100 Soal Uji Kompetensi Fisioterapi Mahir + Kunci Jawaban

100 Soal Uji Kompetensi Fisioterapi Mahir + Kunci Jawaban

Fisioterapi merupakan profesi di bidang kesehatan yang berfokus pada pemulihan, peningkatan, dan pemeliharaan kemampuan gerak tubuh manusia. Seorang fisioterapis bertugas membantu pasien yang mengalami gangguan fungsi gerak akibat cedera, penyakit, atau kondisi tertentu, dengan tujuan memaksimalkan kualitas hidup mereka. Profesi ini memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang anatomi, fisiologi, biomekanik, serta keterampilan praktis dalam berbagai teknik terapi.

Uji Kompetensi Fisioterapi Mahir merupakan salah satu syarat penting bagi fisioterapis untuk mengukur kemampuan profesional mereka sesuai standar yang berlaku. Melalui ujian ini, peserta akan dinilai mulai dari penguasaan konsep dasar fisioterapi, keterampilan melakukan pemeriksaan pasien, hingga kemampuan merancang dan melaksanakan program terapi yang aman, efektif, dan berbasis bukti ilmiah.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Fisioterapi Mahir

Berikut adalah kisi-kisi yang digunakan sebagai panduan dalam Uji Kompetensi Fisioterapi Mahir. Kisi-kisi ini mencakup seluruh aspek yang harus dikuasai oleh peserta, mulai dari pemahaman teori hingga keterampilan praktis di lapangan, sehingga dapat memastikan pelayanan fisioterapi yang berkualitas dan sesuai standar profesional.

  • Konsep Dasar Ilmu Fisioterapi
    Memahami prinsip fisioterapi, anatomi, fisiologi, biomekanik, dan patologi gerak manusia. Peserta mampu mengaitkan gangguan gerak dengan pendekatan intervensi fisioterapi.

  • Pengkajian dan Pemeriksaan Pasien
    Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan gerak, kekuatan otot, keseimbangan, dan tes fungsional. Mampu menentukan diagnosis fisioterapi sesuai standar praktik.

  • Perencanaan Program Terapi
    Menyusun rencana terapi berdasarkan hasil pengkajian, tujuan rehabilitasi, dan kondisi pasien. Memilih metode terapi manual, latihan terapeutik, dan penggunaan modalitas sesuai indikasi.

  • Pelaksanaan Intervensi Fisioterapi
    Melakukan intervensi berupa terapi manual, latihan terapeutik, penggunaan modalitas elektroterapi (TENS, NMES, ultrasound, IR, SWD), hidroterapi, dan teknik mobilisasi sesuai kebutuhan pasien.

  • Evaluasi Hasil Terapi
    Melakukan evaluasi progres terapi secara berkala, membandingkan hasil dengan tujuan awal, dan menyesuaikan rencana terapi bila diperlukan.

  • Keselamatan Pasien dan Pencegahan Cedera
    Menerapkan prinsip K3, ergonomi, penggunaan alat bantu gerak yang aman, dan pencegahan infeksi sesuai protokol fasilitas kesehatan.

  • Dokumentasi dan Rekam Medis Fisioterapi
    Menyusun catatan fisioterapi lengkap mulai dari pengkajian, diagnosis, rencana terapi, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai Permenkes No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.

  • Edukasi Pasien dan Keluarga
    Memberikan edukasi tentang latihan mandiri, pencegahan kekambuhan, dan modifikasi aktivitas sehari-hari untuk mempercepat pemulihan.

  • Etika Profesi dan Regulasi
    Memahami kode etik fisioterapis, menjaga kerahasiaan pasien, serta mengetahui regulasi praktik seperti UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dan Permenkes No. 80 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Fisioterapi.

  • Praktik Fisioterapi Berbasis Bukti (Evidence-Based Practice)
    Menggunakan hasil penelitian ilmiah terbaru untuk perencanaan dan pelaksanaan terapi yang efektif dan aman.

