Investigator Keselamatan Pelayaran adalah jabatan yang bertanggung jawab dalam melakukan investigasi terhadap kecelakaan dan insiden pelayaran guna mengidentifikasi penyebab serta memberikan rekomendasi perbaikan demi meningkatkan keselamatan transportasi laut. Profesi ini memerlukan pemahaman mendalam tentang peraturan maritim, standar keselamatan internasional (SOLAS, ISM Code, STCW), teknologi kapal, navigasi, serta analisis data kecelakaan. Selain itu, investigator juga berperan dalam audit keselamatan, inspeksi kapal, dan penyusunan laporan investigasi yang menjadi dasar untuk kebijakan peningkatan keselamatan pelayaran.
Untuk lolos dalam seleksi ini, peserta harus memiliki pemahaman yang kuat mengenai regulasi pelayaran, investigasi kecelakaan maritim, keselamatan kapal, serta standar internasional seperti SOLAS dan ISM Code. Oleh karena itu, latihan soal menjadi langkah penting untuk mengasah kemampuan dalam menganalisis kasus kecelakaan, memahami prosedur investigasi, serta mendalami peraturan terkait. Artikel ini menyajikan 100+ soal lengkap dengan pembahasan untuk membantu Anda menghadapi seleksi dengan lebih percaya diri.
Table of Contents
ToggleKisi-Kisi Soal Investigator Keselamatan Pelayaran Sesuai KemenpanRB

Investigator Keselamatan Pelayaran memiliki peran penting dalam melakukan investigasi kecelakaan atau insiden pelayaran untuk meningkatkan keselamatan transportasi laut. Kisi-kisi soal seleksi untuk jabatan ini, sesuai dengan ketentuan KemenpanRB, mencakup beberapa aspek utama, antara lain:
- Matematika Terapan dalam Keselamatan Pelayaran
Investigator Keselamatan Pelayaran harus memiliki pemahaman mendalam tentang matematika terapan, termasuk perhitungan terkait stabilitas kapal, trim, draft, displacement, serta perhitungan teknis dalam analisis insiden maritim. - Fisika Terapan dalam Investigasi Kecelakaan Kapal
Pemahaman fisika terapan sangat penting dalam menyelidiki kecelakaan kapal, termasuk gaya yang bekerja pada kapal, gelombang laut, arus laut, efek cuaca, serta dinamika tabrakan dan kebocoran lambung kapal. - Teknologi dan Informasi dalam Investigasi Kecelakaan Maritim
Investigator harus menguasai teknologi dan informasi dalam pelayaran, termasuk penggunaan perangkat navigasi elektronik, black box (Voyage Data Recorder/VDR), serta teknologi pemetaan digital untuk analisis kejadian kecelakaan. - Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam Penyelidikan Maritim
Investigator wajib memahami aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam pelayaran, termasuk risiko kecelakaan di kapal, penggunaan alat pelindung diri (APD) saat investigasi, serta prosedur keselamatan dalam lingkungan maritim. - Bahasa Inggris Maritim & Standard Marine Communication Phrases (SMCP)
Investigator harus menguasai Bahasa Inggris maritim dan SMCP, yang digunakan dalam komunikasi internasional untuk memahami laporan kecelakaan, peraturan maritim global, serta komunikasi dengan kru kapal dan otoritas internasional. - Kepemimpinan dalam Investigasi Kecelakaan Pelayaran
Investigator harus memiliki kepemimpinan dalam koordinasi tim investigasi, pengambilan keputusan berbasis data, serta kemampuan menyusun rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan keselamatan pelayaran. - Prosedur Darurat dan Manajemen Krisis
Pemahaman tentang prosedur darurat sangat penting dalam menyelidiki kecelakaan kapal, termasuk evakuasi penumpang, kebakaran di kapal, kebocoran bahan bakar, dan penanganan kapal tenggelam. - Marine Pollution dan Dampaknya terhadap Investigasi Kecelakaan
