Penata kelola zakat dan wakaf adalah jabatan kunci dalam pengelolaan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf, yang bertujuan untuk memastikan bahwa dana-dana tersebut digunakan secara optimal sesuai dengan prinsip syariat Islam dan peraturan yang berlaku. Posisi ini melibatkan tanggung jawab utama dalam merencanakan, mengumpulkan, dan mendistribusikan dana zakat dan wakaf, serta memastikan bahwa semua kegiatan dilakukan secara transparan dan akuntabel. Penata Kelola Zakat dan Wakaf juga berperan dalam merancang kebijakan, prosedur, dan sistem administrasi untuk pengelolaan dana sosial dan keagamaan secara efektif.
Dalam menjalankan tugasnya, penata kelola zakat dan Wakaf bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan, memonitor dan mengevaluasi distribusi dana, serta berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga amil zakat dan badan wakaf. para penata kelola zakat dan wakaf juga harus memastikan bahwa dana yang dikelola tepat sasaran dan memberikan dampak positif bagi penerima.
Table of Contents
ToggleKisi-Kisi Soal Penata Kelola Zakat dan Wakaf
Kisi-kisi soal penata kelola zakat dan wakaf dirancang untuk menguji pengetahuan dan keterampilan calon dalam mengelola zakat hingga wakaf sesuai dengan prinsip syariat Islam. Berikut adalah kisi-kisi untuk soal penata kelola zakat dan wakaf.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat: Mengatur dasar hukum pengelolaan zakat di Indonesia, termasuk tugas Penata Kelola Zakat dalam menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat untuk kesejahteraan umat.
Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf: Mengatur dasar hukum terkait perwakafan, termasuk tugas Penata Kelola Wakaf dalam mengelola dan mendayagunakan aset wakaf untuk kepentingan umum sesuai syariah.
Prinsip dan Rukun Zakat: Memahami syarat dan rukun zakat, termasuk zakat fitrah dan zakat mal, serta penerapan penghitungan zakat yang benar berdasarkan harta yang wajib dizakati, seperti emas, perak, perdagangan, pertanian, dan ternak.
Pengelolaan Harta Wakaf: Mampu mengelola aset wakaf, termasuk wakaf tanah, bangunan, atau uang, agar dapat dimanfaatkan secara produktif sesuai dengan ketentuan syariah, serta mendayagunakan aset tersebut untuk kesejahteraan umat.
Penyusunan Program Distribusi Zakat: Keterampilan dalam menyusun program distribusi zakat kepada delapan golongan penerima zakat (asnaf), seperti fakir, miskin, amil, muallaf, ibnu sabil, gharimin, fisabilillah, dan riqab.
Penerapan Teknologi dalam Pengelolaan Zakat dan Wakaf: Menguasai teknologi dan aplikasi digital dalam pengelolaan zakat dan wakaf, seperti sistem informasi zakat dan wakaf yang mempermudah proses pengumpulan, distribusi, dan pelaporan.
Manajemen Amil Zakat: Mengetahui peran dan tugas amil zakat dalam menghimpun, mengelola, serta mendistribusikan zakat secara profesional, serta memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana zakat.
Penyusunan Laporan Pengelolaan Zakat dan Wakaf: Keterampilan dalam menyusun laporan keuangan dan kegiatan pengelolaan zakat dan wakaf secara transparan, termasuk laporan distribusi dana dan penggunaan aset wakaf.
Sosialisasi Zakat dan Wakaf kepada Masyarakat: Mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya zakat dan wakaf, termasuk penjelasan tentang ketentuan syariah, manfaat zakat dan wakaf, serta cara mengeluarkan zakat dan melakukan wakaf dengan benar.
Penyaluran Zakat Produktif: Memahami konsep zakat produktif, yaitu zakat yang disalurkan untuk pemberdayaan ekonomi mustahik (penerima zakat), seperti bantuan modal usaha atau pelatihan keterampilan agar mereka dapat mandiri secara ekonomi.
