100+ Soal Penata Kelola Layanan Kesehatan + Pembahasan dan Kisi-Kisi untuk PPPK CPNS

Penata Kelola Layanan Kesehatan

Penata Kelola Layanan Kesehatan adalah posisi penting yang bertanggung jawab dalam merencanakan, mengelola, dan mengawasi penyediaan layanan kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan. Posisi ini berperan penting dalam memastikan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik di tingkat pusat maupun daerah. Penata Kelola Layanan Kesehatan juga bertugas untuk mengkoordinasikan program kesehatan, mulai dari promosi kesehatan, pencegahan penyakit, hingga pengobatan dan rehabilitasi.

Selain mengatur distribusi tenaga medis, obat-obatan, dan peralatan medis, Penata Kelola Layanan Kesehatan juga berperan dalam merancang kebijakan yang mendukung sistem kesehatan yang berkelanjutan. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat, untuk mengoptimalkan pelayanan. Dalam menjalankan tugasnya, Penata Kelola Layanan Kesehatan harus memiliki pemahaman mendalam tentang regulasi kesehatan, kemampuan manajerial, serta keahlian dalam menganalisis data kesehatan dan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat.

Kisi-Kisi Penata Kelola Layanan Kesehatan untuk PPPK CPNS

Untuk mempersiapkan diri menghadapi seleksi PPPK CPNS bagi posisi Penata Kelola Layanan Kesehatan, penting untuk memahami materi yang kemungkinan besar akan diujikan. Berikut ini adalah topik-topik utama yang harus dikuasai:

  1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan: Mengatur dasar hukum bagi penyelenggaraan layanan kesehatan di Indonesia, termasuk tugas Penata Kelola Layanan Kesehatan dalam mengelola dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
  2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas: Mengatur standar pelayanan minimal di Puskesmas dan peran Penata Kelola Layanan Kesehatan dalam memastikan layanan yang sesuai dengan standar ini.
  3. Manajemen Strategis Layanan Kesehatan: Pemahaman tentang konsep manajemen strategis, termasuk perencanaan jangka pendek dan panjang, serta pengambilan keputusan strategis untuk peningkatan layanan kesehatan.
  4. Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES): Pengetahuan tentang penggunaan sistem informasi manajemen kesehatan untuk mendukung pengelolaan data, pelaporan, dan pengawasan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
  5. Evaluasi dan Pengawasan Layanan Kesehatan: Teknik evaluasi kinerja layanan kesehatan menggunakan indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPI) dan pengawasan untuk memastikan layanan berjalan sesuai standar.
  6. Pengelolaan Anggaran dan Sumber Daya Kesehatan: Teknik untuk mengelola anggaran, perencanaan, serta alokasi sumber daya manusia dan fasilitas kesehatan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas layanan.
  7. Manajemen Mutu Layanan Kesehatan: Penerapan konsep Total Quality Management (TQM) dalam layanan kesehatan untuk memastikan peningkatan kualitas secara berkelanjutan dan kepuasan pasien.
  8. Pengendalian Risiko dalam Layanan Kesehatan: Identifikasi dan mitigasi risiko dalam pelayanan kesehatan, termasuk keselamatan pasien dan manajemen risiko operasional di fasilitas kesehatan.
  9. Pengelolaan Program Kesehatan Masyarakat: Kemampuan untuk merancang dan mengelola program kesehatan masyarakat, seperti imunisasi, pencegahan penyakit menular, serta promosi kesehatan.
  10. Koordinasi Lintas Sektor Kesehatan: Keterampilan untuk bekerja sama dengan instansi lain, seperti pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan lembaga swasta, guna meningkatkan akses layanan kesehatan.
  11. Pengelolaan Keluhan dan Masalah Layanan Kesehatan: Teknik untuk menangani keluhan pasien dan masalah layanan kesehatan, serta pengelolaan sistem feedback yang berorientasi solusi untuk peningkatan mutu.
  12. Penggunaan Teknologi dalam Layanan Kesehatan: Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan dan monitoring layanan kesehatan, termasuk telemedicine, aplikasi kesehatan, dan alat digital lainnya.

