Instruktur Balai Latihan Kerja (BLK) adalah tenaga pengajar yang bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan teknis dan keterampilan kerja kepada peserta di berbagai bidang industri dan kejuruan. Tugas utamanya meliputi menyusun rencana pelatihan, mengajar, serta mengevaluasi perkembangan dan kompetensi peserta. Sebagai instruktur, mereka harus memiliki kemampuan praktis dan pengetahuan yang mendalam di bidang yang mereka ajarkan, seperti otomotif, teknologi informasi, pertanian, atau keterampilan lainnya yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja lokal maupun nasional.
Selain berperan dalam meningkatkan keterampilan teknis, instruktur BLK juga berfungsi sebagai motivator dan mentor bagi peserta, membantu mereka untuk siap bersaing di dunia kerja. Instruktur harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk menjelaskan materi pelatihan secara efektif serta harus peka terhadap kebutuhan setiap peserta yang berbeda-beda. Dengan keahlian ini, mereka diharapkan dapat menciptakan lulusan yang kompeten dan siap kerja, berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran, serta memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil di berbagai sektor industri.
Table of Contents
ToggleKisi-Kisi Soal Instruktur Balai Latihan Kerja (BLK) CPNS PPPK
Kisi-kisi soal CPNS & PPPK untuk Instruktur BLK mencakup aspek pengetahuan teknis di bidang pelatihan yang diampu, metode pembelajaran efektif, serta manajemen kelas.
- Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan: Mengatur ketentuan mengenai pelatihan kerja, pengembangan kompetensi tenaga kerja, dan peran Balai Latihan Kerja dalam mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten sesuai kebutuhan industri.
- Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional: Mengatur sistem pelatihan kerja nasional, termasuk penyelenggaraan pelatihan, akreditasi lembaga pelatihan, dan sertifikasi kompetensi bagi tenaga kerja.
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi: Memberikan pedoman bagi pelatihan berbasis kompetensi di lembaga pelatihan, termasuk peran instruktur dalam memastikan pencapaian kompetensi sesuai standar.
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 2 Tahun 2016 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional: Mengatur sistem standardisasi kompetensi kerja nasional, termasuk penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang menjadi acuan dalam pelatihan dan sertifikasi kompetensi.
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia: Menjelaskan prosedur penetapan SKKNI yang menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum dan modul pelatihan di BLK.
- Metode Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Competency-Based Training): Menerapkan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pencapaian kompetensi spesifik dengan penilaian yang objektif terhadap keterampilan yang dipelajari.
- Penyusunan Kurikulum Pelatihan yang Relevan dengan Industri: Kemampuan menyusun kurikulum pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan perkembangan industri terkini.
- Teknik Penyampaian Materi Pelatihan yang Efektif: Mengetahui teknik-teknik mengajar yang efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta, termasuk pendekatan interaktif, demonstrasi, dan praktik langsung.
- Pengembangan Modul Pelatihan dan Bahan Ajar yang Berkualitas: Menyusun modul pelatihan yang relevan, mudah dipahami, dan terstruktur dengan baik sesuai kebutuhan pelatihan di Balai Latihan Kerja.
- Penggunaan Alat dan Mesin Sesuai Standar Industri: Mengajarkan keterampilan penggunaan peralatan kerja yang sesuai dengan standar industri, baik dari segi keamanan maupun prosedur operasional.
- Evaluasi dan Penilaian Kompetensi Peserta: Melakukan penilaian yang sesuai untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta, termasuk tes praktik, simulasi, dan penilaian langsung di tempat kerja.
- Pengembangan Soft Skills dan Etika Kerja untuk Dunia Industri: Mengajarkan soft skills seperti komunikasi, kerja sama, disiplin, dan etika kerja yang penting untuk kesuksesan di tempat kerja.
