100+ Soal dan Kisi-Kisi CPNS PPPK Dokter Pendidik Klinis Ahli Muda Dengan Pembahasan

Temukan 100+ soal dan kisi-kisi CPNS PPPK Dokter Pendidik Klinis Ahli Muda lengkap dengan pembahasan. Persiapkan diri Anda dengan latihan soal terbaru untuk meningkatkan peluang lolos seleksi!

 Dokter Pendidik Klinis Ahli Muda CPNS PPPK adalah jabatan fungsional yang bertanggung jawab dalam mendukung pendidikan klinis bagi mahasiswa kedokteran serta tenaga medis lainnya di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan. Jabatan ini memiliki peran penting dalam memastikan bahwa proses pembelajaran klinis berjalan sesuai dengan standar pendidikan kedokteran, termasuk membimbing, mengevaluasi, serta memberikan umpan balik kepada peserta didik. Selain itu, Dokter Pendidik Klinis Ahli Muda juga berkontribusi dalam pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran yang efektif guna meningkatkan kompetensi calon tenaga medis.  

Sebagai bagian dari tugasnya, Dokter Pendidik Klinis Ahli Muda CPNS PPPK bekerja sama dengan tenaga medis lainnya dalam memberikan layanan kesehatan sekaligus menjalankan fungsi edukasi di rumah sakit pendidikan atau fasilitas kesehatan lainnya. Tanggung jawabnya mencakup supervisi praktik klinis, pendampingan pasien, serta penerapan prinsip-prinsip etika dan profesionalisme dalam dunia medis. Selain itu, jabatan ini juga berperan dalam melakukan penelitian serta menyusun laporan akademik untuk mendukung pengembangan ilmu kedokteran dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Kisi-Kisi Soal Dokter Pendidik Klinis Ahli Muda Sesuai KemenpanRB

Untuk mempersiapkan seleksi CPNS dan PPPK, memahami kisi-kisi soal Dokter Pendidik Klinis Ahli Muda yang sesuai dengan ketentuan KemenpanRB sangat penting. Berikut adalah gambaran materi yang perlu Anda pelajari.

  • Pelaksanaan Pelayanan Spesialistik yang Holistik dan Komprehensif
    Dokter pendidik klinis bertanggung jawab atas layanan spesialistik/subspesialistik yang melibatkan diagnosis, terapi, rehabilitasi, dan tindakan pencegahan penyakit. Implementasi pelayanan ini dilakukan sesuai standar Good Medical Practice (GMP) dan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
  • Pelayanan Kedokteran Spesialistik untuk Kepentingan Hukum
    Dokter pendidik klinis dapat menangani kasus-kasus medicolegal, termasuk dalam forensik klinis, visum et repertum, serta dokumentasi kedokteran untuk peradilan. Referensi utama dalam aspek hukum kedokteran adalah UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Pasal 133-135.
  • Evaluasi dan Pengembangan Metode Pendidikan Kedokteran
    Pengembangan pendidikan kedokteran mencakup inovasi dalam model pembelajaran, seperti Problem-Based Learning (PBL), simulasi klinis dengan teknologi VR (Virtual Reality), dan pendekatan kompetensi dalam residensi dokter spesialis. Acuan utama dalam pengembangan metode ini adalah Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
  • Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Pendidikan Kedokteran
    Dokter pendidik klinis harus mampu menyusun strategi pengembangan pendidikan spesialis/subspesialis, peningkatan kualitas program fellowship, serta pengembangan pendidikan kedokteran berbasis kompetensi sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
  • Perencanaan dan Implementasi Penelitian Kedokteran
    Dokter pendidik klinis bertanggung jawab dalam penelitian berbasis evidence-based medicine (EBM), yang mencakup clinical trials, epidemiologi klinis, translational medicine, serta pemanfaatan artificial intelligence (AI) dalam diagnosa medis. Referensi utama dalam penelitian klinis adalah Good Clinical Practice (GCP) dari WHO dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2019 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
  • Pelayanan Pencegahan Penyakit Berbasis Bukti
    Berfokus pada program preventive medicine, yang mencakup pencegahan penyakit infeksius (vaksinasi, skrining TB-HIV), deteksi dini kanker (mamografi, pap smear), serta penerapan kesehatan berbasis komunitas. Program ini merujuk pada Strategi Nasional Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI Tahun 2022-2027.
  • Evaluasi dan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Klinis
    Dokter pendidik klinis berperan dalam penyusunan SOP berbasis EBM untuk tata laksana pasien di layanan spesialistik, seperti manajemen infeksi nosokomial, SOP perawatan intensif ICU, serta tata laksana pasien dengan kondisi kegawatdaruratan medis (ACLS, ATLS). Standar operasional ini mengacu pada World Health Organization (WHO) Clinical Guidelines dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kedokteran.
  • Pengelolaan dan Evaluasi Hasil Penelitian Kedokteran
    Dokter pendidik klinis bertanggung jawab dalam pengelolaan data penelitian, publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi (Scopus, PubMed), serta konferensi ilmiah. Standar publikasi penelitian ini mengikuti Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 9 Tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah.