Dengan menguasai kisi-kisi di atas, calon peserta PPPK CPNS untuk posisi Penata Kelola Layanan Kesehatan akan lebih siap menghadapi berbagai soal yang diujikan dalam seleksi. Kisi-kisi ini membantu memfokuskan studi anda pada Penata Kelola Layanan Kesehatan khususnya di pekerjaan di lapangan.

Contoh Soal Penata Kelola Layanan Kesehatan untuk PPPK & CPNS

1. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, penyelenggaraan layanan kesehatan harus berorientasi pada apa?
A. Efisiensi dan keuntungan
B. Kebutuhan dasar dan kesejahteraan masyarakat
C. Peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan
D. Distribusi obat-obatan secara merata
E. Pemanfaatan teknologi terbaru

Jawaban: B. Kebutuhan dasar dan kesejahteraan masyarakat
Pembahasan: Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa penyelenggaraan kesehatan harus mengutamakan kepentingan masyarakat untuk memenuhi hak dasar dalam kesehatan. Ini adalah inti dari penyelenggaraan layanan kesehatan yang menitikberatkan pada kesejahteraan umum, bukan pada efisiensi bisnis atau keuntungan semata.

2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 mengatur standar pelayanan minimal di Puskesmas. Salah satu indikator utama pelayanan minimal adalah:
A. Tersedianya pelayanan gawat darurat 24 jam
B. Ketersediaan obat generik lengkap
C. Tenaga kesehatan spesialis yang memadai
D. Program pelatihan berkala untuk staf
E. Ketersediaan teknologi kesehatan digital

Jawaban: A. Tersedianya pelayanan gawat darurat 24 jam
Pembahasan: Salah satu standar pelayanan minimal di Puskesmas adalah tersedianya pelayanan gawat darurat 24 jam. Ini memastikan bahwa Puskesmas dapat menangani kasus-kasus darurat setiap saat, yang merupakan bagian penting dari layanan kesehatan primer.

3. Dalam manajemen strategis layanan kesehatan, rencana jangka panjang umumnya meliputi:
A. Evaluasi harian kinerja tenaga kesehatan
B. Pengembangan infrastruktur kesehatan selama 10 tahun
C. Pembuatan anggaran operasional tahunan
D. Penanganan keluhan pasien
E. Perbaikan fasilitas medis sementara

Jawaban: B. Pengembangan infrastruktur kesehatan selama 10 tahun
Pembahasan: Manajemen strategis mencakup perencanaan jangka panjang seperti pengembangan infrastruktur kesehatan yang memerlukan waktu lebih dari satu dekade. Hal ini penting untuk peningkatan pelayanan yang berkelanjutan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

4. Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES) digunakan untuk:
A. Menentukan kebijakan fiskal di sektor kesehatan
B. Mengelola data, pelaporan, dan pengawasan di fasilitas kesehatan
C. Menyediakan konsultasi kesehatan secara online
D. Melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat
E. Membuat undang-undang terkait kesehatan masyarakat

Jawaban: B. Mengelola data, pelaporan, dan pengawasan di fasilitas kesehatan
Pembahasan: SIMKES merupakan sistem yang dirancang untuk mengelola data kesehatan, melakukan pelaporan, dan pengawasan terhadap layanan kesehatan di fasilitas-fasilitas kesehatan. Ini membantu dalam pengambilan keputusan berdasarkan data yang akurat.