Contoh Soal CPNS / PPPK Instruktur Balai Latihan Kerja (BLK)
Berikut adalah contoh soal CPNS/PPPK untuk posisi Instruktur Balai Latihan Kerja (BLK) yang dirancang untuk menguji kompetensi teknis, kemampuan mengajar, dan pemahaman terkait manajemen pelatihan
Soal 1:
Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tujuan utama dari Balai Latihan Kerja (BLK) adalah untuk:
- A. Mengajarkan teori ketenagakerjaan
- B. Mempromosikan pekerjaan baru
- C. Menyediakan tenaga kerja murah
- D. Mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten sesuai kebutuhan industri
- E. Memberikan perlindungan hukum bagi pekerja
Jawaban: D
Pembahasan: Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 menekankan peran BLK dalam mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri, bukan sekadar menyediakan tenaga kerja atau mempromosikan pekerjaan baru.
Soal 2:
Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional mengatur tentang:
- A. Sistem penggajian pekerja
- B. Penyelenggaraan pelatihan, akreditasi lembaga pelatihan, dan sertifikasi kompetensi
- C. Standar perlindungan tenaga kerja
- D. Pemberian subsidi bagi pelatih
- E. Proses evaluasi pekerja di tempat kerja
Jawaban: B
Pembahasan: PP No. 31 Tahun 2006 secara khusus mengatur penyelenggaraan pelatihan kerja nasional, akreditasi lembaga pelatihan, serta sertifikasi kompetensi, sehingga pelatihan diakui secara formal dan memenuhi standar nasional.
Soal 3:
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2014 memberikan pedoman bagi pelatihan berbasis kompetensi. Salah satu peran instruktur menurut peraturan ini adalah:
- A. Memberikan sertifikasi kepada peserta pelatihan
- B. Menyusun standar kompetensi kerja
- C. Memastikan pencapaian kompetensi peserta sesuai standar
- D. Mengembangkan sistem evaluasi nasional
- E. Menilai dan mengevaluasi kurikulum pelatihan
Jawaban: C
Pembahasan: Peran utama instruktur adalah memastikan bahwa peserta mencapai kompetensi yang ditargetkan sesuai standar pelatihan yang berlaku, sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri No. 8 Tahun 2014.
Soal 4:
Salah satu tujuan dari sistem standardisasi kompetensi kerja nasional menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 2 Tahun 2016 adalah:
- A. Mengurangi jumlah tenaga kerja yang tidak terampil
- B. Membatasi tenaga kerja asing
- C. Menetapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
- D. Memberikan insentif bagi pekerja terampil
- E. Mengarahkan tenaga kerja ke sektor informal
Jawaban: C
Pembahasan: Peraturan Menteri No. 2 Tahun 2016 bertujuan untuk menetapkan SKKNI sebagai acuan dalam pelatihan dan sertifikasi kompetensi tenaga kerja di Indonesia.
Soal 5:
Dalam Competency-Based Training (CBT), penilaian kompetensi dilakukan dengan cara:
- A. Mengacu pada durasi pelatihan
- B. Melihat hasil ujian tertulis
- C. Penilaian objektif terhadap keterampilan yang dipelajari
- D. Berdasarkan tingkat kehadiran peserta
- E. Dengan metode tanya jawab teori
Jawaban: C
Pembahasan: Competency-Based Training (CBT) fokus pada pencapaian kompetensi melalui penilaian objektif keterampilan yang sudah dipelajari oleh peserta, bukan hanya hasil ujian tertulis atau teori.
Soal 6:
Saat menyusun kurikulum pelatihan yang relevan dengan industri, langkah pertama yang harus dilakukan instruktur adalah:
- A. Menentukan jumlah peserta pelatihan
- B. Mengidentifikasi kebutuhan industri terkini
- C. Menyusun jadwal pelatihan
- D. Mencari instruktur tambahan
- E. Menentukan metode evaluasi
Jawaban: B
Pembahasan: Langkah awal dalam penyusunan kurikulum pelatihan adalah memahami kebutuhan dan perkembangan terkini dalam industri agar kurikulum yang dibuat sesuai dan relevan dengan dunia kerja.
