Pengawas Benih Tanaman adalah jabatan yang berperan penting dalam memastikan kualitas, keamanan, dan keberlanjutan benih tanaman yang akan digunakan dalam sektor pertanian. Posisi ini bertanggung jawab atas pengawasan distribusi, produksi, sertifikasi, dan penyimpanan benih tanaman agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah dan mendukung peningkatan produktivitas pertanian.
Tugas utama seorang Pengawas Benih Tanaman meliputi inspeksi lapangan, evaluasi kualitas benih, penegakan peraturan terkait benih, hingga pemberian bimbingan teknis kepada produsen dan distributor. Posisi ini memerlukan pemahaman mendalam tentang ilmu pertanian, standar benih, dan regulasi nasional terkait pengelolaan benih.
Table of Contents
ToggleKisi-Kisi Soal CPNS PPPK Pengawas Benih Tanaman Sesuai KemenpanRB
Pengawasan benih tanaman tidak hanya membutuhkan pemahaman teknis tetapi juga ketelitian dalam mengikuti regulasi yang berlaku. Kisi-kisi berikut memberikan gambaran topik utama yang perlu Anda pelajari untuk seleksi CPNS PPPK.
- Regulasi Bidang Pertanian
Memahami peraturan perundang-undangan yang mengatur sektor pertanian di Indonesia, termasuk:- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman yang mengatur sistem budidaya tanaman yang baik.
- Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman yang menetapkan ketentuan mengenai perbenihan tanaman.
- Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/OT.140/9/2015 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina yang mengatur produksi, sertifikasi, dan peredaran benih.
- Pengetahuan Budidaya Tanaman
Menguasai teknik produksi benih, termasuk seleksi dan detaseling, untuk memastikan benih yang dihasilkan berkualitas tinggi. Pengetahuan ini meliputi praktik budidaya yang baik guna meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman. - Biologi Umum
Memahami dasar-dasar pemuliaan tanaman, termasuk teknik persilangan dan seleksi untuk menghasilkan varietas unggul. Mengetahui morfologi dan fisiologi tanaman untuk memahami pertumbuhan, perkembangan, dan respons tanaman terhadap lingkungan. - Regulasi Perbenihan Nasional
Menguasai peraturan yang mengatur perbenihan di Indonesia, seperti:- Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura yang mengatur pengembangan hortikultura, termasuk perbenihan.
- Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/7/2011 tentang Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura yang mengatur pendaftaran varietas hortikultura.
- Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan, dan Penarikan Varietas yang mengatur proses pengujian, penilaian, pelepasan, dan penarikan varietas tanaman.
- Pengawasan Benih Tanaman
Memahami prosedur sertifikasi benih untuk memastikan benih yang beredar memenuhi standar mutu. Mengawasi peredaran benih di pasaran guna mencegah peredaran benih ilegal atau bermutu rendah, melakukan pengujian mutu benih termasuk uji daya tumbuh, kemurnian, dan kesehatan benih, serta menilai dan merekomendasikan pelepasan varietas baru berdasarkan hasil uji adaptasi dan produktivitas.
Contoh Soal CPNS PPPK Pengawas Benih Tanaman
Pengawasan benih tanaman mencakup berbagai tanggung jawab, mulai dari sertifikasi hingga pengendalian mutu di lapangan. Contoh soal berikut membantu Anda mempersiapkan diri menghadapi ujian seleksi dengan skenario berbasis kasus nyata dan teknis.
1. Dalam inspeksi lapangan, ditemukan benih padi yang akan diedarkan tidak memiliki sertifikat uji daya tumbuh. Langkah pertama yang harus dilakukan pengawas adalah…
A. Melarang peredaran benih hingga sertifikat daya tumbuh diterbitkan
B. Meminta produsen melakukan uji daya tumbuh ulang di laboratorium resmi
C. Menginstruksikan penarikan sementara benih dari pasaran
D. Memberikan teguran tertulis kepada produsen tanpa melarang peredaran
E. Melaporkan pelanggaran ini ke dinas pertanian daerah
Pembahasan: Jawaban A benar, karena benih tanpa sertifikat daya tumbuh tidak boleh diedarkan hingga memenuhi standar mutu yang ditetapkan.