Contoh Soal Uji Kompetensi Fisioterapi Mahir

Berikut adalah contoh soal Uji Kompetensi Fisioterapi Mahir yang dapat digunakan sebagai bahan latihan. Soal-soal ini disusun berdasarkan kisi-kisi resmi, mencakup penguasaan teori, keterampilan pemeriksaan pasien, hingga perencanaan dan pelaksanaan program terapi yang sesuai standar profesional.

Soal Nomor 1
Seorang pasien mengalami cedera pada otot hamstring saat bermain bulu tangkis. Setelah dilakukan pemeriksaan, fisioterapis menemukan adanya nyeri tekan dan keterbatasan gerak pada fleksi lutut. Berdasarkan konsep biomekanik, apa prioritas utama yang harus diperhatikan fisioterapis pada fase awal penanganan?

A. Mengurangi nyeri dan inflamasi untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut
B. Melatih kekuatan otot hamstring secara maksimal sejak awal
C. Memberikan latihan beban tinggi untuk mempercepat regenerasi otot
D. Menggunakan teknik mobilisasi sendi secara agresif
E. Mengutamakan latihan plyometric untuk mengembalikan power otot

Jawaban: A
Pembahasan:
Pada fase awal cedera otot, prioritas fisioterapi adalah mengontrol nyeri dan inflamasi untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut. Pendekatan ini sesuai prinsip RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) sebelum masuk ke tahap latihan beban dan penguatan.

Soal Nomor 2
Seorang pasien pasca stroke datang untuk terapi pertama. Hasil pengkajian menunjukkan kelemahan pada ekstremitas kanan atas dengan skor MMT 2/5. Tindakan fisioterapis yang paling tepat untuk tahap awal rehabilitasi adalah…

A. Memberikan latihan resistensi maksimal
B. Menggunakan latihan beban tinggi untuk otot lemah
C. Melakukan latihan koordinasi bilateral langsung
D. Memberikan latihan aerobik intensitas sedang
E. Memberikan latihan isometrik dan aktif terbantu sesuai kemampuan pasien

Jawaban: E
Pembahasan:
Pada pasien pasca stroke dengan kelemahan otot signifikan, intervensi awal harus berfokus pada latihan isometrik dan aktif terbantu untuk mencegah kelelahan berlebihan serta memfasilitasi aktivasi otot yang lemah. Latihan beban tinggi tidak direkomendasikan pada fase awal.

Soal Nomor 3
Seorang fisioterapis menyusun rencana terapi untuk pasien dengan cedera rotator cuff parsial. Dari hasil pengkajian, pasien mengalami nyeri saat mengangkat lengan di atas kepala dan kelemahan otot bahu. Metode terapi yang paling sesuai untuk tahap penguatan adalah…

A. Terapi panas superfisial di seluruh area bahu
B. Latihan peregangan pasif seluruh rentang gerak
C. Pemasangan IR untuk mengurangi nyeri
D. Latihan penguatan bertahap dengan resistance band pada pola gerak spesifik
E. Latihan pernapasan diafragma untuk relaksasi otot

Jawaban: D
Pembahasan:
Cedera rotator cuff parsial memerlukan penguatan otot bahu secara bertahap dan spesifik pada pola gerak fungsional. Resistance band adalah metode yang efektif untuk memberikan resistensi progresif tanpa membebani struktur yang cedera.

Soal Nomor 4
Seorang pasien menjalani terapi setelah mengalami fraktur tibia dan telah melewati fase imobilisasi. Hasil evaluasi menunjukkan otot tungkai mengalami atrofi dan rentang gerak sendi menurun. Langkah pertama yang harus dilakukan fisioterapis untuk memulihkan fungsi tungkai adalah…

A. Memberikan latihan power untuk mengembalikan kekuatan otot
B. Menggunakan terapi panas dalam (SWD) sebelum latihan
C. Melakukan latihan rentang gerak aktif untuk mengembalikan mobilitas sendi
D. Memberikan latihan plyometric untuk meningkatkan kecepatan
E. Memulai latihan aerobik intensitas tinggi

Jawaban: C
Pembahasan:
Setelah imobilisasi, prioritas adalah memulihkan rentang gerak sendi untuk menghindari kekakuan. Latihan rentang gerak aktif dapat mengembalikan mobilitas sebelum memulai latihan kekuatan atau power.