Soal 7:
Teknik penyampaian materi pelatihan yang efektif bagi peserta pelatihan dengan latar belakang berbeda adalah:
- A. Menggunakan metode ceramah sepanjang waktu
- B. Memberikan materi tertulis saja
- C. Menggunakan pendekatan interaktif dan demonstrasi
- D. Menyederhanakan materi tanpa diskusi
- E. Menggunakan metode ujian langsung
Jawaban: C
Pembahasan: Pendekatan interaktif dan demonstrasi merupakan teknik penyampaian yang efektif karena membantu peserta memahami materi secara praktis, terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang berbeda.
Soal 8:
Dalam pengembangan modul pelatihan, instruktur harus mempertimbangkan faktor berikut, KECUALI:
- A. Kebutuhan peserta pelatihan
- B. Tujuan pelatihan
- C. Persyaratan sertifikasi
- D. Waktu pelatihan yang minimal
- E. Standar biaya pelatihan
Jawaban: E
Pembahasan: Standar biaya pelatihan bukanlah faktor utama dalam penyusunan modul pelatihan; yang lebih penting adalah memastikan modul relevan dengan kebutuhan peserta, tujuan pelatihan, dan persyaratan sertifikasi.
Soal 9:
Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 3 Tahun 2016, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) harus digunakan sebagai:
- A. Syarat kelulusan peserta pelatihan
- B. Dasar dalam penyusunan kurikulum dan modul pelatihan
- C. Referensi untuk gaji tenaga kerja
- D. Penilaian akhir peserta pelatihan
- E. Standar untuk pemilihan instruktur
Jawaban: B
Pembahasan: SKKNI menjadi dasar bagi lembaga pelatihan dalam menyusun kurikulum dan modul yang sesuai dengan standar nasional kompetensi kerja.
Soal 10:
Soft skills yang penting dalam dunia industri, seperti yang diajarkan dalam pelatihan BLK, antara lain:
- A. Kemampuan teori tanpa praktik
- B. Disiplin, kerja sama, dan etika kerja
- C. Hanya keterampilan berbicara
- D. Kemampuan analisis mendalam tanpa tim
- E. Keterampilan yang tidak terukur
Jawaban: B
Pembahasan: Soft skills seperti disiplin, kerja sama, dan etika kerja sangat penting dalam dunia industri karena membantu pekerja dalam beradaptasi, bekerja dalam tim, dan menjaga profesionalisme.
Soal 11:
Dalam menjalankan program pelatihan berbasis kompetensi di Balai Latihan Kerja (BLK), instruktur diwajibkan menyusun modul pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2014, apa saja yang harus diperhatikan instruktur dalam penyusunan modul tersebut agar kompetensi peserta dapat tercapai secara optimal?
- A. Memastikan modul memiliki durasi waktu minimal dan mudah diselesaikan oleh peserta
- B. Menyusun modul dengan fokus pada teori dan referensi dari berbagai sumber
- C. Modul harus menyertakan tujuan pelatihan, metode pengajaran, dan indikator kompetensi yang jelas
- D. Modul harus dirancang agar peserta hanya perlu belajar mandiri tanpa bimbingan instruktur
- E. Membuat modul dengan jumlah halaman yang terbatas agar mudah dibaca
Jawaban: C
Pembahasan: Modul pelatihan yang efektif harus mencakup tujuan yang jelas, metode pengajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri No. 8 Tahun 2014 untuk memastikan peserta dapat menguasai keterampilan yang diajarkan.
Soal 12:
Sesuai dengan PP No. 31 Tahun 2006, sistem pelatihan kerja nasional mengharuskan akreditasi lembaga pelatihan sebagai upaya meningkatkan kualitas pelatihan. Apa langkah-langkah utama yang perlu dilakukan BLK agar memenuhi standar akreditasi dan dapat terus menghasilkan tenaga kerja yang kompeten?
- A. Mempekerjakan instruktur yang berpengalaman tanpa mempertimbangkan sertifikasi kompetensi
- B. Meningkatkan fasilitas dan menyediakan materi yang berbasis teknologi terkini serta melakukan evaluasi berkala pada pelatihan
- C. Mengadakan pelatihan hanya berdasarkan permintaan industri tanpa evaluasi
- D. Memfokuskan pelatihan pada teori ketenagakerjaan tanpa praktik langsung
- E. Mengikuti standar internasional tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja lokal
Jawaban: B
Pembahasan: Untuk memenuhi standar akreditasi, BLK perlu menyediakan fasilitas yang sesuai, menggunakan teknologi terkini, dan melakukan evaluasi berkala, sesuai yang diatur dalam PP No. 31 Tahun 2006.