Peran Nazhir dalam Wakaf: Memahami peran nazhir (pengelola wakaf) dalam mengelola dan mendayagunakan harta wakaf sesuai dengan ketentuan syariah, termasuk tanggung jawabnya dalam memastikan harta wakaf digunakan untuk kepentingan umat.
Manajemen Risiko dalam Pengelolaan Zakat dan Wakaf: Mengidentifikasi dan mengelola risiko yang mungkin terjadi dalam pengelolaan zakat dan wakaf, seperti penyelewengan dana, kurangnya transparansi, atau ketidaksesuaian penggunaan harta wakaf.
Kriteria Mustahik dan Muzakki: Mengetahui kriteria mustahik (penerima zakat) dan muzakki (pemberi zakat) berdasarkan ketentuan syariah, serta mampu mengidentifikasi dan memverifikasi pihak yang berhak menerima zakat.
Pengelolaan Wakaf Uang: Mampu mengelola wakaf uang secara produktif, termasuk investasi dalam proyek-proyek yang sesuai syariah, seperti bisnis halal atau pembangunan fasilitas publik, untuk memberikan manfaat berkelanjutan bagi umat.
Regulasi dan Kebijakan Terkait Zakat dan Wakaf: Memahami regulasi dan kebijakan pemerintah terkait pengelolaan zakat dan wakaf, serta mampu mengikuti prosedur administratif yang ditetapkan oleh instansi terkait, seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Zakat dan Wakaf: Menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana zakat dan wakaf, termasuk pelaporan rutin kepada masyarakat dan pihak berwenang terkait penggunaan dana dan hasil pengelolaan wakaf.
Pengawasan dan Audit Zakat dan Wakaf: Keterampilan dalam melakukan pengawasan dan audit terhadap pengelolaan zakat dan wakaf untuk memastikan bahwa dana dan aset digunakan sesuai dengan tujuan syariah dan peraturan yang berlaku.
Pengembangan Program Wakaf Produktif: Mampu mengelola wakaf secara produktif, seperti wakaf tanah yang dimanfaatkan untuk pembangunan sekolah, masjid, atau fasilitas umum lainnya yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Kolaborasi dengan Lembaga Keuangan Syariah: Mengetahui cara bekerja sama dengan lembaga keuangan syariah dalam pengelolaan zakat dan wakaf, termasuk pengelolaan wakaf uang dan investasi zakat dalam proyek-proyek syariah.
Etika dan Kepatuhan Syariah dalam Pengelolaan Zakat dan Wakaf: Menjaga etika profesional dan memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam seluruh proses pengelolaan zakat dan wakaf, mulai dari pengumpulan hingga pendistribusian.
Contoh Soal Penata Kelola Zakat dan Wakaf untuk CPNS & PPPK
Contoh soal penata kelola zakat dan wakaf untuk CPNS & PPPK dibuat untuk mengevaluasi pemahaman dan kemampuan calon dalam mengelola dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Berikut adalah contoh soal untuk penata kelola zakat dan wakaf serta pembahasan.
1. Apa yang menjadi tugas utama Penata Kelola Zakat menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat?
A. Mengelola aset wakaf untuk kepentingan umum
B. Menyusun program distribusi zakat
C. Menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat untuk kesejahteraan umat
D. Menyusun laporan keuangan dan kegiatan zakat
E. Mengedukasi masyarakat tentang zakat
Jawaban: C. Menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat untuk kesejahteraan umat
Pembahasan: Tugas utama Penata Kelola Zakat adalah menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat untuk kesejahteraan umat sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011.
2. Dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, apa yang menjadi tanggung jawab Penata Kelola Wakaf?
A. Menghimpun dan mendistribusikan zakat
B. Mengelola dan mendayagunakan aset wakaf untuk kepentingan umum sesuai syariah
C. Menyusun laporan distribusi zakat
D. Menyediakan pelatihan bagi amil zakat
E. Mengatur jadwal sosialisasi zakat
Jawaban: B. Mengelola dan mendayagunakan aset wakaf untuk kepentingan umum sesuai syariah
Pembahasan: Penata Kelola Wakaf bertanggung jawab untuk mengelola dan mendayagunakan aset wakaf untuk kepentingan umum sesuai dengan ketentuan syariah.
