K3 merupakan kumpulan kebijakan dan tindakan operasional yang dijalankan untuk menjaga keamanan area kerja serta menekan berbagai potensi bahaya. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan melindungi pekerja dari segala ancaman yang dapat mempengaruhi kesehatan atau keselamatan mereka. Implementasi K3 merupakan aspek penting dalam meningkatkan efektivitas kerja serta memastikan kelangsungan operasional yang aman di berbagai sektor industri.
Table of Contents
ToggleKisi – Kisi Soal Uji Kompetensi (UKOM) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Penguasaan prinsip K3 wajib dimiliki semua pihak di tempat kerja untuk meminimalkan potensi bahaya. Oleh karena itu, dibuatlah kisi-kisi sebagai kerangka acuan agar penyampaian materi menjadi terorganisir, terfokus, dan lebih mudah dipahami.
- Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3): Mewajibkan perusahaan untuk menerapkan SMK3 sebagai bagian dari sistem manajemen perusahaan.
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 11 Tahun 2023 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas: Mengatur persyaratan khusus untuk keselamatan dan kesehatan kerja di ruang terbatas, seperti ruang yang sempit atau dengan ventilasi terbatas.
- Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 244 Tahun 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2024: Menetapkan pedoman pelaksanaan Bulan K3 Nasional untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap K3.
- Program K3 Nasional 2024–2029: Sebuah dokumen perencanaan strategis yang menetapkan sasaran, target, dan tolok ukur terukur bagi semua pemangku kepentingan, sehingga mereka dapat menjalankan program K3 secara mandiri maupun kolaboratif untuk menurunkan frekuensi kecelakaan kerja.
- Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengesahan Konvensi ILO Nomor 187 Tahun 2006: Meratifikasi konvensi internasional mengenai kerangka promosi keselamatan dan kesehatan kerja.
- Kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis bahaya di tempat kerja. Peserta akan diuji dalam mengenali bahaya fisik (bising, panas, radiasi), kimia (uap, debu, gas), biologis (virus, bakteri), ergonomis (postur kerja, angkat beban), dan psikososial (stres kerja, beban kerja berlebih). Teknik identifikasi seperti walkthrough survey dan checklist juga termasuk dalam cakupan.
- Teknik dan metode analisis risiko serta penilaian tingkat bahaya. Diuji pada penggunaan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control), FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), atau JSA (Job Safety Analysis) untuk menentukan tingkat keparahan dan probabilitas risiko. Soal dapat berupa penghitungan tingkat risiko dan prioritas pengendalian.
- Penerapan sistem manajemen K3 secara menyeluruh di tempat kerja. Peserta harus memahami konsep perencanaan, implementasi, evaluasi, dan tindakan perbaikan dalam sistem manajemen K3. Termasuk pengembangan kebijakan K3, pembentukan P2K3, pelaporan kecelakaan kerja, dan budaya keselamatan kerja. Bisa juga mencakup pengukuran kinerja K3 berbasis leading & lagging indicators.
- Strategi pengendalian risiko berdasarkan hierarki pengendalian. Pengendalian bahaya dilakukan melalui pendekatan hierarki pengendalian risiko: Eliminasi, Substitusi, Rekayasa Teknis, Administratif, dan APD. Kemampuan peserta dievaluasi berdasarkan ketepatan dan efisiensi dalam memilih strategi pengendalian yang sesuai dengan jenis bahaya. Contoh soal bisa berupa skenario penanganan bahan kimia berbahaya atau area kerja dengan kebisingan tinggi.
- Kemampuan merespons situasi darurat di lingkungan kerja. Materi ini mencakup latihan prosedur evakuasi, pemadaman kebakaran dengan APAR, dan penanganan tumpahan bahan kimia. Ujian dapat berupa simulasi atau soal berbasis studi kasus seperti tanggap darurat di area pabrik atau gedung perkantoran.
- Pemilihan dan penggunaan APD sesuai jenis bahaya. Peserta harus mampu menentukan jenis APD yang sesuai (helm, respirator, safety shoes, sarung tangan, goggles), cara pemakaian yang benar, serta perawatan dan penyimpanannya. Soal dapat berupa pemilihan APD dalam berbagai kondisi kerja seperti pengelasan, bahan kimia, atau ketinggian.
- Teknik pelaksanaan inspeksi dan audit K3 untuk mengevaluasi implementasi keselamatan kerja. Peserta harus memahami perbedaan inspeksi rutin dan audit K3 formal, mampu menyusun checklist, mencatat temuan lapangan, serta menyusun rekomendasi perbaikan. Kisi ini juga mencakup pelaporan hasil inspeksi dan audit serta tindak lanjut dari hasil temuan.
