Polisi Kehutanan adalah jabatan yang sangat penting dalam menjaga kelestarian hutan dan sumber daya alam di Indonesia. Sebagai bagian dari upaya perlindungan dan pengelolaan hutan, Polisi Kehutanan bertugas mengawasi, menegakkan hukum, dan mencegah kegiatan ilegal seperti penebangan liar, perburuan, dan perambahan hutan. Tugas ini sangat vital untuk memastikan keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan sumber daya hutan yang menjadi salah satu aset alam penting bagi negara. Mereka harus memiliki pengetahuan mendalam tentang regulasi kehutanan dan keterampilan dalam melakukan patroli, penyelidikan, dan penanganan konflik terkait pengelolaan hutan.
Selain tugas pengawasan, Polisi Kehutanan juga terlibat dalam kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kawasan hutan dan lingkungan. Hal ini mencakup bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal, dalam mengembangkan program konservasi hutan yang efektif. Kemampuan komunikasi dan pendekatan kolaboratif sangat diperlukan dalam posisi ini untuk memastikan keberhasilan dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan serta penegakan hukum yang adil dan bijaksana.
Table of Contents
ToggleKisi-Kisi Soal Polisi Kehutanan
Kisi-kisi soal Polisi Kehutanan mencakup berbagai topik penting yang harus dikuasai oleh calon peserta. Materi ini membantu mempersiapkan peserta menghadapi seleksi dengan pemahaman yang lebih baik tentang tugas dan tanggung jawab sebagai Polisi Kehutanan.
Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan: Mengatur dasar hukum pengelolaan dan perlindungan hutan di Indonesia, serta tugas Polisi Kehutanan dalam menjaga kawasan hutan.
Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan: Mengatur tentang pengawasan, pencegahan, dan penindakan terhadap pelanggaran di kawasan hutan yang menjadi tanggung jawab Polisi Kehutanan.
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.27/Menhut-II/2014 tentang Polisi Kehutanan: Mengatur tugas, wewenang, dan tanggung jawab Polisi Kehutanan dalam melakukan patroli, penyidikan, dan penegakan hukum di kawasan hutan.
Patroli Pengamanan Hutan: Polisi Kehutanan bertugas melakukan patroli rutin di kawasan hutan untuk mencegah dan mendeteksi aktivitas ilegal seperti illegal logging dan perburuan liar.
Penanganan Kebakaran Hutan: Keterampilan dalam mencegah dan menangani kebakaran hutan, termasuk penggunaan alat pemadam dan koordinasi dengan pihak terkait untuk pemadaman.
Pencegahan dan Pengawasan Perburuan Satwa Liar: Memantau dan mencegah perburuan satwa liar yang dilindungi di kawasan hutan, serta menindak pelanggar yang terlibat dalam aktivitas ilegal tersebut.
Penyidikan Kehutanan: Melakukan investigasi terkait pelanggaran di kawasan hutan, mengumpulkan bukti, dan menyusun laporan hasil penyidikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
Pengelolaan Sumber Daya Hutan Berkelanjutan: Memastikan pengelolaan hutan yang memperhatikan aspek keberlanjutan, termasuk reboisasi dan pemantauan flora serta fauna di kawasan hutan.
Penggunaan Teknologi untuk Pengawasan: Memanfaatkan teknologi seperti drone, GPS, dan SIG untuk memantau kawasan hutan dan mendeteksi potensi pelanggaran dari jarak jauh.
Pemetaan Kawasan Hutan: Memahami teknik pemetaan kawasan hutan, termasuk identifikasi batas kawasan dan pemantauan perubahan tutupan lahan
Contoh Soal Polisi Kehutanan untuk CPNS & PPPK
Contoh Soal Polisi Kehutanan untuk CPNS & PPPK menyediakan latihan soal lengkap yang dirancang untuk membantu calon peserta mempersiapkan ujian dengan lebih baik.
1. Polisi Kehutanan menemukan aktivitas penebangan liar di kawasan hutan lindung. Berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, langkah awal yang paling tepat dilakukan oleh Polisi Kehutanan adalah
A. Mengambil alih area hutan dan menanaminya kembali.
B. Menangkap pelaku dan membawa mereka ke pengadilan.
C. Melaporkan kejadian tersebut kepada instansi terkait tanpa melakukan tindakan apapun.
D. Mengamankan barang bukti dan membuat laporan kejadian untuk penindakan hukum lebih lanjut.
E. Menyusun program edukasi bagi masyarakat sekitar tentang pentingnya pelestarian hutan.
Jawaban: D. Mengamankan barang bukti dan membuat laporan kejadian untuk penindakan hukum lebih lanjut.