3. Apa prinsip dasar yang harus dipahami dalam pengelolaan zakat menurut prinsip dan rukun zakat?
A. Zakat fitrah dan zakat mal
B. Metode perhitungan harta yang wajib dizakati
C. Kriteria penerima zakat
D. Penggunaan teknologi dalam pengelolaan zakat
E. Pengelolaan aset wakaf
Jawaban: A. Zakat fitrah dan zakat mal
Pembahasan: Prinsip dasar dalam pengelolaan zakat mencakup pemahaman tentang zakat fitrah dan zakat mal, serta penghitungan zakat yang benar berdasarkan harta yang wajib dizakati.
4. Dalam pengelolaan harta wakaf, apa yang harus diperhatikan agar aset wakaf dimanfaatkan secara produktif?
A. Penggunaan teknologi terbaru
B. Pemilihan lokasi pengelolaan yang strategis
C. Memastikan pemanfaatan aset sesuai dengan ketentuan syariah
D. Menyusun program distribusi zakat
E. Menyediakan pelatihan kepada amil zakat
Jawaban: C. Memastikan pemanfaatan aset sesuai dengan ketentuan syariah
Pembahasan: Agar aset wakaf dimanfaatkan secara produktif, penting untuk memastikan pemanfaatan aset tersebut sesuai dengan ketentuan syariah.
5. Apa yang menjadi fokus utama dalam penyusunan program distribusi zakat?
A. Menentukan jumlah zakat yang harus dikumpulkan
B. Mengidentifikasi delapan golongan penerima zakat (asnaf) dan menyusun program distribusi yang tepat
C. Mengatur jadwal pelatihan amil zakat
D. Mengelola laporan keuangan zakat
E. Menyusun strategi pemasaran zakat
Jawaban: B. Mengidentifikasi delapan golongan penerima zakat (asnaf) dan menyusun program distribusi yang tepat
Pembahasan: Fokus utama dalam penyusunan program distribusi zakat adalah mengidentifikasi delapan golongan penerima zakat (asnaf) dan menyusun program distribusi yang sesuai.
6. Bagaimana teknologi dapat digunakan dalam pengelolaan zakat dan wakaf?
A. Untuk mengatur jadwal sosialisasi zakat
B. Untuk menyusun laporan pengelolaan zakat
C. Untuk meningkatkan jumlah amil zakat
D. Untuk mempermudah proses pengumpulan, distribusi, dan pelaporan zakat dan wakaf
E. Untuk menentukan lokasi pengamatan hilal
Jawaban: D. Untuk mempermudah proses pengumpulan, distribusi, dan pelaporan zakat dan wakaf
Pembahasan: Teknologi dan aplikasi digital dapat mempermudah proses pengumpulan, distribusi, dan pelaporan zakat dan wakaf, serta meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan.
7. Apa peran utama amil zakat dalam pengelolaan zakat?
A. Menghimpun dan mendistribusikan zakat secara profesional
B. Mengelola aset wakaf
C. Menyusun laporan keuangan zakat
D. Mengatur program distribusi zakat
E. Memberikan edukasi kepada masyarakat
Jawaban: A. Menghimpun dan mendistribusikan zakat secara profesional
Pembahasan: Peran utama amil zakat adalah menghimpun, mengelola, serta mendistribusikan zakat secara profesional, serta memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana zakat.
8. Apa yang harus dicantumkan dalam laporan pengelolaan zakat dan wakaf?
A. Program edukasi masyarakat
B. Hasil observasi hilal
C. Jadwal pelatihan amil zakat
D. Laporan keuangan dan kegiatan, termasuk distribusi dana dan penggunaan aset wakaf
E. Program edukasi masyarakat
Jawaban: D. Laporan keuangan dan kegiatan, termasuk distribusi dana dan penggunaan aset wakaf
Pembahasan: Laporan pengelolaan zakat dan wakaf harus mencantumkan laporan keuangan dan kegiatan, termasuk distribusi dana dan penggunaan aset wakaf secara transparan.