Contoh Soal Dokter Pendidik Klinis Ahli Muda untuk CPNS & PPPK 

Latihan soal menjadi salah satu kunci sukses dalam menghadapi seleksi CPNS dan PPPK. Berikut beberapa contoh soal yang dapat membantu Anda memahami pola dan jenis pertanyaan yang akan diujikan.

1. Seorang dokter spesialis menangani pasien dengan gagal jantung kronis. Dalam pendekatannya, dokter tidak hanya memberikan terapi farmakologis tetapi juga mempertimbangkan aspek psikososial, rehabilitasi, dan pencegahan komplikasi. Pendekatan ini mencerminkan prinsip:

A. Evidence-Based Medicine (EBM)
B. Good Medical Practice (GMP)
C. Patient-Centered Care (PCC)
D. Clinical Governance (CG)
E. Integrated Healthcare System (IHS)

Jawaban: B. Good Medical Practice (GMP)

Pembahasan: GMP menekankan praktik kedokteran yang aman, berkualitas, dan beretika sesuai standar profesi. Pendekatan holistik dan komprehensif mencakup diagnosis, terapi, rehabilitasi, dan pencegahan, sebagaimana diatur dalam Permenkes No. 11 Tahun 2017

2. Seorang dokter forensik diminta memberikan keterangan ahli dalam persidangan terkait hasil visum et repertum yang ia buat. Berdasarkan KUHAP, dokter tersebut berperan dalam tahap pemeriksaan mana?

A. Penyidikan sesuai Pasal 133
B. Penuntutan sesuai Pasal 136
C. Persidangan sesuai Pasal 184
D. Kasasi sesuai Pasal 253
E. Pengkajian ulang sesuai Pasal 263

Jawaban: A. Penyidikan sesuai Pasal 133

Pembahasan: KUHAP Pasal 133 mengatur bahwa penyidik dapat meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan terhadap korban atau tersangka guna kepentingan hukum, termasuk dalam pembuatan visum et repertum.

3. Dalam pengembangan metode pendidikan kedokteran, pendekatan Problem-Based Learning (PBL) memiliki keunggulan dalam:

A. Memberikan teori medis secara pasif melalui kuliah tradisional
B. Menanamkan keterampilan klinis lebih awal melalui pemecahan masalah
C. Meningkatkan hafalan anatomi dan fisiologi tanpa diskusi kasus
D. Menekankan aspek evaluasi melalui ujian tertulis berulang kali
E. Mengabaikan aspek keterampilan interpersonal dalam pendidikan medis

Jawaban: B. Menanamkan keterampilan klinis lebih awal melalui pemecahan masalah

Pembahasan: PBL menekankan pembelajaran aktif berbasis kasus nyata sehingga mahasiswa lebih cepat memahami konteks klinis dan mengembangkan keterampilan problem-solving serta komunikasi.

4. Dalam merancang roadmap pendidikan spesialis, aspek utama yang perlu diperhatikan sesuai Permendikbud No. 3 Tahun 2020 adalah:

A. Penghapusan metode praktikum di tingkat residensi
B. Penyelarasan kurikulum dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi
C. Penggunaan metode ujian berbasis hafalan semata
D. Fokus utama pada penelitian tanpa keterampilan klinis
E. Pengurangan jam praktik langsung di rumah sakit

Jawaban: B. Penyelarasan kurikulum dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Pembahasan: Permendikbud No. 3 Tahun 2020 mengatur bahwa pendidikan tinggi harus berbasis kompetensi, relevan dengan kebutuhan profesi, serta mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

5. Dalam kasus dugaan malpraktik medis, dokumen yang harus disiapkan oleh dokter untuk proses hukum meliputi:

A. Rekam medis, informed consent, dan laporan insiden
B. Surat rujukan dan resep pasien
C. Formulir asuransi kesehatan pasien
D. Laporan tahunan rumah sakit
E. Catatan keuangan pribadi dokter

Jawaban: A. Rekam medis, informed consent, dan laporan insiden

Pembahasan: Rekam medis dan informed consent menjadi bukti hukum yang dapat digunakan dalam penyelidikan dugaan malpraktik. Laporan insiden mendokumentasikan kejadian yang tidak diharapkan.