Pembahasan: Berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999, Polisi Kehutanan memiliki kewajiban untuk mengamankan kawasan hutan dan mengambil langkah hukum terhadap pelanggaran yang terjadi. Langkah awal yang paling tepat adalah mengamankan barang bukti dan menyusun laporan kejadian agar proses penindakan hukum dapat berjalan sesuai prosedur.
2. Dalam pelaksanaan tugas pengawasan, Polisi Kehutanan menemukan masyarakat yang menggunakan kayu dari hutan tanpa izin. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2004, tindakan yang harus dilakukan oleh Polisi Kehutanan adalah
A. Menghimbau masyarakat untuk tidak mengulangi perbuatannya.
B. Melakukan tindakan penyitaan terhadap kayu yang diambil tanpa izin.
C. Membiarkan masyarakat menggunakan kayu tersebut untuk kebutuhan pribadi.
D. Menawarkan masyarakat untuk membeli izin penggunaan kayu.
E. Mengubah status kawasan hutan untuk penggunaan masyarakat.
Jawaban: B. Melakukan tindakan penyitaan terhadap kayu yang diambil tanpa izin.
Pembahasan: Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan, salah satu tugas Polisi Kehutanan adalah melakukan tindakan pencegahan dan penindakan terhadap pelanggaran di kawasan hutan. Penyitaan kayu yang diambil tanpa izin merupakan langkah yang sesuai dengan peraturan untuk memastikan tidak ada pemanfaatan hutan yang tidak sesuai ketentuan.
3. Jika Polisi Kehutanan mendapati bahwa sebuah perusahaan telah melakukan penebangan pohon di luar batas konsesi yang diizinkan, langkah berikut yang harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku adalah
A. Menyetujui operasi penebangan dengan syarat penanaman kembali.
B. Memberikan sanksi administratif berupa denda ringan kepada perusahaan.
C. Menyita seluruh alat berat yang digunakan dan menghentikan kegiatan penebangan.
D. Meminta perusahaan untuk mengajukan izin tambahan untuk area tersebut.
E. Mengizinkan perusahaan melanjutkan penebangan dengan komitmen penghijauan.
Jawaban: C. Menyita seluruh alat berat yang digunakan dan menghentikan kegiatan penebangan.
Pembahasan: Berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 dan PP No. 45 Tahun 2004, setiap penebangan di luar izin merupakan pelanggaran. Polisi Kehutanan harus mengambil tindakan tegas, termasuk penyitaan alat berat dan penghentian kegiatan penebangan untuk menegakkan hukum dan mencegah kerusakan hutan lebih lanjut.
4. Dalam penanganan kasus pembakaran hutan, Polisi Kehutanan harus berkoordinasi dengan instansi lain. Instansi manakah yang paling tepat diajak berkoordinasi dalam penanganan kebakaran hutan tersebut?
A. Dinas Pendidikan setempat.
B. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja.
C. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
D. Kementerian Perdagangan.
E. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Jawaban: E. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Pembahasan: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) adalah instansi yang paling tepat untuk berkoordinasi dalam penanganan kasus kebakaran hutan karena mereka memiliki otoritas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah lingkungan, termasuk kebakaran hutan, bersama-sama dengan Polisi Kehutanan.
5. Seorang Polisi Kehutanan melakukan patroli di sebuah kawasan hutan lindung dan menemukan bekas-bekas penebangan liar yang baru terjadi. Tindakan pertama yang paling tepat untuk dilakukan oleh Polisi Kehutanan tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.27/Menhut-II/2014 adalah
A. Melaporkan kejadian tersebut kepada kepala dinas kehutanan setempat.
B. Mengamankan barang bukti dan membuat laporan kejadian di tempat.
C. Segera menangkap tersangka yang ditemukan di lokasi tanpa prosedur lebih lanjut.
D. Menghentikan patroli dan menunggu instruksi lebih lanjut dari atasan.
E. Melakukan patroli ulang di wilayah yang sama untuk memastikan keamanan.
Jawaban: B. Mengamankan barang bukti dan membuat laporan kejadian di tempat.