Soal Nomor 5
Dalam proses evaluasi hasil terapi pada pasien dengan nyeri punggung bawah kronis, fisioterapis menemukan penurunan intensitas nyeri dari skala 8 menjadi skala 3, tetapi fungsi gerak masih terbatas. Tindakan yang paling tepat adalah…

A. Menghentikan terapi karena nyeri sudah berkurang
B. Menyesuaikan rencana terapi untuk fokus pada peningkatan fungsi gerak
C. Mengulang intervensi awal secara penuh
D. Mengubah diagnosis fisioterapi karena nyeri berkurang
E. Melanjutkan intervensi yang sama tanpa modifikasi

Jawaban: B
Pembahasan:
Evaluasi menunjukkan nyeri berkurang namun fungsi belum optimal, sehingga rencana terapi perlu disesuaikan untuk fokus pada peningkatan mobilitas, kekuatan, dan aktivitas fungsional pasien.

Soal Nomor 6
Seorang pasien dengan cedera ligamen lutut anterior (ACL) pasca operasi datang untuk sesi rehabilitasi minggu ke-3. Hasil pemeriksaan menunjukkan lutut masih mengalami pembengkakan ringan dan kekuatan otot quadriceps menurun. Apa tujuan utama fisioterapis pada fase ini?

A. Memberikan latihan lompat dan sprint untuk menguji stabilitas lutut
B. Meningkatkan kekuatan otot quadriceps dan hamstring secara bertahap untuk mendukung sendi lutut
C. Menghindari semua bentuk latihan sampai 6 bulan pasca operasi
D. Melakukan peregangan statis intensif pada semua otot tungkai
E. Menggunakan latihan beban berat sejak awal untuk mencegah atrofi

Jawaban: B
Pembahasan:
Pada minggu ke-3 pasca operasi ACL, tujuan utama rehabilitasi adalah mengembalikan kekuatan otot pendukung lutut, khususnya quadriceps dan hamstring, secara bertahap. Latihan harus disesuaikan dengan toleransi pasien agar tidak memperburuk kondisi, sekaligus mempertahankan stabilitas sendi. Latihan intensitas tinggi atau lompat-sprint baru dilakukan pada fase akhir rehabilitasi.

Soal Nomor 7
Saat melakukan pemeriksaan pasien dengan keluhan nyeri bahu, fisioterapis menemukan keterbatasan gerak pada abduksi bahu di atas 90° dan nyeri saat melakukan tes impingement Neer dan Hawkins-Kennedy. Berdasarkan temuan ini, diagnosis fisioterapi yang paling mungkin adalah…

A. Dislokasi bahu anterior
B. Cedera labrum bahu
C. Sindrom impingement bahu
D. Tendinitis biseps
E. Fraktur klavikula

Jawaban: C
Pembahasan:
Sindrom impingement bahu terjadi ketika struktur di bawah akromion (seperti tendon rotator cuff) tertekan saat bahu diangkat. Gejalanya meliputi nyeri pada abduksi dan hasil positif pada tes provokasi seperti Neer dan Hawkins-Kennedy. Diagnosis ini membedakannya dari cedera lain seperti dislokasi atau tendinitis, yang memiliki tanda klinis berbeda.