5. Dalam evaluasi layanan kesehatan, indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPI) digunakan untuk:
A. Mengukur kepuasan pasien saja
B. Menilai seluruh aspek layanan kesehatan
C. Menentukan jumlah tenaga medis yang diperlukan
D. Menganalisis kebutuhan obat-obatan
E. Mengembangkan rencana strategis pelayanan kesehatan

Jawaban: B. Menilai seluruh aspek layanan kesehatan
Pembahasan: KPI adalah alat yang digunakan untuk mengukur berbagai aspek penting dalam layanan kesehatan, termasuk kualitas layanan, kepuasan pasien, dan efisiensi operasional. Dengan KPI, kinerja layanan kesehatan dapat dipantau dan dievaluasi secara sistematis.

6. Dalam pengelolaan anggaran layanan kesehatan, efisiensi dapat dicapai dengan cara:
A. Mengurangi jumlah tenaga kesehatan
B. Meningkatkan pengeluaran untuk teknologi
C. Alokasi sumber daya sesuai dengan prioritas kebutuhan
D. Mengabaikan program kesehatan yang berjalan lambat
E. Menaikkan biaya layanan kesehatan

Jawaban: C. Alokasi sumber daya sesuai dengan prioritas kebutuhan
Pembahasan: Efisiensi dalam pengelolaan anggaran dicapai dengan mengalokasikan sumber daya secara tepat berdasarkan prioritas kebutuhan. Dengan demikian, anggaran digunakan untuk program dan kegiatan yang memberikan manfaat maksimal bagi layanan kesehatan.

7. Konsep Total Quality Management (TQM) dalam layanan kesehatan bertujuan untuk:
A. Menurunkan biaya operasional secara signifikan
B. Meningkatkan kualitas layanan secara berkelanjutan
C. Mengurangi jumlah pasien yang dilayani
D. Menurunkan tingkat kepuasan pasien
E. Meningkatkan beban kerja tenaga medis

Jawaban: B. Meningkatkan kualitas layanan secara berkelanjutan
Pembahasan: TQM merupakan pendekatan manajemen yang berfokus pada peningkatan kualitas secara terus menerus di semua aspek layanan, dengan tujuan utama untuk mencapai kepuasan pasien yang tinggi serta meningkatkan efisiensi dalam operasional kesehatan.

8. Dalam pengendalian risiko layanan kesehatan, yang paling penting adalah:
A. Meningkatkan jumlah obat yang tersedia
B. Mengurangi jumlah staf untuk menghemat biaya
C. Identifikasi risiko dan penerapan langkah mitigasi
D. Membeli lebih banyak peralatan canggih
E. Fokus hanya pada keselamatan pasien

Jawaban: C. Identifikasi risiko dan penerapan langkah mitigasi
Pembahasan: Pengendalian risiko dalam layanan kesehatan melibatkan identifikasi potensi risiko yang dapat mengganggu layanan, serta penerapan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak risiko tersebut, termasuk keselamatan pasien dan manajemen operasional.

9. Salah satu tugas utama Penata Kelola Layanan Kesehatan dalam program kesehatan masyarakat adalah:
A. Melakukan audit keuangan rumah sakit
B. Mengelola program imunisasi dan pencegahan penyakit menular
C. Menyusun kebijakan anggaran negara
D. Menentukan harga obat-obatan di pasar
E. Mengawasi pelaksanaan program promosi kesehatan di media sosial

Jawaban: B. Mengelola program imunisasi dan pencegahan penyakit menular
Pembahasan: Penata Kelola Layanan Kesehatan bertanggung jawab atas manajemen program kesehatan masyarakat seperti imunisasi dan pencegahan penyakit menular. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui langkah-langkah pencegahan.

10. Dalam koordinasi lintas sektor, Penata Kelola Layanan Kesehatan harus bekerja sama dengan:
A. Hanya tenaga medis di fasilitas kesehatan
B. Instansi pemerintah, organisasi masyarakat, dan lembaga swasta
C. Para manajer rumah sakit saja
D. Penyedia layanan teknologi kesehatan
E. Pengusaha farmasi dan distribusi obat

Jawaban: B. Instansi pemerintah, organisasi masyarakat, dan lembaga swasta
Pembahasan: Penata Kelola Layanan Kesehatan harus mampu berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta, untuk memastikan layanan kesehatan berjalan efektif dan akses terhadap layanan meningkat.