Pembahasan: Menurut Peraturan Menteri Kehutanan No. P.27/Menhut-II/2014, Polisi Kehutanan harus melakukan tindakan segera dalam mengamankan barang bukti dan membuat laporan kejadian di tempat untuk mendukung penyelidikan lebih lanjut. Melaporkan kejadian kepada atasan atau kepala dinas juga diperlukan, tetapi langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan semua bukti aman dan terdokumentasi dengan baik.
6. Dalam sebuah patroli, Polisi Kehutanan menemukan adanya jejak aktivitas illegal logging di wilayah hutan konservasi. Berdasarkan peraturan yang berlaku, langkah selanjutnya yang paling efektif yang harus dilakukan oleh Polisi Kehutanan adalah
A. Membakar kayu hasil illegal logging untuk mencegah penyebarannya.
B. Menghubungi masyarakat setempat untuk membantu melaporkan kegiatan tersebut.
C. Melakukan penyelidikan lanjutan dengan cara pengumpulan informasi tambahan dan pengawasan intensif.
D. Menghentikan patroli dan menunggu bantuan dari aparat penegak hukum lain.
E. Menyiapkan tim untuk melakukan penangkapan besar-besaran di daerah tersebut.
Jawaban: C. Melakukan penyelidikan lanjutan dengan cara pengumpulan informasi tambahan dan pengawasan intensif.
Pembahasan: Langkah terbaik setelah menemukan jejak illegal logging adalah melanjutkan penyelidikan dengan mengumpulkan informasi tambahan dan meningkatkan pengawasan di daerah tersebut. Ini penting untuk mendapatkan bukti yang lebih kuat dan mengidentifikasi pelaku sebelum melakukan tindakan lebih lanjut seperti penangkapan.
7. Dalam upaya mencegah perburuan liar di kawasan hutan konservasi, tindakan apa yang paling tepat dilakukan oleh Polisi Kehutanan saat melakukan patroli rutin?
A. Menetapkan pos penjagaan permanen di lokasi yang rawan.
B. Berpatroli hanya pada siang hari untuk menghemat tenaga.
C. Melibatkan organisasi non-pemerintah dalam kegiatan patroli.
D. Melakukan patroli acak dan tidak terjadwal untuk meningkatkan efektivitas.
E. Memberikan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat sekitar tanpa tindakan patroli.
Jawaban: D. Melakukan patroli acak dan tidak terjadwal untuk meningkatkan efektivitas.
Pembahasan: Patroli acak dan tidak terjadwal lebih efektif karena dapat membuat pelaku ilegal kesulitan memprediksi waktu patroli, sehingga mengurangi kemungkinan aktivitas perburuan liar. Sementara, tindakan lainnya seperti menetapkan pos penjagaan atau sosialisasi penting, namun tidak cukup efektif tanpa adanya patroli yang bervariasi dan acak.
8. Dalam sebuah operasi gabungan dengan pihak berwenang lainnya, Polisi Kehutanan menemukan sekelompok orang yang sedang melakukan perburuan liar di dalam kawasan hutan konservasi. Apa langkah yang seharusnya dilakukan oleh Polisi Kehutanan dalam situasi ini?
A. Menghentikan operasi dan melaporkan penemuan tersebut kepada pihak kehutanan pusat.
B. Melakukan pendekatan persuasif kepada pelaku untuk menghentikan kegiatan mereka.
C. Menangkap pelaku dan mengamankan bukti serta menyerahkannya kepada pihak yang berwenang.
D. Membiarkan pelaku pergi dengan peringatan keras agar tidak mengulangi perbuatan mereka.
E. Menggunakan senjata api untuk menakut-nakuti pelaku agar menyerah.
Jawaban: C. Menangkap pelaku dan mengamankan bukti serta menyerahkannya kepada pihak yang berwenang.
Pembahasan: Langkah yang sesuai adalah menangkap pelaku dan mengamankan barang bukti, kemudian menyerahkannya kepada pihak berwenang untuk diproses hukum lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan tugas Polisi Kehutanan dalam penegakan hukum dan perlindungan kawasan hutan dari aktivitas ilegal seperti perburuan liar.