9. Mengapa sosialisasi zakat dan wakaf kepada masyarakat penting?
A. Untuk mengatur jadwal distribusi zakat
B. Untuk memberikan edukasi tentang ketentuan syariah, manfaat zakat dan wakaf, serta cara mengeluarkan zakat dan melakukan wakaf dengan benar
C. Untuk menentukan lokasi observasi hilal
D. Untuk menyusun laporan keuangan
E. Untuk mengelola aset wakaf
Jawaban: B. Untuk memberikan edukasi tentang ketentuan syariah, manfaat zakat dan wakaf, serta cara mengeluarkan zakat dan melakukan wakaf dengan benar
Pembahasan: Sosialisasi penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang ketentuan syariah, manfaat zakat dan wakaf, serta cara yang benar dalam mengeluarkan zakat dan melakukan wakaf.
10. Apa yang dimaksud dengan zakat produktif dan bagaimana cara penyalurannya?
A. Zakat yang disalurkan untuk keperluan konsumsi langsung oleh mustahik
B. Zakat yang disimpan dalam bentuk aset tetap
C. Zakat yang digunakan untuk membayar utang
D. Zakat yang diberikan sebagai bantuan makanan dan minuman
E. Zakat yang disalurkan untuk pemberdayaan ekonomi mustahik, seperti bantuan modal usaha atau pelatihan keterampilan
Jawaban: E. Zakat yang disalurkan untuk pemberdayaan ekonomi mustahik, seperti bantuan modal usaha atau pelatihan keterampilan
Pembahasan: Zakat produktif adalah zakat yang disalurkan untuk pemberdayaan ekonomi mustahik, seperti bantuan modal usaha atau pelatihan keterampilan, agar mereka dapat mandiri secara ekonomi.
11. Sebuah lembaga zakat memutuskan untuk mendistribusikan zakat produktif kepada mustahik yang memiliki usaha kecil. Untuk memastikan efektivitas bantuan, lembaga tersebut sebaiknya melakukan langkah-langkah berikut, kecuali:
A. Memberikan modal usaha tanpa syarat
B. Melakukan penilaian terhadap potensi usaha dan kebutuhan mustahik
C. Menyediakan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan mustahik
D. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi untuk menilai perkembangan usaha
E. Memberikan bimbingan dalam manajemen usaha secara berkelanjutan
Jawaban: A. Memberikan modal usaha tanpa syarat
Pembahasan: Memberikan modal usaha tanpa syarat tidak efektif untuk memastikan keberhasilan zakat produktif. Evaluasi kebutuhan, pelatihan keterampilan, dan pemantauan perkembangan usaha adalah langkah penting untuk memastikan bahwa bantuan zakat produktif memberikan dampak yang positif.
12. Dalam konteks pengelolaan wakaf, jika seorang nazhir mengalami kesulitan dalam mengelola aset wakaf tanah untuk pembangunan sekolah, apa langkah yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut?
A. Menjual aset wakaf dan menggunakan dana untuk kebutuhan lain
B. Menyewa aset wakaf kepada pihak ketiga tanpa mempertimbangkan kepentingan syariah
C. Melakukan audit dan evaluasi terhadap pengelolaan aset wakaf dan mencari solusi perbaikan
D. Mengabaikan masalah dan melanjutkan dengan pengelolaan saat ini
E. Menyerahkan pengelolaan kepada lembaga keuangan syariah tanpa koordinasi lebih lanjut
Jawaban: C. Melakukan audit dan evaluasi terhadap pengelolaan aset wakaf dan mencari solusi perbaikan
Pembahasan: Audit dan evaluasi penting untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi perbaikan dalam pengelolaan aset wakaf. Menjual aset atau menyewa tanpa mempertimbangkan syariah tidak sesuai dengan prinsip pengelolaan wakaf yang benar.