Soal Nomor 8
Seorang pasien mengalami cedera otot betis saat berlari sprint dan terdiagnosis strain derajat 2. Setelah fase inflamasi terkendali, fisioterapis menyusun program penguatan. Intervensi yang paling tepat pada fase ini adalah…

A. Latihan peregangan maksimal tanpa pemanasan
B. Imobilisasi total selama 4 minggu
C. Latihan aerobik intensitas tinggi sejak awal
D. Latihan penguatan eksentrik bertahap untuk otot betis
E. Pemasangan kompres es setiap 2 jam tanpa latihan

Jawaban: D
Pembahasan:
Latihan eksentrik bertahap sangat efektif untuk memperkuat otot yang pernah mengalami strain karena membantu pemulihan serat otot sekaligus meningkatkan kemampuan menahan beban saat memanjang. Imobilisasi terlalu lama atau latihan berintensitas tinggi sejak awal justru dapat menghambat pemulihan dan meningkatkan risiko cedera ulang.

Soal Nomor 9
Seorang pasien datang dengan keluhan nyeri leher yang memburuk setelah bekerja di depan komputer selama berjam-jam setiap hari. Hasil pemeriksaan menunjukkan ketegangan pada otot trapezius dan keterbatasan gerak rotasi leher. Tindakan awal yang paling tepat dilakukan fisioterapis adalah…

A. Edukasi postur kerja yang benar dan latihan peregangan leher secara teratur
B. Memberikan latihan beban tinggi untuk otot leher
C. Pemberian latihan plyometric pada otot leher
D. Pemasangan kompres panas selama 60 menit penuh
E. Menggunakan brace leher setiap saat

Jawaban: A
Pembahasan:
Nyeri leher akibat postur buruk perlu diatasi dengan mengoreksi penyebab utamanya, yaitu posisi kerja. Edukasi postur yang benar dikombinasikan dengan peregangan leher secara teratur akan mengurangi ketegangan otot, meningkatkan fleksibilitas, dan mencegah kekambuhan. Latihan beban tinggi atau penggunaan brace secara terus-menerus tidak dianjurkan pada kasus seperti ini.

Soal Nomor 10
Seorang fisioterapis diminta memberikan edukasi kepada keluarga pasien pasca operasi penggantian sendi pinggul total (total hip replacement). Materi yang paling tepat untuk diberikan adalah…

A. Cara melakukan latihan isometrik dengan intensitas tinggi
B. Teknik memijat area operasi untuk mengurangi nyeri
C. Menghindari penggunaan alat bantu jalan agar otot cepat kuat
D. Mengangkat beban berat untuk melatih kekuatan tungkai
E. Panduan latihan mandiri dan modifikasi aktivitas harian untuk mencegah dislokasi sendi

Jawaban: E
Pembahasan:
Edukasi pasca total hip replacement sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti dislokasi sendi. Pasien dan keluarga harus memahami latihan mandiri yang aman, cara duduk dan berdiri yang benar, serta aktivitas yang perlu dihindari. Penekanan pada pencegahan dislokasi akan membantu mempercepat pemulihan tanpa risiko cedera ulang.

Soal Nomor 11
Seorang pasien lansia datang dengan keluhan nyeri punggung bawah kronis. Hasil pengkajian menunjukkan postur kifosis, penurunan kekuatan otot ekstensor punggung, dan keterbatasan rentang gerak ekstensi lumbal. Berdasarkan konsep fisioterapi dan biomekanika, intervensi awal yang paling tepat untuk memperbaiki fungsi dan mengurangi keluhan adalah?

A. Latihan penguatan otot ekstensor punggung dengan intensitas ringan hingga sedang disertai edukasi postur ergonomis
B. Pemberian beban berat untuk mempercepat adaptasi otot punggung
C. Terapi panas dalam di area lumbal setiap hari tanpa latihan tambahan
D. Mobilisasi tulang belakang dengan teknik thrust berkecepatan tinggi
E. Peningkatan aktivitas aerobik tanpa fokus pada otot spesifik

Jawaban: A
Pembahasan:
Nyeri punggung bawah pada lansia dengan kifosis sering disebabkan oleh kelemahan otot ekstensor punggung dan perubahan struktur tulang. Intervensi yang tepat melibatkan latihan penguatan otot postural dengan intensitas aman serta edukasi postur ergonomis untuk mengurangi tekanan pada segmen tulang belakang. Beban berat berisiko cedera, terapi panas saja tidak memperbaiki kekuatan otot, mobilisasi cepat kurang tepat untuk lansia, dan aerobik tanpa penguatan otot postural tidak spesifik untuk masalah pasien.