11. Salah satu manfaat utama dari Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES) adalah:
A. Meningkatkan efisiensi dalam distribusi obat-obatan
B. Memudahkan pengambilan keputusan berbasis data
C. Mengurangi jumlah tenaga medis yang diperlukan
D. Mempercepat proses administrasi keuangan rumah sakit
E. Menurunkan tingkat infeksi nosokomial di rumah sakit

Jawaban: B. Memudahkan pengambilan keputusan berbasis data
Pembahasan: SIMKES membantu pengelola layanan kesehatan dalam mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data kesehatan, yang kemudian digunakan untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dan efisien. Sistem ini mempermudah proses pelaporan dan evaluasi layanan kesehatan.

12. Dalam manajemen anggaran layanan kesehatan, pengalokasian dana yang tepat harus mempertimbangkan:
A. Keuntungan yang diperoleh dari pasien
B. Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit
C. Prioritas kebutuhan layanan kesehatan
D. Harga obat-obatan yang tersedia di pasaran
E. Tingkat kepuasan tenaga medis

Jawaban: C. Prioritas kebutuhan layanan kesehatan
Pembahasan: Pengelolaan anggaran layanan kesehatan harus fokus pada alokasi yang tepat berdasarkan prioritas kebutuhan. Ini memastikan bahwa sumber daya tersedia untuk aspek yang paling krusial dalam penyediaan layanan kesehatan.

13. Penerapan Total Quality Management (TQM) dalam layanan kesehatan membutuhkan:
A. Penekanan biaya tenaga medis
B. Peningkatan standar operasional pelayanan
C. Penggantian semua teknologi kesehatan dengan yang terbaru
D. Pengurangan jumlah pasien yang dilayani
E. Peningkatan harga layanan kesehatan

Jawaban: B. Peningkatan standar operasional pelayanan
Pembahasan: TQM bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaiki standar operasional yang ada. Melalui perbaikan terus-menerus, fasilitas kesehatan dapat memberikan layanan yang lebih baik dan efisien.

14. Salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam evaluasi kinerja layanan kesehatan adalah:
A. Kualitas pelayanan yang diterima pasien
B. Jumlah pasien yang tidak dilayani
C. Tingkat kecepatan pengambilan keputusan
D. Jumlah tenaga medis yang tersedia
E. Kemampuan teknologi yang digunakan

Jawaban: A. Kualitas pelayanan yang diterima pasien
Pembahasan: Evaluasi kinerja layanan kesehatan harus mempertimbangkan kualitas pelayanan yang diterima oleh pasien. Tingkat kepuasan pasien menjadi indikator penting dalam menilai apakah layanan kesehatan memenuhi standar yang diharapkan.

15. Dalam pengelolaan risiko layanan kesehatan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah:
A. Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap anggaran
B. Mengurangi biaya operasional untuk efisiensi
C. Mengidentifikasi potensi risiko yang ada
D. Memperbanyak tenaga medis di setiap fasilitas
E. Meningkatkan penggunaan teknologi canggih

Jawaban: C. Mengidentifikasi potensi risiko yang ada
Pembahasan: Langkah pertama dalam pengelolaan risiko adalah mengidentifikasi potensi risiko yang ada dalam layanan kesehatan. Setelah risiko diidentifikasi, langkah-langkah mitigasi bisa direncanakan dan diterapkan untuk mengurangi dampak risiko tersebut.