6. Penggunaan teknologi Virtual Reality (VR) dalam simulasi klinis bertujuan untuk:

A. Menggantikan sepenuhnya interaksi mahasiswa dengan pasien nyata
B. Mempermudah evaluasi berbasis teks tanpa keterampilan praktis
C. Memberikan pengalaman klinis yang lebih aman dan berulang tanpa risiko pasien
D. Menghilangkan kebutuhan supervisi dosen dalam pendidikan kedokteran
E. Meminimalisir pentingnya diskusi dalam pembelajaran medis

Jawaban: C. Memberikan pengalaman klinis yang lebih aman dan berulang tanpa risiko pasien

Pembahasan: Simulasi VR membantu mahasiswa berlatih keterampilan klinis dalam lingkungan yang aman sebelum terjun ke praktik langsung dengan pasien.

7. Seorang pasien kanker stadium lanjut diberikan terapi paliatif berbasis tim multidisiplin. Prinsip utama dalam pendekatan ini adalah:

A. Pengobatan kuratif sebagai tujuan utama
B. Pengendalian gejala dan peningkatan kualitas hidup pasien
C. Pemberian terapi eksperimental tanpa izin pasien
D. Penghentian semua pengobatan yang sedang berjalan
E. Fokus hanya pada aspek farmakologis tanpa pendekatan psikologis

Jawaban: B. Pengendalian gejala dan peningkatan kualitas hidup pasien

Pembahasan: Pelayanan paliatif bertujuan mengontrol nyeri, mendukung psikososial, dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit terminal.

8. Dalam pengembangan pendidikan dokter spesialis, fellowship menjadi program penting karena:

A. Menggantikan seluruh pendidikan spesialis reguler
B. Memungkinkan dokter spesialis mendapatkan subspesialisasi tertentu
C. Dapat diikuti tanpa syarat sertifikasi kompetensi
D. Mengurangi kebutuhan pembelajaran berbasis kasus nyata
E. Menghilangkan keharusan penelitian dalam pendidikan kedokteran

Jawaban: B. Memungkinkan dokter spesialis mendapatkan subspesialisasi tertentu

Pembahasan: Fellowship adalah program pendidikan lanjut bagi dokter spesialis untuk memperoleh keahlian dalam bidang subspesialisasi.

9. Dokter yang menolak memberikan pertolongan darurat kepada pasien tanpa alasan yang sah dapat dikenai sanksi berdasarkan:

A. UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 190
B. KUHP Pasal 351
C. Permenkes No. 11 Tahun 2017 Pasal 4
D. Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 62
E. UU ITE tentang Informasi Elektronik

Jawaban: A. UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 190

Pembahasan: Pasal ini menyatakan bahwa dokter yang menolak memberikan pertolongan darurat dapat dipidana.

10. Manakah model pembelajaran yang paling sesuai untuk meningkatkan kompetensi klinis mahasiswa kedokteran?

A. Problem-Based Learning (PBL)
B. Ceramah satu arah tanpa diskusi
C. Ujian berbasis hafalan semata
D. Observasi pasif tanpa praktik
E. Pembelajaran mandiri tanpa bimbingan

Jawaban: A. Problem-Based Learning (PBL)

Pembahasan: PBL meningkatkan pemahaman klinis melalui studi kasus, diskusi, dan pemecahan masalah berbasis praktik langsung.

11. Dalam sebuah penelitian klinis tentang efektivitas terapi baru untuk diabetes mellitus tipe 2, seorang dokter pendidik klinis harus memastikan bahwa penelitian dilakukan sesuai standar Good Clinical Practice (GCP). Salah satu aspek utama yang harus diperhatikan dalam penelitian ini adalah:

A. Kepatuhan pasien terhadap terapi yang diberikan
B. Validitas eksternal dari hasil penelitian
C. Persetujuan etik dari komite etik penelitian kesehatan
D. Jumlah subjek penelitian yang melebihi 500 orang
E. Penentuan outcome penelitian berdasarkan preferensi pasien

Jawaban: C. Persetujuan etik dari komite etik penelitian kesehatan

Pembahasan: Good Clinical Practice (GCP) menekankan bahwa penelitian harus mendapatkan persetujuan etik sebelum dilaksanakan untuk memastikan keamanan subjek penelitian dan validitas ilmiah studi.