9. Dalam menghadapi kebakaran hutan yang meluas di daerah pegunungan, tim Polisi Kehutanan dihadapkan pada medan yang sulit dan akses terbatas. Apa langkah awal yang paling tepat dilakukan untuk mengoptimalkan penanganan kebakaran tersebut?
A. Mengirim tim pemadam ke titik api terdekat tanpa menunggu koordinasi pusat.
B. Meminta bantuan penduduk setempat untuk memadamkan api secara manual.
C. Melakukan pemantauan udara untuk mengidentifikasi titik api utama dan arah penyebaran api.
D. Menunggu hingga cuaca lebih baik untuk memulai pemadaman.
E. Meminta pihak berwenang untuk melakukan hujan buatan tanpa mempelajari kondisi meteorologi.
Jawaban: C. Melakukan pemantauan udara untuk mengidentifikasi titik api utama dan arah penyebaran api.
Pembahasan: Pemantauan udara akan memberikan gambaran yang jelas tentang titik api utama dan arah penyebarannya, terutama di medan yang sulit dijangkau. Ini akan memudahkan dalam penyusunan strategi pemadaman yang efektif, mengkoordinasikan sumber daya yang tepat, dan mengurangi risiko terhadap personel di lapangan.
10. Seorang petugas Polisi Kehutanan harus menggunakan fire extinguisher tipe A dalam memadamkan kebakaran yang terjadi di hutan dengan dominasi tumbuhan kering. Namun, kebakaran semakin meluas ke area dengan bahan bakar minyak di sekitar lokasi. Apa tindakan terbaik yang harus diambil petugas tersebut?
A. Tetap menggunakan fire extinguisher tipe A untuk memadamkan semua jenis kebakaran.
B. Beralih ke fire extinguisher tipe B yang lebih efektif untuk kebakaran berbahan bakar minyak.
C. Menggunakan air untuk memadamkan kebakaran di seluruh area, termasuk yang terdapat minyak.
D. Menunggu bantuan dari unit pemadam kebakaran setempat.
E. Menggabungkan semua tipe fire extinguisher yang tersedia tanpa panduan khusus.
Jawaban: B. Beralih ke fire extinguisher tipe B yang lebih efektif untuk kebakaran berbahan bakar minyak.
Pembahasan: Fire extinguisher tipe B dirancang khusus untuk menangani kebakaran yang melibatkan bahan bakar minyak. Menggunakan tipe yang sesuai akan lebih efektif dalam mengendalikan kebakaran dan mencegah penyebaran api lebih lanjut.
11. Dalam patroli rutin, petugas Polisi Kehutanan menemukan tanda-tanda aktivitas perburuan satwa liar di area konservasi. Apa langkah yang paling efektif yang harus diambil oleh petugas untuk mencegah perburuan lebih lanjut di kawasan tersebut?
A. Meningkatkan frekuensi patroli di area tersebut dan menambah personel keamanan.
B. Memasang rambu larangan berburu di sekitar area konservasi.
C. Menyita senjata berburu dari penduduk sekitar tanpa dialog.
D. Mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk menutup akses publik ke area tersebut.
E. Mengadakan operasi penyisiran dengan mengundang media untuk menekan pelaku secara publik.
Jawaban: A. Meningkatkan frekuensi patroli di area tersebut dan menambah personel keamanan.
Pembahasan: Meningkatkan frekuensi patroli dan menambah personel keamanan dapat secara langsung mengurangi aktivitas perburuan ilegal dengan meningkatkan pengawasan dan deteksi dini. Tindakan ini lebih efektif daripada tindakan lain yang bersifat pasif atau menimbulkan konflik.
12. Kebakaran besar terjadi di dekat perbatasan dua wilayah hutan lindung, dan masing-masing wilayah memiliki tim Polisi Kehutanan sendiri. Apa pendekatan yang paling efektif dalam penanganan kebakaran yang melibatkan dua tim ini?
A. Masing-masing tim menangani wilayahnya sendiri-sendiri tanpa koordinasi.
B. Mengadakan rapat koordinasi dan menyusun strategi bersama untuk pemadaman.
C. Menyelesaikan kebakaran di satu wilayah terlebih dahulu sebelum membantu wilayah lain.
D. Mengandalkan satu tim untuk memimpin pemadaman, sementara tim lain bertindak sebagai cadangan.
E. Menunggu sampai satu tim meminta bantuan secara resmi.
Jawaban: B. Mengadakan rapat koordinasi dan menyusun strategi bersama untuk pemadaman.
