Pepohonan yang menutupi sinyal satelit
D. Kecepatan angin di sekitar lokasi
E. Jarak antara titik ukur dan sungai terdekat

Jawaban: C

Pembahasan:

Salah satu tantangan utama dalam penggunaan GPS di lapangan, khususnya di kawasan hutan tropis, adalah kanopi hutan yang rapat dan tinggi. Daun dan batang pohon dapat menghalangi atau memantulkan sinyal satelit, menyebabkan error posisi (multipath error) atau sinyal hilang. Oleh karena itu, penting memilih waktu dan posisi terbaik dalam pengambilan data, serta menggunakan alat GPS yang mampu mengatasi kondisi semacam ini.

Soal Nomor 9

Seorang petugas ukur menggunakan kompas prismatik untuk menentukan arah garis batas kawasan hutan. Setelah pengukuran, didapatkan azimuth sebesar 135°. Arah ini menunjukkan:

A. Timur laut
B. Tenggara
C. Barat daya
D. Barat laut
E. Utara

Jawaban: B

Pembahasan:

Azimuth 135° berada di antara arah timur (90°) dan selatan (180°), tepatnya di arah tenggara. Kompas prismatik sering digunakan untuk membaca arah dalam derajat azimuth. Pemahaman azimuth penting dalam penggambaran batas dan orientasi lapangan.

Soal Nomor 10

Dalam ilmu ukur tanah, salah satu metode pengukuran yang digunakan untuk area yang luas dan tidak rata adalah metode polygon terbuka. Kekurangan utama dari metode ini adalah:

A. Memerlukan banyak tenaga kerja
B. Tidak dapat digunakan untuk menghitung luas
C. Tidak dapat mendeteksi kesalahan penutupan
D. Hanya dapat dilakukan dengan alat digital
E. Terlalu lama dibanding metode GPS

Jawaban: C

Pembahasan:

Dalam polygon terbuka, pengukuran tidak kembali ke titik awal, sehingga tidak dapat dilakukan pemeriksaan kesalahan penutupan (closure error). Ini membuat metode ini kurang tepat bila diperlukan validasi spasial yang akurat seperti pada pemetaan batas kawasan. Metode polygon tertutup lebih disarankan dalam konteks tersebut.

Soal Nomor 11

Saat melakukan pengukuran dengan total station, data yang diperoleh adalah sudut horizontal, vertikal, dan jarak miring. Untuk menghitung koordinat titik hasil ukur, data tersebut harus dikonversi menjadi:

A. Koordinat geodetik dan elevasi
B. Koordinat planimetris (X, Y) dan elevasi (Z)
C. Titik tengah antara dua patok
D. Sudut elevasi dan panjang garis
E. Posisi topografi dan vegetasi

Jawaban: B

Pembahasan:

Total station mengukur sudut dan jarak untuk menentukan posisi suatu titik dalam bentuk koordinat X, Y, dan Z. Ini digunakan dalam pembuatan peta topografi atau delineasi batas. Konversi ini dilakukan menggunakan perangkat lunak atau langsung dari perangkat total station yang telah dikalibrasi.

Soal Nomor 12

Dalam Sistem Informasi Geografis (SIG), data spasial dibagi menjadi dua bentuk utama, yaitu data raster dan vektor. Contoh paling tepat dari data vektor adalah:

A. Citra satelit resolusi tinggi
B. Peta digital hasil scan dari kertas
C. Layer jalan dalam format shapefile (.shp)
D. Grid elevasi tanah dalam DEM
E. Hasil pemindaian topografi dari drone

Jawaban: C

Pembahasan:

Data vektor merupakan data spasial yang berbentuk titik, garis, dan poligon, yang masing-masing memiliki atribut. Contoh nyatanya adalah shapefile yang menyimpan informasi seperti jalan, batas wilayah, atau sungai. Sebaliknya, data raster berupa grid atau piksel, seperti citra satelit atau DEM (Digital Elevation Model).

Soal Nomor 13

Salah satu tahapan dalam pengukuhan kawasan hutan adalah penataan batas. Tujuan utama dari tahapan ini adalah:

A. Menetapkan fungsi hutan berdasarkan vegetasi
B. Menentukan lokasi untuk kegiatan ekowisata
C. Menyusun laporan evaluasi kehutanan
D. Menentukan batas fisik di lapangan yang dapat dikenali
E. Menghitung jumlah flora dan fauna di wilayah tersebut

Jawaban: D

Pembahasan:

Tahap penataan batas dalam proses pengukuhan kawasan hutan bertujuan untuk menetapkan batas fisik yang jelas dan dapat dikenali di lapangan, seperti aliran sungai, jalan, atau patok batas. Hal ini penting untuk mencegah konflik lahan dan menjaga legalitas status kawasan tersebut.

Soal Nomor 14

Dalam pemrosesan data hasil pengukuran batas kawasan hutan, seorang petugas menggunakan sistem koordinat UTM. Keunggulan utama sistem UTM dibandingkan sistem geografis adalah:

A. Menggunakan satuan derajat sehingga lebih detail
B. Menghasilkan peta topografi dengan skala besar
C. Menggunakan satuan meter sehingga memudahkan pengukuran jarak dan luas
D. Lebih cocok digunakan di daerah kutub
E. Tidak memerlukan datum dan proyeksi

Jawaban: C

Pembahasan:

Sistem UTM (Universal Transverse Mercator) menggunakan satuan meter, menjadikannya sangat cocok untuk keperluan pengukuran jarak dan luas yang akurat, terutama pada skala besar seperti pengukuran batas kawasan hutan. Sebaliknya, sistem geografis menggunakan satuan derajat (lintang dan bujur), yang kurang praktis untuk pengukuran spasial.