12. Seorang dokter pendidik klinis merancang program skrining kanker serviks berbasis komunitas. Strategi yang paling tepat sesuai dengan Strategi Nasional Pencegahan Penyakit Tidak Menular 2022-2027 adalah:

A. Mewajibkan setiap wanita di atas usia 30 tahun untuk menjalani pap smear
B. Menyediakan vaksinasi HPV gratis tanpa edukasi kesehatan
C. Menggunakan metode tes DNA HPV sebagai alternatif deteksi dini selain pap smear
D. Mengutamakan pengobatan kanker serviks stadium lanjut daripada pencegahan
E. Hanya menyarankan skrining bagi pasien dengan riwayat keluarga penderita kanker serviks

Jawaban: C. Menggunakan metode tes DNA HPV sebagai alternatif deteksi dini selain pap smear

Pembahasan: Skrining kanker serviks dapat dilakukan dengan metode pap smear atau tes DNA HPV, yang lebih sensitif dalam mendeteksi infeksi HPV berisiko tinggi, sesuai dengan pedoman terbaru dalam pencegahan penyakit tidak menular.

13. Dalam penyusunan SOP perawatan pasien di ICU, dokter pendidik klinis harus memastikan implementasi standar berbasis EBM. Salah satu elemen kunci dalam SOP ICU sesuai dengan WHO Clinical Guidelines adalah:

A. Semua pasien ICU harus menjalani trakeostomi dalam 24 jam pertama
B. Penggunaan ventilasi mekanik harus dihindari sebanyak mungkin
C. Protokol ventilasi protektif paru untuk pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
D. Antibiotik diberikan kepada semua pasien ICU tanpa indikasi infeksi
E. Semua pasien yang masuk ICU harus menjalani bronkoskopi

Jawaban: C. Protokol ventilasi protektif paru untuk pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Pembahasan: Ventilasi protektif paru dengan tidal volume rendah adalah strategi berbasis bukti yang direkomendasikan dalam tata laksana ARDS untuk mengurangi risiko cedera paru akibat ventilasi mekanik.

14. Seorang dokter pendidik klinis akan menerbitkan hasil penelitiannya di jurnal internasional bereputasi. Agar artikel ilmiahnya memenuhi standar Permenristekdikti No. 9 Tahun 2018, aspek yang harus diperhatikan adalah:

A. Hanya memilih jurnal dengan impact factor di atas 10
B. Mempublikasikan hasil penelitian di jurnal yang tidak terindeks Scopus atau PubMed
C. Memastikan bahwa jurnal memiliki proses peer review yang ketat
D. Menulis artikel dalam bahasa lokal agar lebih mudah dipahami
E. Menyertakan semua data mentah dalam artikel tanpa analisis lebih lanjut

Jawaban: C. Memastikan bahwa jurnal memiliki proses peer review yang ketat

Pembahasan: Jurnal internasional bereputasi harus memiliki proses peer review yang ketat untuk memastikan kualitas dan kredibilitas penelitian yang dipublikasikan.

15. Dalam penelitian epidemiologi klinis tentang faktor risiko hipertensi, seorang dokter pendidik klinis menggunakan analisis regresi multivariat. Tujuan utama dari metode ini adalah:

A. Menentukan hubungan kausal antara variabel independen dan dependen
B. Menghilangkan variabel yang tidak signifikan secara statistik
C. Memprediksi kejadian hipertensi pada populasi tertentu
D. Mengontrol pengaruh variabel perancu dalam analisis hubungan variabel
E. Menyederhanakan data penelitian agar lebih mudah diinterpretasi

Jawaban: D. Mengontrol pengaruh variabel perancu dalam analisis hubungan variabel

Pembahasan: Analisis regresi multivariat digunakan untuk mengontrol variabel perancu yang dapat mempengaruhi hubungan antara faktor risiko dan outcome penelitian.