Soal Nomor 12
Pasien pasca stroke 3 minggu mengalami hemiparesis kiri. Saat pemeriksaan keseimbangan statis, pasien hanya mampu berdiri tegak selama 10 detik tanpa bantuan. Berdasarkan prinsip pengkajian fisioterapi, langkah selanjutnya yang paling tepat untuk meningkatkan keseimbangan pasien adalah?

A. Melakukan latihan kekuatan ekstremitas bawah secara maksimal di gym
B. Memberikan latihan plyometric dengan lompatan ringan
C. Memfokuskan latihan fleksibilitas pinggul untuk meningkatkan jangkauan gerak
D. Memberikan latihan keseimbangan bertahap menggunakan pegangan, lalu mengurangi dukungan secara progresif
E. Melakukan latihan berjalan di treadmill dengan kecepatan tinggi

Jawaban: D
Pembahasan:
Pasien pasca stroke dengan gangguan keseimbangan memerlukan latihan bertahap yang aman. Penggunaan pegangan sebagai dukungan awal memberikan rasa aman dan mencegah jatuh, lalu dukungan dikurangi seiring peningkatan kemampuan pasien. Latihan kekuatan ekstremitas bawah memang penting, tetapi tidak langsung memperbaiki keseimbangan statis. Plyometric dan treadmill berkecepatan tinggi berisiko cedera, sedangkan fleksibilitas pinggul bukan prioritas utama pada masalah ini.

Soal Nomor 13
Seorang fisioterapis menggunakan modalitas TENS pada pasien nyeri lutut akibat osteoarthritis. Setelah evaluasi 2 minggu, pasien melaporkan penurunan nyeri tetapi tetap mengalami kesulitan menaiki tangga. Berdasarkan praktik fisioterapi berbasis bukti, langkah selanjutnya yang paling efektif adalah?

A. Melanjutkan TENS sebagai terapi tunggal karena sudah ada perbaikan nyeri
B. Menghentikan terapi dan merujuk pasien ke dokter ortopedi
C. Menambahkan latihan penguatan otot quadriceps dan gluteus untuk meningkatkan fungsi naik tangga
D. Mengganti TENS dengan terapi panas dalam
E. Menurunkan frekuensi terapi menjadi sekali seminggu

Jawaban: C
Pembahasan:
TENS efektif untuk mengurangi nyeri, tetapi tidak secara langsung meningkatkan fungsi seperti naik tangga. Berdasarkan evidence-based practice, latihan penguatan otot quadriceps dan gluteus sangat penting untuk mendukung fungsi lutut, terutama pada osteoarthritis. Menghentikan terapi atau hanya menggunakan TENS sebagai tunggal tidak optimal. Terapi panas dalam membantu relaksasi otot, namun tidak menggantikan penguatan otot fungsional.

Soal Nomor 14
Seorang pasien pasca fraktur radius distal dengan pemasangan gips 6 minggu datang untuk fisioterapi. Pemeriksaan menunjukkan kekakuan pergelangan tangan dan penurunan kekuatan genggaman. Intervensi awal yang paling tepat untuk memulihkan fungsi tangan adalah?

A. Latihan beban maksimal pada pergelangan tangan
B. Latihan rentang gerak aktif dan latihan genggaman menggunakan bola lunak secara bertahap
C. Pemberian TENS selama 30 menit setiap sesi
D. Terapi ultrasound langsung pada area tulang yang baru sembuh
E. Immobilisasi ulang untuk mencegah cedera ulang

Jawaban: B
Pembahasan:
Setelah lepas gips, prioritas fisioterapi adalah memulihkan rentang gerak dan kekuatan secara bertahap. Latihan aktif dan latihan genggaman menggunakan bola lunak membantu mengembalikan fungsi tanpa memberikan beban berlebihan. Latihan beban maksimal terlalu berisiko, TENS hanya membantu nyeri, ultrasound tidak diberikan langsung pada tulang yang baru sembuh, dan immobilisasi ulang justru akan memperburuk kekakuan.