2. Dalam pengujian benih jagung, ditemukan tingkat kemurnian sebesar 94%, sedangkan standar minimal adalah 96%. Tindakan pengawas yang paling tepat adalah…
A. Menolak benih tersebut untuk diedarkan
B. Meminta produsen meningkatkan kemurnian benih sebelum pendistribusian
C. Memberikan peringatan kepada produsen tanpa menghentikan distribusi
D. Melaporkan pelanggaran ini ke otoritas perbenihan nasional
E. Membiarkan benih beredar dengan catatan koreksi laporan mutu
Pembahasan: Jawaban B benar, karena produsen harus meningkatkan kemurnian benih agar sesuai dengan standar sebelum diedarkan.
3. Seorang produsen benih hortikultura tidak mencantumkan informasi varietas dalam kemasan benih yang akan dipasarkan. Risiko utama dari pelanggaran ini adalah…
A. Konsumen tidak dapat memastikan kualitas benih
B. Penurunan daya tumbuh akibat salah penyimpanan
C. Tidak adanya bukti asal-usul benih
D. Gangguan dalam distribusi benih di pasaran
E. Pelanggaran terhadap kebijakan pendaftaran varietas
Pembahasan: Jawaban A benar, karena tanpa informasi varietas, konsumen tidak dapat memastikan kualitas dan kesesuaian benih untuk kebutuhannya.
4. Dalam inspeksi terhadap peredaran benih hortikultura, ditemukan bahwa benih tersebut belum terdaftar dalam sistem pendaftaran varietas nasional. Langkah pengawas adalah…
A. Meminta produsen segera mendaftarkan varietas ke Kementerian Pertanian
B. Menarik benih dari pasaran hingga proses pendaftaran selesai
C. Menginstruksikan pengujian tambahan untuk memastikan keaslian varietas
D. Melaporkan pelanggaran ini ke badan sertifikasi benih nasional
E. Memberikan sanksi administratif kepada produsen
Pembahasan: Jawaban B benar, karena varietas yang belum terdaftar tidak boleh diedarkan sebelum memenuhi ketentuan pendaftaran.
5. Dalam pengawasan produksi benih padi, pengawas menemukan bahwa proses detaseling tidak dilakukan secara menyeluruh. Risiko yang paling mungkin terjadi adalah…
A. Penurunan daya tumbuh benih
B. Penurunan tingkat kemurnian varietas
C. Kegagalan dalam proses sertifikasi benih
D. Ketidaksesuaian laporan produksi
E. Kerugian finansial bagi produsen
Pembahasan: Jawaban B benar, karena detaseling yang tidak menyeluruh dapat menyebabkan pencampuran varietas, sehingga menurunkan kemurnian benih.
6. Sebuah perusahaan perbenihan melaporkan hasil uji daya tumbuh sebesar 85%, sementara standar minimal adalah 80%. Pengawas harus…
A. Menerima laporan dan melanjutkan proses sertifikasi
B. Melakukan pengujian ulang untuk memastikan hasil yang dilaporkan
C. Memberikan saran untuk meningkatkan daya tumbuh sebelum sertifikasi
D. Menunda sertifikasi hingga pengujian tambahan dilakukan
E. Membatalkan proses sertifikasi karena hasil uji dianggap tidak valid
Pembahasan: Jawaban A benar, karena hasil uji daya tumbuh memenuhi standar minimal yang ditetapkan.
7. Dalam proses sertifikasi, ditemukan bahwa benih memiliki tingkat kelembapan lebih tinggi dari standar yang ditetapkan. Langkah yang paling tepat adalah…
A. Menolak benih dari proses sertifikasi
B. Menginstruksikan pengeringan ulang untuk menurunkan kadar air
C. Melakukan pengujian tambahan untuk memastikan kelayakan benih
D. Memberikan catatan khusus dalam laporan sertifikasi
E. Menunda sertifikasi hingga kelembapan sesuai standar
Pembahasan: Jawaban B benar, karena pengeringan ulang adalah solusi utama untuk menurunkan kadar kelembaban agar sesuai standar.