Soal 13:
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 menempatkan pelatihan kerja sebagai salah satu upaya pengembangan kompetensi tenaga kerja. Bagaimana instruktur di BLK dapat memastikan bahwa pelatihan yang diberikan sejalan dengan undang-undang tersebut dan relevan dengan kebutuhan industri?
- A. Dengan mengikuti perkembangan industri secara rutin dan menyesuaikan kurikulum pelatihan
- B. Dengan membuat kurikulum yang sama setiap tahun untuk memudahkan proses pengajaran
- C. Menyusun pelatihan tanpa memperhatikan permintaan tenaga kerja dari sektor-sektor tertentu
- D. Menggunakan metode pelatihan hanya berdasarkan pengalaman instruktur
- E. Memberikan pelatihan umum tanpa fokus pada keahlian khusus
Jawaban: A
Pembahasan: Instruktur harus mengikuti perkembangan industri dan menyesuaikan kurikulum agar pelatihan relevan dengan kebutuhan industri, sesuai dengan tujuan pengembangan kompetensi tenaga kerja dalam UU No. 13 Tahun 2003.
Soal 14:
Metode pembelajaran berbasis kompetensi atau Competency-Based Training (CBT) di BLK memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan metode tradisional. Berdasarkan konsep CBT, apa yang membedakan metode ini dalam penilaian pencapaian peserta?
- A. Penilaian hanya dilakukan di akhir program pelatihan
- B. Fokus pada teori yang dipahami oleh peserta
- C. Penilaian dilakukan terus-menerus selama pelatihan, fokus pada pencapaian kompetensi spesifik
- D. Mengabaikan keterampilan praktis dan hanya menguji teori
- E. Memberi kelulusan berdasarkan durasi kehadiran peserta
Jawaban: C
Pembahasan: CBT menekankan pada penilaian kompetensi spesifik secara berkelanjutan, bukan sekadar ujian teori atau kehadiran. Penilaian dilakukan untuk memastikan keterampilan yang dikuasai oleh peserta sesuai standar yang diharapkan.
Soal 15:
Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 3 Tahun 2016, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ditetapkan untuk dijadikan dasar dalam penyusunan kurikulum di lembaga pelatihan seperti BLK. Bagaimana proses penetapan SKKNI tersebut agar dapat diterapkan di seluruh lembaga pelatihan di Indonesia?
- A. Disusun oleh masing-masing BLK sesuai kebutuhan lokal tanpa pengesahan
- B. Ditetapkan oleh kementerian terkait setelah proses konsultasi dengan industri dan sektor terkait
- C. Diterbitkan langsung oleh setiap lembaga pelatihan tanpa regulasi khusus
- D. Ditentukan hanya oleh pemerintah daerah dan berlaku secara lokal
- E. Tidak memerlukan dasar hukum yang formal
Jawaban: B
Pembahasan: SKKNI ditetapkan oleh kementerian setelah proses konsultasi dengan industri terkait, sehingga dapat menjadi acuan nasional dalam penyusunan kurikulum pelatihan.
Soal 16:
Dalam pelatihan berbasis kompetensi, teknik evaluasi yang sesuai untuk memastikan kompetensi peserta dalam keterampilan praktis adalah:
- A. Hanya menggunakan ujian tertulis untuk seluruh materi pelatihan
- B. Menggunakan metode simulasi, tes praktik, dan penilaian langsung di tempat kerja
- C. Memberikan ujian pilihan ganda pada akhir pelatihan
- D. Mengamati peserta secara tidak langsung
- E. Mengandalkan laporan harian peserta tanpa tes praktik
Jawaban: B
Pembahasan: Evaluasi keterampilan praktis memerlukan pendekatan seperti simulasi, tes praktik, dan penilaian langsung di tempat kerja, sesuai dengan metode yang diterapkan dalam pelatihan berbasis kompetensi.