Investigator harus memahami Marine Pollution (pencemaran laut) yang terjadi akibat kecelakaan kapal, termasuk tumpahan minyak, pencemaran limbah kapal, serta prosedur mitigasi dan pemulihan lingkungan maritim. - Peraturan Pencegahan Tabrakan di Laut dan Sistem Dinas Jaga
Investigator harus menguasai COLREGs (Convention on the International Regulations for Preventing Collisions at Sea) dan sistem dinas jaga, yang menjadi faktor utama dalam analisis kecelakaan tabrakan kapal. - Konstruksi dan Stabilitas Kapal dalam Investigasi Kecelakaan
Investigator perlu memahami konstruksi dan stabilitas kapal, termasuk bagaimana faktor desain kapal, material lambung, serta distribusi beban dapat mempengaruhi kecelakaan maritim. - Penanganan dan Pengaturan Muatan Kapal
Investigator harus memahami penanganan dan pengaturan muatan, termasuk bagaimana kesalahan dalam pemuatan kontainer, cairan dalam tangki, serta muatan berat dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan kecelakaan kapal. - Hukum Maritim dan Tanggung Jawab Hukum dalam Investigasi
Investigator wajib memahami hukum maritim, termasuk konvensi IMO, regulasi nasional dan internasional terkait tanggung jawab kecelakaan kapal, serta proses litigasi dalam kasus kecelakaan laut. - Global Maritime Distress Safety System (GMDSS) dalam Investigasi Maritim
Investigator harus memahami Global Maritime Distress Safety System (GMDSS), sistem komunikasi maritim yang digunakan dalam keadaan darurat untuk mengirim sinyal distress dan mengoordinasikan penyelamatan kapal dalam kondisi darurat.
Contoh Soal Investigator Keselamatan Pelayaran PPPK & CPNS

Untuk membantu persiapan Anda, berikut ini beberapa contoh soal pilihan ganda lengkap dengan pembahasannya yang mencakup berbagai aspek penting dalam keselamatan pelayaran, investigasi maritim, hukum maritim, serta prosedur darurat di kapal. Pelajari dengan saksama agar Anda semakin siap menghadapi ujian seleksi!
Soal Nomor 1
Sebuah kapal berlayar dengan kecepatan 18 knot selama 5 jam. Jika arus laut bergerak dengan kecepatan 3 knot berlawanan arah dengan kapal, berapa jarak yang berhasil ditempuh kapal tersebut?
A. 75 mil laut
B. 90 mil laut
C. 60 mil laut
D. 105 mil laut
E. 120 mil laut
Jawaban: C. 60 mil laut
Pembahasan:
Kecepatan efektif kapal dihitung dengan mengurangi kecepatan arus laut dari kecepatan kapal:
18 knot – 3 knot = 15 knot.
Jarak tempuh kapal dalam 5 jam:
15 knot × 5 jam = 60 mil laut.
Soal Nomor 2
Ketika sebuah kapal mengalami free surface effect yang tinggi, langkah terbaik untuk mengurangi efek tersebut adalah?
A. Menambah kecepatan kapal agar stabilitas meningkat
B. Mengurangi bobot kapal dengan membuang muatan
C. Membagi cairan dalam tangki ke dalam beberapa kompartemen lebih kecil
D. Mengosongkan sebagian tangki untuk mengurangi massa cairan
E. Menggunakan ballast air lebih banyak untuk meningkatkan berat kapal
Jawaban: C. Membagi cairan dalam tangki ke dalam beberapa kompartemen lebih kecil
Pembahasan:
Free surface effect terjadi ketika cairan dalam tangki kapal bergerak bebas, yang dapat mengurangi stabilitas kapal. Solusi terbaik adalah membagi cairan dalam tangki ke beberapa kompartemen lebih kecil untuk mengurangi perpindahan massa yang tidak terkontrol.
Soal Nomor 3
Berdasarkan MARPOL Annex VI, cara yang digunakan untuk mengurangi emisi sulfur oksida (SOx) dari kapal adalah?
A. Menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur tinggi
B. Mengurangi kecepatan kapal untuk menurunkan konsumsi bahan bakar
C. Menggunakan scrubber atau bahan bakar rendah sulfur
D. Memasang filter udara pada cerobong kapal
E. Menambahkan bahan kimia pada bahan bakar agar lebih bersih
Jawaban: C. Menggunakan scrubber atau bahan bakar rendah sulfur
Pembahasan:
MARPOL Annex VI mengatur batas emisi sulfur oksida (SOx). Cara utama untuk mematuhi regulasi ini adalah menggunakan scrubber untuk menyaring gas buang atau beralih ke bahan bakar dengan kadar sulfur rendah.
Soal Nomor 4
Menurut aturan COLREGs, dalam situasi di mana kapal layar dan kapal motor bertemu di laut, siapa yang harus memberikan jalan?
A. Kapal layar harus menghindari kapal motor
B. Kapal motor harus menghindari kapal layar
C. Kedua kapal harus berbelok ke kanan
D. Kapal dengan bobot lebih kecil harus menghindari kapal yang lebih besar
E. Kapal motor memiliki hak utama dalam perairan terbuka
Jawaban: B. Kapal motor harus menghindari kapal layar
Pembahasan:
Sesuai dengan aturan COLREGs, kapal motor harus mengalah dan memberikan jalan kepada kapal layar, kecuali jika kapal layar itu sedang menyalakan mesinnya, dalam hal ini kapal layar akan dianggap sebagai kapal motor.
Soal Nomor 5
Dalam sistem komunikasi darurat GMDSS, frekuensi standar yang digunakan untuk panggilan darurat di gelombang sangat tinggi (VHF) adalah?
A. 500 kHz
B. 2182 kHz
C. 121.5 MHz
D. 156.8 MHz
E. 243.0 MHz
Jawaban: D. 156.8 MHz
Pembahasan:
Dalam sistem GMDSS, frekuensi yang digunakan untuk panggilan darurat di VHF adalah 156.8 MHz, yang dikenal sebagai Channel 16, saluran internasional darurat dan panggilan untuk komunikasi maritim.
Soal Nomor 6
Dalam prosedur darurat kebakaran di kapal, langkah pertama yang harus dilakukan oleh kru yang pertama kali melihat api adalah?
A. Segera menggunakan alat pemadam api tanpa memberi tahu siapa pun
B. Melaporkan kebakaran ke anjungan dan membunyikan alarm kebakaran
C. Berlari ke sekoci penyelamat untuk bersiap meninggalkan kapal
D. Menutup semua ventilasi di kapal sebelum mencoba memadamkan api
E. Menggunakan air laut untuk memadamkan api tanpa mempertimbangkan jenis kebakaran
Jawaban: B. Melaporkan kebakaran ke anjungan dan membunyikan alarm kebakaran
Pembahasan:
Dalam prosedur darurat kebakaran di kapal, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melaporkan kebakaran ke anjungan dan membunyikan alarm kebakaran untuk memperingatkan seluruh kru. Tindakan ini memungkinkan koordinasi pemadaman yang lebih efektif dan menghindari eskalasi situasi.
Soal Nomor 7
Jika sebuah kapal mengalami black out di tengah laut, langkah prioritas yang harus dilakukan oleh kru mesin adalah?
A. Memeriksa sumber listrik cadangan dan mencoba menghidupkan kembali generator darurat
B. Menunggu perintah dari kapten sebelum mengambil tindakan
C. Mengalihkan seluruh daya ke sistem navigasi terlebih dahulu
D. Menghidupkan sistem ballast untuk menyeimbangkan kapal
E. Segera menghidupkan semua peralatan secara bersamaan untuk menghindari ketidakseimbangan listrik
Jawaban: A. Memeriksa sumber listrik cadangan dan mencoba menghidupkan kembali generator darurat
Pembahasan:
Ketika kapal mengalami black out (mati listrik total), kru mesin harus segera memeriksa sumber listrik cadangan dan mencoba menghidupkan kembali generator darurat. Hal ini penting untuk memastikan kapal tetap dapat beroperasi secara minimal sambil mencari solusi untuk memulihkan daya utama.