Soal Nomor 15

Peraturan yang mengatur tata cara penetapan batas kawasan hutan secara spesifik adalah:

A. UU No. 5 Tahun 1990
B. PP No. 45 Tahun 2004
C. Permen LHK No. P.27/MenLHK/Setjen/2018
D. Permenhut No. P.58/Menhut-II/2009
E. PP No. 6 Tahun 2007

Jawaban: C

Pembahasan:

Permen LHK No. P.27/MenLHK/Setjen/2018 secara khusus mengatur mengenai tata cara penetapan batas kawasan hutan, yang mencakup penunjukan, penataan batas, pemetaan, dan penetapan. Ini merupakan dasar operasional bagi petugas ukur dalam kegiatan pengukuhan kawasan hutan.

Soal Nomor 16

Dalam kegiatan pengukuran batas kawasan hutan, penggunaan GPS geodetik lebih diutamakan dibandingkan GPS handheld karena:

A. Lebih ringan dan mudah digunakan
B. Dapat dipakai dalam kondisi tanpa sinyal satelit
C. Memiliki akurasi pengukuran hingga centimeter
D. Tidak memerlukan referensi koordinat
E. Tidak memerlukan post-processing data

Jawaban: C

Pembahasan:

GPS geodetik memiliki kemampuan akurasi sangat tinggi, hingga tingkat centimeter, sehingga sangat ideal digunakan dalam pengukuran batas kawasan yang memerlukan presisi tinggi. Berbeda dengan GPS handheld yang hanya memiliki akurasi meteran.

Soal Nomor 17

Saat melakukan pengolahan data spasial hasil pengukuran, seorang petugas melakukan proses overlay pada software SIG. Tujuan dari proses ini adalah:

A. Mengubah sistem koordinat data
B. Menghitung luas area yang tumpang tindih antara dua layer peta
C. Meningkatkan resolusi peta raster
D. Mengonversi data vektor ke raster
E. Membuat animasi 3D dari data topografi

Jawaban: B

Pembahasan:

Overlay dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk menganalisis hubungan spasial antara dua atau lebih layer peta, seperti mencari area tumpang tindih, zona rawan konflik lahan, atau evaluasi penggunaan lahan. Proses ini sangat penting dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan hutan.

Soal Nomor 18

Salah satu tugas penting dari Petugas Ukur Kawasan Hutan adalah menyusun laporan teknis hasil pengukuran. Informasi penting yang wajib dicantumkan dalam laporan tersebut adalah:

A. Rencana kerja jangka panjang
B. Data pribadi seluruh tim ukur
C. Dokumentasi titik ukur, peta hasil pengukuran, dan koordinat batas
D. Data flora dan fauna yang ditemukan
E. Estimasi nilai ekonomi hutan

Jawaban: C

Pembahasan:

Laporan teknis pengukuran kawasan hutan harus menyajikan data-data hasil lapangan secara lengkap dan sistematis, termasuk koordinat titik ukur, peta hasil pengukuran, dokumentasi lapangan, serta catatan proses pengukuran. Ini menjadi dasar dalam proses legalisasi batas kawasan hutan oleh instansi berwenang.

Soal Nomor 19

Pada saat penataan batas kawasan hutan, salah satu teknik yang digunakan adalah pengukuran dengan metode traverse tertutup. Kelebihan utama metode ini dibandingkan metode lainnya adalah:

A. Tidak memerlukan koreksi sudut dan jarak
B. Dapat dilakukan tanpa alat bantu ukur
C. Memberikan hasil pengukuran dengan akurasi tinggi dan dapat diverifikasi secara geometris
D. Lebih cepat karena tidak perlu menyusun titik awal dan akhir
E. Tidak perlu menggunakan sistem koordinat lokal atau global

Jawaban: C

Pembahasan:

Traverse tertutup adalah metode pengukuran yang sangat umum digunakan dalam survei batas kawasan karena hasilnya dapat diuji akurasi dan konsistensinya secara geometris, yaitu dengan memeriksa penutupan sudut dan koordinat. Ini memberikan hasil yang lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dibandingkan metode lain seperti traverse terbuka.

Soal Nomor 20

Fungsi dari kompas prismatik dalam kegiatan pengukuran batas kawasan hutan adalah:

A. Menentukan elevasi titik ukur
B. Mengukur kelembaban dan suhu lingkungan
C. Mengukur arah (azimuth) secara langsung di lapangan
D. Membaca tinggi pohon dengan prinsip pantulan cahaya
E. Membuat sketsa peta manual di medan

Jawaban: C

Pembahasan:

Kompas prismatik adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan arah atau azimuth suatu titik terhadap titik lainnya secara visual langsung di lapangan. Alat ini berguna terutama dalam medan yang belum memiliki titik kontrol tetap, seperti di kawasan hutan yang belum dipetakan secara detail.

Dapatkan Soal dan Materi Petugas Ukur Kawasan Hutan Lebih Lengkap di Fungsional.id!

Dapatkan Soal dan Materi Petugas Ukur Kawasan Hutan Lebih Lengkap di Fungsional.id!

Ingin lolos seleksi CPNS atau PPPK formasi Petugas Ukur Kawasan Hutan dengan percaya diri? Kunjungi fungsional.id untuk mengakses kumpulan soal HOTS, pembahasan mendalam, serta materi lengkap yang sesuai kisi-kisi resmi KemenpanRB. Semua tersusun sistematis dan mudah dipahami!

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Picture of Tim Asn

Tim Asn

Tim ASN adalah kelompok profesional yang terbiasa menyusun soal. Kami terdiri dari ahli berbagai bidang, berkomitmen menciptakan soal berkualitas tinggi yang relevan dengan kompetensi jabatan.
Open chat
Halo!
Silahkan Hubungi Kami Jika Ada Pertanyaan...