Pembahasan: Kebakaran di area perbatasan memerlukan koordinasi yang baik antara dua tim untuk menghindari kesalahan dalam strategi pemadaman dan penggunaan sumber daya yang tidak efisien. Dengan rapat koordinasi, kedua tim bisa saling berbagi informasi dan merancang pendekatan yang lebih terstruktur dan efektif.
13. Seorang Polisi Kehutanan menemukan indikasi adanya penebangan liar di kawasan hutan dan memutuskan untuk melakukan penyidikan. Langkah pertama yang harus diambil dalam proses penyidikan tersebut adalah
A. Mengumpulkan saksi dari masyarakat sekitar tanpa memeriksa lokasi kejadian terlebih dahulu.
B. Langsung mengajukan laporan ke pengadilan dengan informasi yang ada.
C. Melakukan pemeriksaan dan pengumpulan bukti di lokasi kejadian sesuai prosedur hukum yang berlaku.
D. Menghentikan penyidikan dan menunggu petunjuk dari pihak berwenang di pusat.
E. Mengabaikan indikasi tersebut jika tidak ada pelaku yang terlihat di lokasi.
Jawaban: C. Melakukan pemeriksaan dan pengumpulan bukti di lokasi kejadian sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Pembahasan: Dalam penyidikan kehutanan, langkah awal yang tepat adalah memeriksa dan mengumpulkan bukti di lokasi kejadian. Ini penting untuk memastikan bahwa semua informasi dan bukti yang diperlukan untuk penyidikan dan laporan disiapkan dengan benar, sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
14. Untuk memastikan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan, tindakan mana yang paling tepat dilakukan oleh Polisi Kehutanan?
A. Mengabaikan kegiatan reboisasi jika tidak ada dana yang cukup.
B. Melakukan pemantauan berkala terhadap flora dan fauna serta melaporkan hasilnya untuk evaluasi keberlanjutan.
C. Hanya melakukan patroli tanpa memperhatikan aspek reboisasi dan pemantauan.
D. Menyusun laporan tahunan tentang kegiatan ilegal tanpa melibatkan aspek pengelolaan berkelanjutan.
E. Mengandalkan laporan dari pihak ketiga tanpa melakukan verifikasi langsung.
Jawaban: B. Melakukan pemantauan berkala terhadap flora dan fauna serta melaporkan hasilnya untuk evaluasi keberlanjutan.
Pembahasan: Pengelolaan hutan yang berkelanjutan memerlukan pemantauan rutin terhadap kondisi flora dan fauna serta pelaporan hasilnya untuk evaluasi keberlanjutan. Ini memastikan bahwa langkah-langkah seperti reboisasi dan konservasi dilaksanakan secara efektif dan berkelanjutan.
15. Dalam proses penyidikan terhadap pelanggaran di kawasan hutan, apa yang harus dilakukan Polisi Kehutanan setelah mengumpulkan bukti dari lokasi kejadian?
A. Mengabaikan bukti dan melanjutkan penyidikan tanpa dokumentasi tambahan.
B. Mengirimkan bukti ke laboratorium untuk analisis dan menyusun laporan hasil penyidikan sesuai prosedur.
C. Membakar bukti yang tidak relevan untuk mencegah kebingungan.
D. Mengumumkan hasil penyidikan kepada publik sebelum laporan resmi dibuat.
E. Menunggu instruksi lebih lanjut tanpa menyusun laporan hasil penyidikan.
Jawaban: B. Mengirimkan bukti ke laboratorium untuk analisis dan menyusun laporan hasil penyidikan sesuai prosedur.
Pembahasan: Setelah mengumpulkan bukti, langkah yang benar adalah mengirimkan bukti untuk analisis laboratorium dan menyusun laporan hasil penyidikan sesuai prosedur. Ini penting untuk memastikan bahwa laporan yang dihasilkan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan diproses hukum.
16. Jika seorang Polisi Kehutanan menemukan bahwa kegiatan reboisasi di sebuah kawasan hutan tidak sesuai dengan standar keberlanjutan yang ditetapkan, tindakan apa yang seharusnya diambil?