13. Jika sebuah lembaga zakat ingin mengidentifikasi risiko dalam pengelolaan dana zakat, langkah pertama yang paling tepat adalah:
A. Menghimpun data donasi dari masyarakat
B. Menyusun laporan keuangan tahunan
C. Mengadakan pelatihan untuk amil zakat
D. Menetapkan prosedur distribusi zakat
E. Melakukan analisis terhadap potensi risiko yang mungkin terjadi, seperti penyelewengan dana
Jawaban: E. Melakukan analisis terhadap potensi risiko yang mungkin terjadi, seperti penyelewengan dana
Pembahasan: Analisis risiko adalah langkah pertama yang penting untuk mengidentifikasi dan mengelola potensi risiko dalam pengelolaan dana zakat. Menghimpun data donasi atau menyusun laporan keuangan bukanlah langkah awal yang langsung menangani risiko.
14. Dalam proses verifikasi mustahik, jika ditemukan perbedaan antara data yang disediakan mustahik dengan kondisi nyata, apa tindakan yang seharusnya diambil oleh pengelola zakat?
A. Mengabaikan perbedaan tersebut jika data mustahik sudah cukup baik
B. Menyediakan zakat berdasarkan data yang diberikan mustahik tanpa verifikasi lebih lanjut
C. Melakukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan keakuratan data dan kondisi nyata
D. Mengubah kriteria penerima zakat untuk menyesuaikan dengan data mustahik
E. Menyalurkan zakat kepada mustahik yang baru ditemukan tanpa verifikasi
Jawaban: C. Melakukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan keakuratan data dan kondisi nyata
Pembahasan: Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keakuratan data dan kondisi nyata mustahik, guna memastikan bahwa zakat disalurkan kepada pihak yang benar-benar membutuhkan.
15. Jika wakaf uang digunakan untuk investasi dalam proyek pembangunan fasilitas umum, apa yang harus diperhatikan oleh nazhir untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip syariah?
A. Menyediakan laporan keuangan tahunan kepada masyarakat
B. Menginvestasikan dana dalam proyek yang tidak melanggar prinsip syariah
C. Menggunakan dana untuk kegiatan promosi dan pemasaran
D. Menyimpan dana di lembaga keuangan non-syariah
E. Mengelola investasi tanpa melibatkan lembaga keuangan syariah
Jawaban: B. Menginvestasikan dana dalam proyek yang tidak melanggar prinsip syariah
Pembahasan: Agar sesuai dengan prinsip syariah, nazhir harus memastikan bahwa investasi dalam proyek pembangunan fasilitas umum tidak melanggar prinsip syariah. Laporan keuangan dan penggunaan dana untuk promosi tidak terkait langsung dengan kepatuhan syariah.
16. Dalam menghadapi masalah transparansi dalam pengelolaan zakat, lembaga zakat sebaiknya melakukan tindakan berikut, kecuali:
A. Menyusun laporan keuangan yang jelas dan terperinci
B. Mengadakan audit rutin oleh pihak ketiga
C. Menyembunyikan beberapa informasi sensitif terkait pengelolaan zakat
D. Mengadakan pertemuan dengan donatur untuk menjelaskan penggunaan dana
E. Memastikan bahwa semua pengeluaran dan penerimaan dana tercatat dengan baik
Jawaban: C. Menyembunyikan beberapa informasi sensitif terkait pengelolaan zakat
Pembahasan: Transparansi dalam pengelolaan zakat melibatkan penyusunan laporan yang jelas, audit rutin, dan keterbukaan informasi kepada donatur. Menyembunyikan informasi sensitif bertentangan dengan prinsip transparansi.
17. Jika sebuah lembaga wakaf ingin mengembangkan program wakaf produktif, apa langkah awal yang harus dilakukan untuk memastikan keberhasilan program tersebut?
A. Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi oleh program wakaf
B. Menyediakan dana tanpa rencana penggunaan yang jelas
C. Mengabaikan evaluasi potensi keuntungan dari program wakaf
D. Melakukan pengumpulan dana dari berbagai sumber
E. Menggunakan dana wakaf untuk membeli aset pribadi
Jawaban: A. Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi oleh program wakaf
Pembahasan: Langkah awal yang penting adalah mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi oleh program wakaf produktif untuk memastikan bahwa program tersebut memberikan manfaat yang sesuai dan efektif.
18. Dalam hal pengelolaan risiko dalam zakat dan wakaf, apa langkah yang harus diambil untuk meminimalkan potensi penyalahgunaan dana?
A. Mengabaikan risiko jika dana dikelola oleh pihak yang dipercaya
B. Menyusun prosedur pengelolaan dan pengawasan yang ketat
C. Menggunakan dana zakat untuk proyek yang tidak terkait dengan tujuan zakat
D. Menyimpan dana dalam rekening tanpa laporan rutin
E. Menginvestasikan dana tanpa rencana dan pengawasan yang jelas
Jawaban: B. Menyusun prosedur pengelolaan dan pengawasan yang ketat
Pembahasan: Untuk meminimalkan potensi penyalahgunaan dana, penting untuk menyusun prosedur pengelolaan dan pengawasan yang ketat. Ini akan memastikan penggunaan dana yang sesuai dan mengurangi risiko penyalahgunaan.
19. ika terdapat perubahan kebijakan pemerintah terkait pengelolaan zakat dan wakaf, bagaimana lembaga zakat dan wakaf harus merespon?
A. Mengabaikan perubahan kebijakan jika tidak mempengaruhi operasional langsung
B. Menggunakan kebijakan baru hanya untuk kepentingan internal lembaga
C. Melanjutkan dengan kebijakan lama tanpa memperhatikan perubahan
D. Menyesuaikan prosedur administratif dan operasional sesuai dengan kebijakan baru
E. Menunda implementasi kebijakan baru sampai ada klarifikasi lebih lanjut
Jawaban: D. Menyesuaikan prosedur administratif dan operasional sesuai dengan kebijakan baru
Pembahasan: Lembaga zakat dan wakaf harus menyesuaikan prosedur administratif dan operasional sesuai dengan kebijakan pemerintah terbaru untuk memastikan kepatuhan dan efektivitas pengelolaan.
20. Apa yang harus dilakukan oleh lembaga zakat dalam hal kolaborasi dengan lembaga keuangan syariah untuk pengelolaan zakat?
A. Mengabaikan prinsip syariah dan fokus pada keuntungan finansial
B. Bekerja sama dengan lembaga keuangan syariah untuk mengelola dan menginvestasikan dana zakat sesuai dengan prinsip syariah
C. Menggunakan lembaga keuangan non-syariah untuk mengelola dana zakat
D. Mengelola dana zakat secara internal tanpa melibatkan lembaga keuangan syariah
E. Menunda kolaborasi hingga dana zakat mencapai jumlah tertentu
Jawaban: B. Bekerja sama dengan lembaga keuangan syariah untuk mengelola dan menginvestasikan dana zakat sesuai dengan prinsip syariah
Pembahasan: Kolaborasi dengan lembaga keuangan syariah penting untuk memastikan bahwa dana zakat dikelola dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah. Mengabaikan prinsip syariah atau menggunakan lembaga non-syariah tidak sesuai dengan tujuan zakat.
Jadilah yang Terbaik Dengan 100+ Soal Penata Kelola Zakat dan Wakaf + Kisi-Kisi CPNS PPPK untuk Sukses Maksimal!
Jangan lewatkan kesempatan untuk mengakses lebih dari 100 soal Penata Kelola Zakat dan Wakaf serta kisi-kisi CPNS PPPK! Bergabunglah dengan sistem kami di https://fungsional.id/ atau klik banner di atas untuk mendaftar secara GRATIS. Manfaatkan materi yang lengkap dan mendalam untuk mempersiapkan ujian Anda dengan lebih baik. Ambil langkah pertama menuju kesuksesan ujian Anda sekarang!