16. Pengelolaan program kesehatan masyarakat bertujuan untuk:
A. Menurunkan jumlah fasilitas kesehatan yang diperlukan
B. Memaksimalkan keuntungan layanan kesehatan
C. Meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan
D. Mengurangi beban kerja tenaga medis
E. Mengurangi anggaran layanan kesehatan

Jawaban: C. Meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan
Pembahasan: Pengelolaan program kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan melalui program-program seperti imunisasi, pencegahan penyakit, dan promosi kesehatan.

17. Dalam manajemen mutu layanan kesehatan, indikator utama yang sering digunakan adalah:
A. Jumlah pasien yang dilayani setiap hari
B. Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan
C. Kepuasan pasien dan kualitas pelayanan
D. Jumlah obat yang tersedia di apotek
E. Kecepatan pengambilan keputusan oleh manajer

Jawaban: C. Kepuasan pasien dan kualitas pelayanan
Pembahasan: Indikator utama dalam manajemen mutu layanan kesehatan adalah kepuasan pasien dan kualitas pelayanan yang diberikan. Ini mencakup berbagai aspek seperti efektivitas pengobatan, keamanan pasien, dan kenyamanan selama menerima layanan.

18. Penggunaan teknologi dalam layanan kesehatan, seperti telemedicine, bertujuan untuk:
A. Mengurangi kebutuhan untuk rumah sakit
B. Meningkatkan akses pasien ke layanan kesehatan
C. Menurunkan biaya tenaga medis
D. Mengganti dokter dengan alat otomatis
E. Mempercepat pembangunan fasilitas kesehatan baru

Jawaban: B. Meningkatkan akses pasien ke layanan kesehatan
Pembahasan: Teknologi seperti telemedicine bertujuan untuk memperluas akses layanan kesehatan bagi pasien, terutama di daerah terpencil, sehingga mereka dapat berkonsultasi dengan dokter tanpa harus datang ke fasilitas kesehatan.

19. Manajemen risiko operasional dalam layanan kesehatan melibatkan:
A. Pemangkasan jumlah tenaga medis
B. Identifikasi dan mitigasi risiko terkait operasi harian
C. Penghentian layanan yang tidak menguntungkan
D. Penggunaan perangkat teknologi yang lebih canggih
E. Pengurangan biaya operasional fasilitas kesehatan

Jawaban: B. Identifikasi dan mitigasi risiko terkait operasi harian
Pembahasan: Manajemen risiko operasional melibatkan identifikasi risiko yang mungkin muncul dalam operasi sehari-hari layanan kesehatan, seperti risiko keselamatan pasien atau gangguan dalam rantai pasokan, dan menerapkan
langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak.

20 Dalam pengelolaan keluhan pasien, teknik yang harus digunakan adalah:
A. Mengabaikan keluhan yang dianggap tidak relevan
B. Menyediakan sistem umpan balik yang mudah dan responsif
C. Menurunkan biaya pelayanan untuk menarik lebih banyak pasien
D. Membatasi akses pasien ke layanan untuk mengurangi keluhan
E. Menyelesaikan keluhan pasien hanya jika ada manfaat finansial

Jawaban: B. Menyediakan sistem umpan balik yang mudah dan responsif
Pembahasan: Penanganan keluhan pasien harus dilakukan melalui sistem umpan balik yang responsif dan mudah diakses. Hal ini memungkinkan pasien untuk memberikan masukan yang konstruktif, yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan di fasilitas kesehatan.

Dapatkan Lebih Banyak Soal dan Pembahasan di Sini!

Ingin melanjutkan latihan dengan lebih dari 100 soal terkait Penata Kelola Layanan Kesehatan? Masuk ke sistem kami di https://fungsional.id atau klik banner di atas untuk mendaftar gratis! Di sini, Anda bisa mengakses latihan soal, pembahasan lengkap, dan berbagai sumber belajar lainnya untuk membantu persiapan ujian Anda. Jangan lewatkan kesempatan untuk memaksimalkan hasil belajar Anda!

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Halo!
Silahkan Hubungi Kami Jika Ada Pertanyaan...