A. Mengabaikan ketidaksesuaian dan melanjutkan dengan program reboisasi yang ada.
B. Menyusun laporan tentang ketidaksesuaian tersebut dan merekomendasikan perbaikan serta tindakan korektif.
C. Melaporkan ketidaksesuaian tersebut ke media tanpa langkah perbaikan.
D. Menghentikan seluruh kegiatan reboisasi tanpa evaluasi lebih lanjut.
E. Menunggu laporan dari pihak lain sebelum mengambil tindakan.
Jawaban: B. Menyusun laporan tentang ketidaksesuaian tersebut dan merekomendasikan perbaikan serta tindakan korektif.
Pembahasan: Jika ditemukan ketidaksesuaian dalam kegiatan reboisasi, Polisi Kehutanan harus menyusun laporan tentang masalah tersebut dan merekomendasikan perbaikan serta tindakan korektif. Ini penting untuk memastikan bahwa pengelolaan sumber daya hutan tetap memenuhi standar keberlanjutan yang ditetapkan.
17. Seorang Polisi Kehutanan menggunakan drone sebagai bagian dari strategi pengawasan untuk memantau kawasan hutan yang luas dan sulit dijangkau. Teknologi ini memungkinkan pengawasan dari ketinggian dan memberikan data visual yang terperinci. Mengingat kemampuannya, bagaimana penggunaan drone dapat meningkatkan efektivitas dalam mendeteksi aktivitas ilegal di kawasan hutan?
A. Menyebarkan informasi mengenai aturan dan peraturan kehutanan kepada masyarakat lokal secara langsung melalui pengumuman dari udara.
B. Menilai dampak perubahan iklim terhadap kawasan hutan dengan mengamati perubahan vegetasi dan cuaca dari udara.
C. Mendeteksi aktivitas ilegal seperti illegal logging dan perburuan liar dengan lebih efektif karena dapat memantau area yang luas dan mengidentifikasi tanda-tanda pelanggaran dari ketinggian.
D. Mencatat data pertumbuhan tanaman hutan dan melakukan analisis nutrisi tanah dengan menggunakan sensor yang dipasang pada drone untuk pengukuran langsung.
E. Membantu dalam pengadaan logistik dan pengiriman peralatan patroli ke daerah yang sulit dijangkau dengan menggunakan drone sebagai sarana transportasi.
Jawaban: C. Mendeteksi aktivitas ilegal seperti illegal logging dan perburuan liar dengan lebih efektif karena dapat memantau area yang luas dan mengidentifikasi tanda-tanda pelanggaran dari ketinggian.
Pembahasan: Drone memungkinkan Polisi Kehutanan untuk memantau kawasan hutan secara efektif dari ketinggian, sehingga dapat mengidentifikasi aktivitas ilegal seperti illegal logging dan perburuan liar dengan lebih jelas dan luas. Teknologi ini memberikan pandangan yang lebih komprehensif dan membantu dalam mendeteksi pelanggaran yang mungkin tidak terlihat dari patroli darat.
18. Polisi Kehutanan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk melakukan pemetaan kawasan hutan dan memantau perubahan tutupan lahan. Teknologi ini memungkinkan integrasi data dari berbagai sumber untuk analisis yang lebih mendalam. Bagaimana SIG berperan penting dalam pengelolaan dan pengawasan kawasan hutan?
A. Mengidentifikasi lokasi desa-desa di sekitar kawasan hutan untuk memfasilitasi program pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi tentang konservasi hutan.
B. Memantau perubahan tutupan lahan dan batas kawasan hutan dengan mengintegrasikan data dari berbagai sumber, sehingga memudahkan dalam memantau perubahan yang terjadi secara akurat dan terperinci.
C. Mengelola logistik dan perencanaan anggaran untuk kegiatan patroli hutan, termasuk alokasi sumber daya dan jadwal patroli yang efisien.
D. Menyusun program pelatihan untuk anggota tim patroli hutan, termasuk teknik-teknik patroli terbaru dan prosedur penegakan hukum.
E. Menghitung jumlah spesies flora dan fauna di kawasan hutan untuk menilai keanekaragaman hayati dan kondisi ekologis hutan.