Contoh Soal Uji Kompetensi (UKOM) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Di bawah ini terdapat serangkaian soal yang dirancang untuk mengevaluasi penguasaan Anda pada aspek K3 mulai dari peraturan, identifikasi bahaya, analisis risiko, hingga penanganan darurat. Kerjakan dengan cermat agar Anda siap menghadapi situasi keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan!
Soal No. 1
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 mengamanatkan setiap perusahaan untuk:
A. Menyusun jadwal pelatihan keselamatan tahunan
B. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
C. Melakukan audit lingkungan hidup berkala
D. Memberikan penghargaan K3 kepada karyawan terpilih
E. Mengadopsi standar mutu ISO 9001
Jawaban: B
Pembahasan:
PP No. 50/2012 mewajibkan organisasi menerapkan SMK3 sebagai bagian integral dari pengelolaan perusahaan, dengan tujuan utama menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja di seluruh proses operasional.
Soal No. 2
Permenaker Nomor 11 Tahun 2023 mengatur penerapan protokol K3 secara khusus pada kondisi kerja di:
A. Area pergudangan terbuka
B. Ruang tertutup yang minim sirkulasi udara
C. Ruang rapat ber-AC dengan ventilasi memadai
D. Lokasi proyek jalan raya luar ruangan
E. Area produksi pabrik berkapasitas besar
Jawaban: B
Pembahasan:
Permenaker 11/2023 diberlakukan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja di ruang-ruang terbatas misalnya ruang bawah tanah atau bilik sempit yang memiliki sirkulasi udara kurang baik. Di tempat seperti ini, risiko paparan gas berbahaya atau kekurangan oksigen lebih tinggi sehingga butuh standar K3 khusus.
Soal No. 3
Dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 244 Tahun 2023, tujuan dari pelaksanaan Bulan K3 Nasional adalah untuk:
A. Menyusun kebijakan baru terkait upah
B. Meningkatkan pemahaman dan disiplin terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
C. Menetapkan aturan tentang hak cuti pekerja
D. Mengatur hak-hak pekerja di sektor konstruksi
E. Menyusun pedoman pelatihan kerja
Jawaban: B
Pembahasan:
Keputusan ini berfokus pada pelaksanaan Bulan K3 Nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan disiplin dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja.
Soal No. 4
Salah satu tujuan Program K3 Nasional 2024-2029 adalah:
A. Mengurangi jumlah kecelakaan kerja
B. Mengurangi biaya produksi
C. Meningkatkan jumlah karyawan
D. Menurunkan pajak perusahaan
E. Menyusun struktur organisasi baru
Jawaban: A
Pembahasan:
Program K3 Nasional bertujuan untuk mengurangi jumlah kecelakaan kerja melalui berbagai inisiatif dan pengukuran kinerja.
Soal No. 5
Konvensi ILO Nomor 187 yang disahkan oleh Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2014 bertujuan untuk:
A. Menetapkan aturan mengenai hak pekerja untuk berorganisasi
B. Meningkatkan partisipasi pekerja dalam manajemen keselamatan dan kesehatan
C. Mengatur keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
D. Memperkenalkan sistem jaminan sosial universal
E. Mengurangi penggunaan tenaga kerja anak di industri
Jawaban: B
Pembahasan:
Konvensi ILO No. 187 menekankan pentingnya melibatkan pekerja dalam manajemen keselamatan dan kesehatan kerja untuk meningkatkan efektivitas sistem keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
Soal No. 6
Metode HIRARC digunakan untuk:
A. Mengidentifikasi produk yang laris di pasar
B. Menganalisis tingkat risiko dan pengendaliannya
C. Menyusun laporan tahunan perusahaan
D. Mengelola sistem tanggap darurat
E. Menilai performa karyawan
Jawaban: B
Pembahasan:
HIRARC adalah metode untuk mengidentifikasi bahaya, menilai risikonya, dan menentukan langkah pengendalian yang tepat.
Soal No. 7
Bahaya psikososial di tempat kerja dapat mencakup:
A. Stres kerja
B. Radiasi
C. Bising tinggi
D. Suhu ekstrem
E. Uap kimia
Jawaban: A
Pembahasan:
Stres kerja merupakan salah satu contoh bahaya psikososial yang mempengaruhi kesejahteraan mental pekerja.
Soal No. 8
Dalam sistem manajemen K3, pembentukan P2K3 bertujuan untuk:
A. Menyusun laporan keuangan
B. Mengatur pembagian keuntungan
C. Melibatkan pekerja dalam pengawasan K3
D. Meningkatkan produksi barang
E. Mengurangi waktu lembur
Jawaban: C
Pembahasan:
P2K3 (Panitia Pembina K3) bertujuan untuk melibatkan pekerja dalam upaya menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
Soal No. 9
Salah satu indikator kinerja K3 yang termasuk dalam kategori “leading” adalah:
A. Jumlah kecelakaan kerja
B. Penggunaan APD yang tepat
C. Jumlah pekerja yang sakit
D. Biaya asuransi kesehatan
E. Jumlah laporan kecelakaan
Jawaban: B
Pembahasan:
Indikator “leading” berfokus pada tindakan preventif, seperti penggunaan APD yang benar untuk mencegah kecelakaan.