Soal Nomor 15
Pasien dengan riwayat cedera bahu mengalami keterbatasan gerak abduksi dan nyeri pada gerakan aktif. Fisioterapis mencurigai adanya impingement syndrome. Berdasarkan pemeriksaan klinis, tes khusus yang paling relevan untuk mengonfirmasi kecurigaan tersebut adalah?

A. Lachman test
B. Thomas test
C. Phalen’s test
D. Straight leg raise test
E. Neer’s test

Jawaban: E
Pembahasan:
Neer’s test adalah salah satu pemeriksaan klinis yang digunakan untuk mengidentifikasi shoulder impingement syndrome, dengan memprovokasi nyeri pada gerakan elevasi pasif lengan. Lachman test digunakan untuk evaluasi ACL lutut, Thomas test untuk kontraktur fleksor pinggul, Phalen’s test untuk carpal tunnel syndrome, dan Straight leg raise untuk evaluasi radikulopati lumbal.

Soal Nomor 16
Pasien atlet basket mengalami cedera pergelangan kaki kanan akibat terkilir saat pertandingan. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya pembengkakan, nyeri tekan pada ligamen talofibular anterior, dan keterbatasan gerak. Berdasarkan prinsip manajemen awal cedera akut, tindakan fisioterapi yang paling tepat untuk 48 jam pertama adalah?

A. Pemberian kompres panas untuk meningkatkan sirkulasi darah
B. Latihan beban penuh untuk mempercepat pemulihan
C. Mobilisasi sendi cepat untuk mengurangi nyeri
D. Penerapan protokol RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) secara konsisten
E. Latihan plyometric dengan intensitas ringan

Jawaban: D
Pembahasan:
Cedera pergelangan kaki akut memerlukan penanganan awal untuk mengurangi nyeri, pembengkakan, dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut. Protokol RICE adalah metode yang paling tepat pada fase ini. Kompres panas kontraindikasi pada fase akut karena dapat meningkatkan perdarahan, latihan beban penuh dan plyometric terlalu berisiko, sedangkan mobilisasi cepat dapat memperparah cedera.

Soal Nomor 17
Pasien pasca operasi rotator cuff repair menjalani fisioterapi. Pada minggu kedua, fisioterapis memulai latihan rentang gerak pasif bahu. Pasien melaporkan sedikit nyeri selama gerakan. Berdasarkan konsep penyembuhan jaringan, strategi yang paling tepat untuk mencegah komplikasi kekakuan sambil menjaga keamanan jahitan adalah?

A. Latihan penguatan beban maksimal untuk mempercepat kekuatan otot
B. Latihan beban penuh dengan rentang gerak aktif penuh
C. Latihan rentang gerak pasif secara bertahap sesuai toleransi nyeri pasien
D. Immobilisasi total hingga 6 minggu tanpa latihan
E. Latihan resistensi elastis untuk bahu setiap hari

Jawaban: C
Pembahasan:
Setelah operasi rotator cuff repair, fase awal rehabilitasi fokus pada pemeliharaan rentang gerak pasif untuk mencegah kekakuan, tanpa membebani struktur yang baru dijahit. Latihan pasif dilakukan bertahap sesuai toleransi nyeri. Beban maksimal, latihan resistensi, atau rentang gerak aktif penuh terlalu dini dan berisiko merusak hasil operasi, sementara immobilisasi total dapat menyebabkan kekakuan permanen.

Soal Nomor 18
Pasien pasca stroke mengalami kelemahan pada tungkai kiri dan kesulitan berjalan. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penurunan kekuatan otot quadriceps dan penurunan stabilitas lutut saat fase stance. Berdasarkan prinsip latihan terapeutik, program yang paling tepat untuk meningkatkan fungsi berjalan adalah?