Soal Nomor 8
Dalam stabilitas kapal, “metacentric height” (GM) yang terlalu besar dapat menyebabkan?
A. Kapal menjadi lebih lambat dan sulit bermanuver
B. Kapal mengalami goyangan yang lambat dan tidak nyaman
C. Kapal menjadi terlalu stabil tetapi mengalami gerakan goyangan yang cepat dan tidak nyaman
D. Kapal lebih mudah terbalik dalam kondisi laut yang tenang
E. Kapal kehilangan daya apung dan tenggelam lebih cepat
Jawaban: C. Kapal menjadi terlalu stabil tetapi mengalami gerakan goyangan yang cepat dan tidak nyaman
Pembahasan:
Metacentric height (GM) yang terlalu besar menunjukkan bahwa kapal memiliki stabilitas yang sangat tinggi. Namun, akibatnya kapal akan mengalami gerakan goyangan yang cepat dan tidak nyaman bagi awak kapal serta dapat meningkatkan risiko kerusakan pada struktur kapal akibat percepatan tinggi.
Soal Nomor 9
Menurut MARPOL Annex I, bagaimana cara yang paling aman untuk membuang limbah minyak dari kapal di laut?
A. Membuangnya di perairan internasional setelah pencampuran dengan air laut
B. Menggunakan Oil Water Separator (OWS) dan memastikan kandungan minyak di bawah ambang batas sebelum dibuang
C. Membuangnya di zona khusus yang telah ditentukan tanpa perlakuan tambahan
D. Mencampur limbah minyak dengan bahan kimia sebelum dibuang ke laut
E. Menunggu hingga mencapai perairan dangkal dan membuangnya sedikit demi sedikit
Jawaban: B. Menggunakan Oil Water Separator (OWS) dan memastikan kandungan minyak di bawah ambang batas sebelum dibuang
Pembahasan:
MARPOL Annex I mengatur bahwa limbah minyak hanya boleh dibuang ke laut jika telah melalui Oil Water Separator (OWS) dan kandungan minyak dalam air berada di bawah batas maksimum yang diperbolehkan, yaitu 15 ppm.
Soal Nomor 10
Dalam hukum maritim internasional, UNCLOS menetapkan bahwa zona ekonomi eksklusif (ZEE) suatu negara memiliki batas sejauh?
A. 12 mil laut dari garis pantai
B. 24 mil laut dari garis pangkal
C. 200 mil laut dari garis pangkal
D. 350 mil laut dari garis pangkal jika terdapat landas kontinen
E. Tidak ada batasan pasti, tergantung pada negosiasi antar negara
Jawaban: C. 200 mil laut dari garis pangkal
Pembahasan:
Menurut UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea), Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) suatu negara membentang hingga 200 mil laut dari garis pangkal. Di dalam ZEE, negara memiliki hak eksklusif untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan sumber daya alam, baik di perairan, dasar laut, maupun tanah di bawahnya.
Soal Nomor 11
Dalam navigasi maritim, apa yang dimaksud dengan “Rule of the Road” berdasarkan COLREGs?
A. Peraturan tentang kecepatan kapal saat memasuki pelabuhan
B. Pedoman untuk menentukan batas perairan suatu negara
C. Aturan yang mengatur hak utama dan kewajiban kapal dalam menghindari tubrukan
D. Panduan teknis tentang desain kapal yang sesuai dengan standar keselamatan
E. Prosedur komunikasi antara kapal dan otoritas pelabuhan
Jawaban: C. Aturan yang mengatur hak utama dan kewajiban kapal dalam menghindari tubrukan
Pembahasan:
“Rule of the Road” dalam COLREGs (Convention on the International Regulations for Preventing Collisions at Sea) adalah seperangkat aturan yang menentukan hak utama dan kewajiban kapal dalam situasi navigasi untuk mencegah tubrukan. Aturan ini mencakup tindakan menghindar, lampu navigasi, serta sinyal suara.
Soal Nomor 12
Dalam Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS), frekuensi VHF Channel 16 digunakan untuk?