16. Program skrining TB-HIV berbasis komunitas di Indonesia mengacu pada kebijakan Kemenkes RI. Langkah yang paling tepat dalam implementasi program ini adalah:

A. Melakukan skrining hanya pada pasien dengan gejala batuk lebih dari 2 minggu
B. Mengintegrasikan pemeriksaan HIV bagi semua pasien TB tanpa kecuali
C. Menggunakan tes mantoux sebagai metode utama diagnosis TB aktif
D. Menunda skrining HIV hingga TB diobati secara lengkap
E. Mewajibkan semua pasien dengan HIV menjalani terapi TB pencegahan tanpa pengecualian

Jawaban: B. Mengintegrasikan pemeriksaan HIV bagi semua pasien TB tanpa kecuali

Pembahasan: Skrining TB-HIV harus dilakukan secara terintegrasi karena kedua penyakit ini memiliki hubungan erat dalam aspek epidemiologi dan klinis.

17. Dalam tata laksana pasien henti jantung di UGD, dokter pendidik klinis harus menerapkan Advanced Cardiac Life Support (ACLS). Langkah awal yang paling penting dalam protokol ACLS adalah:

A. Pemberian epinefrin sebelum kompresi dada
B. Melakukan defibrilasi langsung tanpa analisis irama jantung
C. Melakukan kompresi dada dengan kedalaman dan frekuensi yang sesuai
D. Memulai intubasi sebelum melakukan resusitasi
E. Memberikan amiodaron tanpa melihat jenis aritmia

Jawaban: C. Melakukan kompresi dada dengan kedalaman dan frekuensi yang sesuai

Pembahasan: Kompresi dada berkualitas tinggi dengan kedalaman 5-6 cm dan frekuensi 100-120 kali per menit adalah langkah utama dalam resusitasi henti jantung sesuai protokol ACLS.

18. Dalam publikasi jurnal ilmiah, seorang dokter pendidik klinis harus memastikan bahwa jurnal memiliki indeksasi yang sesuai. Manakah indeksasi yang menunjukkan jurnal tersebut bereputasi tinggi?

A. Google Scholar
B. DOAJ (Directory of Open Access Journals)
C. Scopus dan Web of Science
D. ResearchGate
E. Academia.edu

Jawaban: C. Scopus dan Web of Science

Pembahasan: Scopus dan Web of Science adalah dua indeksasi yang menunjukkan jurnal bereputasi tinggi dengan standar publikasi ilmiah yang ketat.

19. Artificial Intelligence (AI) semakin banyak digunakan dalam penelitian medis. Salah satu aplikasi AI yang paling relevan dalam penelitian translational medicine adalah:

A. Memprediksi preferensi pasien terhadap pengobatan tertentu
B. Menganalisis big data genomik untuk personalisasi terapi kanker
C. Menentukan diagnosis berdasarkan pengalaman subjektif dokter
D. Menggantikan peran dokter dalam pengambilan keputusan klinis
E. Mengabaikan validasi hasil oleh tenaga medis

Jawaban: B. Menganalisis big data genomik untuk personalisasi terapi kanker

Pembahasan: AI dalam translational medicine digunakan untuk analisis genomik yang membantu personalisasi terapi, seperti dalam terapi target kanker.

20. Dalam manajemen infeksi nosokomial, pendekatan paling efektif sesuai standar WHO Clinical Guidelines adalah:

A. Pemberian antibiotik profilaksis kepada semua pasien rumah sakit
B. Penerapan kebersihan tangan yang ketat di seluruh fasilitas kesehatan
C. Mengisolasi semua pasien dengan infeksi tanpa memandang jenis patogen
D. Menggunakan desinfektan secara berlebihan di semua ruangan
E. Menghindari pemeriksaan mikrobiologi untuk menghemat biaya

Jawaban: B. Penerapan kebersihan tangan yang ketat di seluruh fasilitas kesehatan

Pembahasan: Kebersihan tangan adalah langkah utama dalam pencegahan infeksi nosokomial dan terbukti efektif dalam mengurangi penyebaran patogen di rumah sakit.

Siap Lolos CPNS PPPK Dokter Pendidik Klinis Ahli Muda?

Persiapkan diri Anda dengan lebih dari 100 soal lengkap dan pembahasannya yang sudah disusun sesuai kisi-kisi resmi! Jangan biarkan kesempatan berlalu begitu saja. Akses GRATIS sekarang di https://fungsional.id/ atau klik banner di atas!

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Picture of Tim Asn

Tim Asn

Tim ASN adalah kelompok profesional yang terbiasa menyusun soal. Kami terdiri dari ahli berbagai bidang, berkomitmen menciptakan soal berkualitas tinggi yang relevan dengan kompetensi jabatan.
Open chat
Halo!
Silahkan Hubungi Kami Jika Ada Pertanyaan...