A. Latihan fleksibilitas tungkai bawah setiap hari
B. Latihan penguatan quadriceps dengan beban bertahap disertai latihan fungsional berdiri dan berjalan
C. Latihan relaksasi otot paha posterior
D. Latihan lari cepat untuk melatih koordinasi
E. Latihan pernapasan diafragma

Jawaban: B
Pembahasan:
Pada pasien pasca stroke dengan kelemahan quadriceps dan instabilitas lutut, latihan penguatan otot quadriceps sangat penting untuk menopang fase stance saat berjalan. Latihan harus dilakukan bertahap dan dikombinasikan dengan latihan fungsional untuk memaksimalkan transfer keterampilan. Fleksibilitas, relaksasi, atau latihan pernapasan saja tidak akan memulihkan fungsi berjalan, sedangkan lari cepat terlalu berisiko jatuh.

Soal Nomor 19
Seorang pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah kronis datang untuk fisioterapi. Pemeriksaan menunjukkan kelemahan otot core dan postur hiperlordosis. Berdasarkan prinsip fisioterapi, latihan yang paling tepat untuk mengurangi nyeri dan memperbaiki postur adalah?

A. Latihan penguatan otot core seperti plank dan bridge dengan teknik yang benar
B. Latihan beban maksimal untuk punggung bawah
C. Latihan lari jarak jauh setiap hari
D. Pemberian modalitas TENS tanpa latihan
E. Latihan loncat tali intensif

Jawaban: A
Pembahasan:
Nyeri punggung bawah kronis dengan hiperlordosis sering disebabkan oleh kelemahan otot core. Latihan penguatan core seperti plank dan bridge efektif untuk meningkatkan stabilitas tulang belakang dan memperbaiki postur. Beban maksimal dan latihan intensif berisiko memperparah cedera, lari jarak jauh tidak menargetkan core secara spesifik, dan TENS tanpa latihan hanya memberikan perbaikan sementara.

Soal Nomor 20
Pasien dengan cedera bahu akibat overuse pada olahraga renang mengeluh nyeri saat mengangkat lengan ke atas. Hasil pemeriksaan menunjukkan positif pada Neer’s test. Berdasarkan prinsip penatalaksanaan fisioterapi, modalitas atau teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi dan nyeri pada fase awal adalah?

A. Latihan beban berat untuk memperkuat otot bahu
B. Latihan mobilisasi cepat (high velocity thrust) pada sendi bahu
C. Latihan resistensi elastis setiap hari
D. Latihan peregangan penuh tanpa batasan nyeri
E. Pemberian kompres es (cryotherapy) pada area bahu setelah aktivitas

Jawaban: E
Pembahasan:
Cedera overuse pada bahu dengan tanda impingement membutuhkan pengurangan inflamasi pada fase awal. Kompres es efektif mengurangi nyeri dan pembengkakan setelah aktivitas. Beban berat, mobilisasi cepat, dan peregangan penuh pada fase awal berisiko memperparah cedera, sedangkan resistensi elastis sebaiknya diberikan pada fase penguatan setelah inflamasi berkurang.

Perlu Latihan Soal Lebih Lengkap Uji Kompetensi Fisioterapi Mahir + Kunci Jawaban?

Masih banyak kumpulan soal berbobot tinggi dan pembahasan lengkap lainnya yang dapat membantu Anda mempersiapkan diri menghadapi Uji Kompetensi Fisioterapi Mahir dengan lebih percaya diri. Dapatkan akses penuh ke ratusan soal latihan, pembaruan kisi-kisi resmi, serta simulasi ujian terbaru hanya di fungsional.id. Kunjungi sekarang dan ambil langkah strategis menuju kelulusan dan penguasaan kompetensi fisioterapi secara profesional!

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Picture of Tim Asn

Tim Asn

Tim ASN adalah kelompok profesional yang terbiasa menyusun soal. Kami terdiri dari ahli berbagai bidang, berkomitmen menciptakan soal berkualitas tinggi yang relevan dengan kompetensi jabatan.