Jawaban: B. Memantau perubahan tutupan lahan dan batas kawasan hutan dengan mengintegrasikan data dari berbagai sumber, sehingga memudahkan dalam memantau perubahan yang terjadi secara akurat dan terperinci.
Pembahasan: SIG membantu dalam pemetaan dan pemantauan perubahan tutupan lahan serta batas kawasan hutan dengan integrasi data yang akurat. Teknologi ini memungkinkan Polisi Kehutanan untuk melakukan analisis yang mendalam mengenai perubahan yang terjadi di kawasan hutan, membantu dalam pengambilan keputusan dan perencanaan yang efektif.
19. Dalam rangka meningkatkan efektivitas patroli hutan, Polisi Kehutanan memanfaatkan teknologi GPS untuk mendapatkan data lokasi yang akurat. Teknologi ini dapat mempengaruhi berbagai aspek operasional mereka. Apa manfaat utama dari penggunaan GPS dalam pemantauan kawasan hutan?
A. Meningkatkan komunikasi langsung dengan masyarakat hutan tentang kegiatan yang harus dihindari, dengan menggunakan sistem GPS untuk mengirimkan informasi secara real-time.
B. Menyediakan data lokasi yang akurat untuk pelaporan dan pembuatan peta wilayah hutan, sehingga memudahkan dalam melacak lokasi dan koordinat yang penting untuk pengawasan dan pengelolaan.
C. Mengelola jadwal patroli dan peralatan yang digunakan selama pengawasan hutan, termasuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan waktu yang tersedia.
D. Memprediksi cuaca dan perubahan iklim yang mempengaruhi kawasan hutan dengan menggunakan data meteorologi yang terintegrasi dengan sistem GPS.
E. Meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya konservasi hutan melalui kampanye media sosial yang terkoordinasi dengan sistem GPS untuk pelaporan lokasi kegiatan.
Jawaban: B. Menyediakan data lokasi yang akurat untuk pelaporan dan pembuatan peta wilayah hutan, sehingga memudahkan dalam melacak lokasi dan koordinat yang penting untuk pengawasan dan pengelolaan.
Pembahasan: GPS memberikan data lokasi yang sangat akurat, yang sangat penting dalam pelaporan dan pembuatan peta kawasan hutan. Dengan data GPS, Polisi Kehutanan dapat melacak lokasi kegiatan patroli dan mengelola wilayah pengawasan dengan lebih efisien.
20. Ketika Polisi Kehutanan melakukan pemetaan kawasan hutan menggunakan SIG, mereka menemukan perbedaan signifikan antara peta lama dan data terbaru yang diperoleh. Apa langkah yang harus diambil untuk menangani temuan ini dengan tepat?
A. Mengabaikan perbedaan tersebut karena peta lama mungkin tidak akurat dan tidak memperbarui informasi terbaru.
B. Melaporkan perbedaan tersebut kepada atasan dan meminta pembaruan peta secara manual untuk memastikan informasi yang akurat.
C. Melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan perubahan yang terjadi dan memperbarui data SIG jika diperlukan berdasarkan hasil verifikasi.
D. Menyebarluaskan informasi tentang perbedaan tersebut kepada masyarakat tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran tentang perubahan.
E. Menggunakan data lama sebagai dasar perbandingan dan tidak memperbarui informasi SIG untuk menghindari kebingungan dan potensi kesalahan.
Jawaban: C. Melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan perubahan yang terjadi dan memperbarui data SIG jika diperlukan berdasarkan hasil verifikasi.
Pembahasan: Langkah yang tepat adalah melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan apakah perbedaan dalam tutupan lahan yang terdeteksi adalah hasil dari perubahan nyata atau kesalahan data. Setelah verifikasi dilakukan, data SIG dapat diperbarui untuk mencerminkan kondisi terbaru dan akurat dari kawasan hutan.
Temukan Soal Lengkapnya di Sistem Kami!
Untuk mendapatkan akses penuh ke lebih dari 100 soal latihan Polisi Kehutanan CPNS dan PPPK, kunjungi sistem kami di https://fungsional.id. Klik banner di atas untuk mendaftar secara gratis dan mulai latihan dengan berbagai soal serta pembahasan mendalam yang akan membantu Anda mempersiapkan ujian dengan lebih baik. Jangan lewatkan kesempatan untuk memaksimalkan persiapan Anda dengan menggunakan sistem kami!