8. Sebuah varietas tanaman baru diajukan untuk pelepasan, tetapi hasil uji adaptasi menunjukkan produktivitas yang rendah di beberapa wilayah. Pengawas harus…
A. Menolak pelepasan varietas berdasarkan hasil uji adaptasi
B. Meminta pengujian tambahan di wilayah lain yang lebih sesuai
C. Memberikan rekomendasi pelepasan dengan catatan khusus
D. Menyetujui pelepasan karena varietas memenuhi kriteria lain
E. Menunda pelepasan hingga ada perbaikan hasil uji adaptasi
Pembahasan: Jawaban A benar, karena hasil uji adaptasi yang rendah menunjukkan varietas tidak layak dilepas di wilayah tertentu.
9. Dalam inspeksi lapangan, ditemukan benih yang sudah melewati masa kadaluarsa masih dipasarkan. Langkah pengawas adalah…
A. Menarik seluruh benih dari pasaran dan memberikan sanksi
B. Meminta produsen mengganti benih dengan yang baru
C. Menginstruksikan evaluasi ulang masa simpan benih
D. Memberikan teguran tertulis kepada produsen
E. Melaporkan pelanggaran ini ke badan sertifikasi benih nasional
Pembahasan: Jawaban A benar, karena benih yang melewati masa kadaluarsa tidak boleh beredar di pasaran.
10. Dalam inspeksi, ditemukan benih jagung yang terkontaminasi oleh benih gulma. Risiko utama dari situasi ini adalah…
A. Penurunan produktivitas lahan
B. Penurunan daya tumbuh benih
C. Kegagalan sertifikasi benih
D. Penyebaran gulma ke wilayah baru
E. Ketidaksesuaian laporan mutu
Pembahasan: Jawaban D benar, karena kontaminasi benih gulma dapat menyebabkan penyebaran gulma ke area yang lebih luas.
11. Dalam proses pengawasan benih, ditemukan bahwa salah satu varietas padi yang diuji tidak mencatat hasil stabil dalam uji adaptasi di tiga lokasi berbeda. Langkah yang paling tepat adalah…
A. Menunda pelepasan varietas hingga dilakukan uji tambahan
B. Menerima hasil uji adaptasi dengan evaluasi lebih lanjut
C. Menolak pelepasan varietas karena hasil uji tidak konsisten
D. Memberikan catatan pada laporan pelepasan varietas
E. Meminta produsen mengganti metode pengujian adaptasi
Pembahasan: Jawaban A benar, karena menunda pelepasan memberikan waktu untuk melakukan uji adaptasi tambahan guna memastikan stabilitas varietas.
12. Dalam inspeksi di gudang penyimpanan benih, pengawas menemukan kadar kelembapan yang tinggi akibat ventilasi yang buruk. Risiko utama dari situasi ini adalah…
A. Penurunan daya tumbuh benih
B. Kontaminasi oleh patogen
C. Kerusakan struktur benih
D. Penurunan tingkat kemurnian varietas
E. Percepatan proses kedaluwarsa
Pembahasan: Jawaban A benar, karena kelembapan yang tinggi dapat memengaruhi daya tumbuh benih secara signifikan.
13. Dalam inspeksi pengujian benih, ditemukan bahwa kadar air benih hortikultura lebih tinggi dari standar. Langkah yang paling tepat adalah…
A. Menunda distribusi hingga kadar air sesuai standar
B. Memberikan rekomendasi untuk menurunkan kadar air
C. Menarik benih dari proses sertifikasi
D. Melakukan pengujian ulang di laboratorium independen
E. Memberikan catatan khusus pada laporan hasil pengujian
Pembahasan: Jawaban B benar, karena rekomendasi untuk menurunkan kadar air adalah langkah pertama yang dapat diambil sebelum distribusi.
14. Dalam pengawasan peredaran benih, ditemukan benih yang tidak mencantumkan informasi mengenai batch produksi. Risiko yang paling mungkin terjadi adalah…
A. Kesulitan melacak sumber benih jika terjadi masalah
B. Penurunan kualitas benih di pasaran
C. Ketidakcocokan dengan laporan sertifikasi
D. Kegagalan dalam proses distribusi
E. Pelanggaran regulasi perbenihan nasional
Pembahasan: Jawaban A benar, karena tanpa informasi batch produksi, pelacakan sumber benih jika ada masalah akan sulit dilakukan.