A. Komunikasi antara kapal dan pelabuhan
B. Panggilan darurat dan komunikasi keselamatan di laut
C. Siaran cuaca maritim oleh otoritas pelabuhan
D. Koordinasi operasi bongkar muat kapal kargo
E. Komunikasi antara kapal pesiar dan kapal dagang
Jawaban: B. Panggilan darurat dan komunikasi keselamatan di laut
Pembahasan:
VHF Channel 16 (frekuensi 156.8 MHz) dalam sistem GMDSS digunakan sebagai saluran panggilan darurat dan komunikasi keselamatan di laut. Semua kapal diwajibkan untuk memantau saluran ini untuk menerima atau mengirim sinyal darurat, termasuk mayday, pan-pan, dan securité.
Soal Nomor 13
Seorang perwira jaga navigasi melihat sebuah kapal lain di haluan kanan pada jarak yang semakin dekat. Menurut COLREGs, tindakan yang harus dilakukan adalah?
A. Mengurangi kecepatan dan membiarkan kapal lain lewat terlebih dahulu
B. Memutar ke kanan untuk memberikan ruang bagi kapal lain
C. Mempertahankan haluan dan kecepatan karena memiliki hak utama
D. Mengubah haluan ke kiri untuk menjauhi kapal lain
E. Menunggu perintah dari kapten sebelum mengambil tindakan
Jawaban: B. Memutar ke kanan untuk memberikan ruang bagi kapal lain
Pembahasan:
Menurut COLREGs, dalam situasi pertemuan dua kapal yang berpotensi tubrukan, kapal yang melihat kapal lain dari haluan kanan harus mengambil tindakan menghindar dengan mengubah haluan ke kanan. Hal ini untuk memberikan jalan kepada kapal yang memiliki hak utama dalam situasi tersebut.
Soal Nomor 14
Dalam kesehatan dan keselamatan kerja di kapal, gas yang paling berbahaya di ruang tertutup seperti tangki kargo adalah?
A. Oksigen (O₂)
B. Nitrogen (N₂)
C. Hidrogen sulfida (H₂S)
D. Karbon dioksida (CO₂)
E. Metana (CH₄)
Jawaban: C. Hidrogen sulfida (H₂S)
Pembahasan:
Hidrogen sulfida (H₂S) adalah gas yang sangat beracun dan sering ditemukan di ruang tertutup seperti tangki kargo pada kapal tanker minyak. Gas ini berbau seperti telur busuk dalam konsentrasi rendah, tetapi pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan hilangnya penciuman, pingsan, dan bahkan kematian dalam waktu singkat.
Soal Nomor 15
Dalam hukum maritim, prinsip “Freedom of Navigation” mengacu pada?
A. Hak kapal untuk berlayar di perairan suatu negara tanpa izin
B. Kebebasan bagi setiap negara untuk menentukan aturan pelayaran sendiri
C. Prinsip yang menyatakan bahwa kapal dari semua negara boleh berlayar di perairan internasional tanpa gangguan
D. Hak eksklusif suatu negara untuk mengontrol navigasi di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
E. Kebebasan kapal perang untuk memasuki perairan teritorial negara lain
Jawaban: C. Prinsip yang menyatakan bahwa kapal dari semua negara boleh berlayar di perairan internasional tanpa gangguan
Pembahasan:
Prinsip “Freedom of Navigation” adalah salah satu pilar utama hukum maritim internasional yang menjamin bahwa kapal dari semua negara berhak berlayar di perairan internasional tanpa gangguan, kecuali jika ada pelanggaran hukum tertentu seperti penyelundupan atau perburuan ilegal. Prinsip ini diatur dalam UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea).
Soal Nomor 16
Dalam perhitungan stabilitas kapal, titik di mana gaya apung dianggap bekerja secara vertikal disebut sebagai?