Soal 17:
Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 2 Tahun 2016, diatur bahwa BLK wajib menerapkan standar kompetensi berdasarkan SKKNI. Bagaimana peran instruktur dalam memastikan standar ini tercapai dalam proses pelatihan?
- A. Memberikan kelulusan pada peserta yang hadir penuh
- B. Menyusun dan mengawasi proses pelatihan agar sesuai dengan SKKNI
- C. Mengutamakan peserta yang memiliki latar belakang industri saja
- D. Mengandalkan materi yang diambil dari referensi online
- E. Menyederhanakan kompetensi agar mudah dicapai peserta
Jawaban: B
Pembahasan: Instruktur memiliki peran penting dalam menyusun dan mengawasi pelaksanaan pelatihan agar sesuai dengan SKKNI, sehingga kompetensi peserta sesuai dengan standar nasional.
Soal 18:
Sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2014, instruktur harus memastikan bahwa peserta mencapai kompetensi sesuai standar. Apa pendekatan yang dapat digunakan instruktur untuk memaksimalkan pencapaian kompetensi peserta?
- A. Menggunakan metode ceramah sepanjang pelatihan
- B. Mengutamakan praktik langsung, diskusi, dan evaluasi berkelanjutan
- C. Menghindari sesi tanya jawab untuk efisiensi waktu
- D. Hanya berfokus pada teori dan memberikan tugas mandiri
- E. Menggunakan materi pelatihan yang tidak diperbarui
Jawaban: B
Pembahasan: Pendekatan yang efektif untuk memaksimalkan pencapaian kompetensi peserta mencakup praktik langsung, diskusi, dan evaluasi yang berkesinambungan, sesuai dengan pedoman pelatihan berbasis kompetensi.
Soal 19:
Bagaimana sebaiknya instruktur mengembangkan soft skills pada peserta pelatihan di BLK, khususnya untuk keterampilan yang berkaitan dengan kerja sama dan komunikasi?
- A. Dengan memberikan ceramah tentang pentingnya soft skills
- B. Melakukan simulasi kerja tim dan role-playing untuk mengembangkan komunikasi dan kerja sama
- C. Membiarkan peserta mengembangkan soft skills secara mandiri
- D. Memberi materi tertulis tentang teori soft skills tanpa praktik
- E. Menguji soft skills hanya di akhir pelatihan
Jawaban: B
Pembahasan: Soft skills seperti kerja sama dan komunikasi lebih efektif dikembangkan melalui simulasi dan role-playing daripada sekadar teori, sehingga peserta dapat mempraktikkannya langsung dalam situasi nyata.
Soal 20:
Instruktur di BLK perlu mengelola kelas yang kondusif agar peserta lebih fokus dalam pelatihan. Berdasarkan praktik terbaik dalam pengelolaan kelas, apa langkah yang paling efektif untuk memotivasi peserta yang kurang aktif?
- A. Memberikan sanksi kepada peserta yang tidak aktif
- B. Mengidentifikasi penyebab ketidakaktifan dan memberikan pendekatan yang sesuai seperti mentoring individu
- C. Membiarkan peserta kurang aktif karena setiap peserta memiliki cara belajar masing-masing
- D. Memusatkan perhatian hanya pada peserta yang aktif saja
- E. Menyuruh peserta yang kurang aktif mengulangi sesi pelatihan
Jawaban: B
Pembahasan: Mengidentifikasi penyebab ketidakaktifan dan memberikan mentoring atau pendekatan khusus adalah cara yang efektif untuk memotivasi peserta yang kurang aktif, sehingga mereka dapat mengikuti pelatihan dengan lebih baik.
Latih diri Anda dengan lebih dari 500+ soal lengkap dan akurat untuk persiapan CPNS/PPPK Instruktur BLK! Soal-soal ini dirancang agar sesuai dengan sistem CAT terbaru, memberikan pengalaman latihan yang efektif dan mendekati ujian sesungguhnya. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk menguasai materi dan meningkatkan peluang lulus Anda.
Klik di sini untuk akses soal latihan lengkap: fungsional.id