15. Dalam proses inspeksi lapangan, ditemukan bahwa area produksi benih tidak memenuhi jarak isolasi yang ditetapkan. Risiko utama dari pelanggaran ini adalah…
A. Pencampuran varietas yang menurunkan kemurnian benih
B. Penurunan daya tumbuh akibat kontaminasi lingkungan
C. Ketidaksesuaian hasil uji dengan standar sertifikasi
D. Gangguan produktivitas akibat pengelolaan lahan yang salah
E. Kegagalan dalam proses pelepasan varietas baru
Pembahasan: Jawaban A benar, karena jarak isolasi yang tidak memadai meningkatkan risiko pencampuran varietas, yang berdampak pada kemurnian benih.
16. Dalam pengawasan peredaran benih, pengawas menemukan benih yang tidak mencantumkan tanggal kedaluwarsa pada kemasannya. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah…
A. Meminta produsen mencantumkan tanggal kedaluwarsa sebelum distribusi
B. Menarik benih dari pasaran hingga kemasan diperbaiki
C. Memberikan sanksi administratif kepada produsen
D. Melaporkan pelanggaran ini ke badan pengawas pusat
E. Melakukan pengujian tambahan terhadap kualitas benih
Pembahasan: Jawaban A benar, karena mencantumkan tanggal kedaluwarsa adalah persyaratan wajib sebelum benih dapat diedarkan.
17. Dalam inspeksi, ditemukan bahwa benih hortikultura memiliki tingkat kontaminasi mikroba di atas ambang batas. Risiko utama dari situasi ini adalah…
A. Penurunan daya tumbuh akibat infeksi
B. Penyebaran penyakit tanaman ke wilayah lain
C. Penurunan kualitas benih di pasaran
D. Gangguan pada siklus tanam petani
E. Penolakan benih oleh konsumen akhir
Pembahasan: Jawaban B benar, karena tingkat kontaminasi mikroba yang tinggi dapat menyebarkan penyakit tanaman ke wilayah lain.
18. Dalam pengawasan benih jagung hibrida, ditemukan bahwa tingkat hasil panen berbeda signifikan antar lokasi. Langkah pengawas adalah…
A. Meminta uji ulang di lokasi lain dengan kondisi serupa
B. Menolak sertifikasi karena hasil uji tidak konsisten
C. Memberikan catatan khusus dalam laporan hasil uji
D. Menunda sertifikasi hingga evaluasi lebih lanjut dilakukan
E. Melaporkan hasil ini ke badan sertifikasi nasional
Pembahasan: Jawaban A benar, karena pengujian tambahan diperlukan untuk memastikan stabilitas hasil panen di berbagai lokasi.
19. Dalam inspeksi lapangan, ditemukan bahwa benih yang digunakan tidak terdaftar dalam pendaftaran varietas nasional. Langkah yang paling tepat adalah…
A. Menarik benih dari lapangan dan meminta pendaftaran varietas
B. Meminta pengujian ulang untuk memastikan keaslian varietas
C. Memberikan rekomendasi untuk segera mendaftarkan varietas
D. Melaporkan pelanggaran ini ke otoritas nasional
E. Membiarkan penggunaan benih dengan pengawasan tambahan
Pembahasan: Jawaban A benar, karena benih yang tidak terdaftar tidak boleh digunakan sampai proses pendaftaran selesai.
20. Dalam pengujian benih, ditemukan bahwa tingkat kemurnian benih berada di bawah standar nasional. Langkah terbaik yang harus dilakukan adalah…
A. Meminta produsen meningkatkan tingkat kemurnian sebelum sertifikasi
B. Menolak sertifikasi benih hingga kemurnian ditingkatkan
C. Menginstruksikan distribusi benih dengan catatan khusus
D. Memberikan rekomendasi untuk mengganti metode produksi
E. Melaporkan hasil ini ke badan sertifikasi benih nasional
Pembahasan: Jawaban A benar, karena produsen wajib memastikan tingkat kemurnian sesuai standar sebelum melanjutkan proses sertifikasi.
Raih Posisi Pengawas Benih Tanaman dengan Percaya Diri!
Tingkatkan kemampuan Anda melalui latihan soal berbasis CAT di Fungsional.id. Fokus pada kompetensi teknis dan regulasi untuk memastikan kesuksesan Anda.