A. Metasentrum
B. Titik berat kapal
C. Titik apung (Buoyancy Center)
D. Titik keseimbangan
E. Garis air (Waterline)
Jawaban: C. Titik apung (Buoyancy Center)
Pembahasan:
Titik apung atau buoyancy center adalah titik di mana gaya apung dianggap bekerja secara vertikal ke atas. Posisi titik apung berubah tergantung pada distribusi muatan dan perubahan draft kapal. Memahami konsep ini sangat penting dalam perhitungan stabilitas kapal untuk memastikan keseimbangan dan keamanan pelayaran.
Soal Nomor 17
Dalam prosedur darurat di kapal, apa langkah pertama yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran di ruang mesin?
A. Segera menyemprotkan air untuk memadamkan api
B. Mematikan suplai bahan bakar dan ventilasi ke ruang mesin
C. Membuka semua pintu agar asap dapat keluar
D. Menjalankan mesin pemadam otomatis tanpa menutup ventilasi
E. Meninggalkan kapal secepat mungkin
Jawaban: B. Mematikan suplai bahan bakar dan ventilasi ke ruang mesin
Pembahasan:
Jika terjadi kebakaran di ruang mesin, langkah pertama adalah memutus suplai bahan bakar dan menutup ventilasi untuk mengurangi oksigen yang dapat memperbesar api. Setelah itu, kru kapal dapat menggunakan sistem pemadam kebakaran otomatis atau manual sesuai dengan prosedur keselamatan.
Soal Nomor 18
Menurut MARPOL Annex I, pembuangan limbah minyak di laut hanya diperbolehkan jika kandungan minyak dalam air tidak melebihi?
A. 5 ppm
B. 10 ppm
C. 15 ppm
D. 20 ppm
E. 25 ppm
Jawaban: C. 15 ppm
Pembahasan:
MARPOL Annex I mengatur bahwa pembuangan limbah minyak ke laut hanya diizinkan jika kandungan minyak dalam air tidak melebihi 15 ppm, dan pembuangan harus dilakukan melalui Oil Discharge Monitoring Equipment (ODME) di lokasi yang ditentukan jauh dari daratan dan area sensitif lingkungan.
Soal Nomor 19
Dalam kepemimpinan maritim, model kepemimpinan yang paling efektif dalam situasi darurat di kapal adalah?
A. Kepemimpinan demokratis
B. Kepemimpinan otoriter
C. Kepemimpinan delegatif
D. Kepemimpinan laissez-faire
E. Kepemimpinan partisipatif
Jawaban: B. Kepemimpinan otoriter
Pembahasan:
Dalam situasi darurat di kapal, seperti kebakaran atau tabrakan, diperlukan keputusan cepat dan tegas. Oleh karena itu, kepemimpinan otoriter sering dianggap paling efektif karena kapten atau pemimpin harus mengambil keputusan langsung tanpa melalui proses diskusi yang panjang.
Soal Nomor 20
Dalam peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (COLREGs), sinyal suara dengan lima bunyi pendek dan cepat berarti?
A. Saya sedang berbelok ke kanan
B. Saya sedang berbelok ke kiri
C. Saya akan mendahului dari sisi kanan
D. Saya tidak memahami niat atau tindakan kapal lain
E. Saya dalam kondisi bahaya dan butuh bantuan
Jawaban: D. Saya tidak memahami niat atau tindakan kapal lain
Pembahasan:
Menurut COLREGs, sinyal suara lima bunyi pendek dan cepat digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu kapal tidak memahami niat atau tindakan kapal lain, atau merasa tindakan kapal lain dapat menyebabkan bahaya. Sinyal ini sering digunakan dalam situasi navigasi yang tidak jelas untuk menghindari tabrakan.
Tingkatkan Peluang Lolos Seleksi Investigator Keselamatan Pelayaran!

Jangan lewatkan kesempatan untuk memperdalam pemahaman Anda dengan lebih banyak contoh soal dan pembahasan lengkap. Persiapkan diri secara maksimal dan raih kesuksesan dalam seleksi CPNS & PPPK Investigator Keselamatan Pelayaran!
Klik https://fungsional.id/ atau klik banner untuk akses lebih banyak materi dan latihan soal eksklusif!