Soal No. 10
Langkah pertama yang harus diambil saat terjadi kebakaran di tempat kerja adalah:
A. Menghubungi pihak keamanan
B. Menyelamatkan barang berharga
C. Menggunakan APAR jika api kecil
D. Meninggalkan lokasi kerja
E. Menutup semua jendela
Jawaban: C
Pembahasan:
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memanfaatkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) untuk mengendalikan api kecil sebelum berkembang menjadi lebih besar.
Soal No. 11
Bahaya fisik yang diakibatkan oleh paparan kebisingan dapat menyebabkan:
A. Gangguan pendengaran permanen
B. Penurunan kualitas udara
C. Kelelahan otot
D. Kerusakan pada kulit
E. Infeksi saluran pernapasan
Jawaban: A
Pembahasan:
Paparan terhadap kebisingan yang berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan pendengaran yang bersifat permanen atau bahkan mengakibatkan kehilangan kemampuan pendengaran.
Soal No. 12
Saat melakukan inspeksi K3, apa yang harus dilakukan setelah menemukan bahaya?
A. Membiarkannya sampai selesai jam kerja
B. Mencatat temuan dan memberikan rekomendasi perbaikan
C. Membiarkan manajer mengambil keputusan
D. Melaporkan hanya ke bagian SDM
E. Menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhatikan bahaya
Jawaban: B
Pembahasan:
Setelah menemukan bahaya, pekerja atau auditor harus mencatatnya dan memberikan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi risiko.
Soal No. 13
Dalam pengendalian risiko, metode yang paling efisien adalah:
A. Substitusi
B. Penggunaan APD
C. Rekayasa teknis
D. Administrasi
E. Eliminasi
Jawaban: E
Pembahasan:
Eliminasi adalah langkah pertama dalam hierarki pengendalian risiko karena menghilangkan bahaya sepenuhnya.
Soal No. 14
Salah satu contoh bahaya kimia yang sering ditemukan di tempat kerja adalah:
A. Radiasi UV
B. Bising tinggi
C. Gas karbon monoksida
D. Postur tubuh yang buruk
E. Beban kerja berlebih
Jawaban: C
Pembahasan:
Gas karbon monoksida merupakan contoh bahaya kimia yang berpotensi membahayakan kesehatan pekerja jika terhirup.
Soal No. 15
Strategi pengendalian risiko menggunakan APD dilakukan apabila:
A. Risiko tidak dapat dihilangkan atau dikendalikan dengan metode lain
B. Semua bahaya dapat diselesaikan dengan rekayasa teknis
C. Tindakan administratif tidak diperlukan
D. Pekerja tidak memiliki keterampilan
E. Risiko dapat dikendalikan sepenuhnya
Jawaban: A
Pembahasan:
APD digunakan apabila risiko tidak bisa dihilangkan atau dikendalikan dengan metode lain seperti eliminasi atau rekayasa teknis.
Soal No. 16
JSA (Job Safety Analysis) digunakan untuk:
A. Mengukur efisiensi produksi
B. Menganalisis risiko pada setiap tahapan pekerjaan
C. Menyusun laporan keuangan
D. Meningkatkan kualitas produk
E. Menentukan gaji pekerja
Jawaban: B
Pembahasan:
JSA (Job Safety Analysis) diterapkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya yang ada pada setiap langkah atau tahap dalam suatu pekerjaan.
Soal No. 17
Salah satu tugas utama dari petugas K3 di tempat kerja adalah:
A. Menghitung biaya produksi
B. Mengawasi pengiriman barang
C. Menyusun laporan keuangan
D. Menilai dan mengurangi bahaya keselamatan kerja
E. Menyusun jadwal kerja
Jawaban: D
Pembahasan:
Petugas K3 bertanggung jawab untuk menilai dan mengurangi potensi bahaya yang ada di tempat kerja.
Soal No. 18
Pada pengendalian risiko, substitusi dilakukan dengan cara:
A. Mengganti bahan berbahaya dengan yang lebih aman
B. Menambah perlindungan fisik pada pekerja
C. Mengurangi jam kerja
D. Mengurangi frekuensi pekerjaan
E. Memberikan pelatihan keselamatan
Jawaban: A
Pembahasan:
Substitusi berarti mengganti bahan atau proses berbahaya dengan yang lebih aman untuk mengurangi risiko.
Soal No. 19
Dalam menilai bahaya fisik, metode yang paling umum digunakan adalah:
A. FMEA
B. Walkthrough survey
C. Analisis SWOT
D. JSA
E. Risk matrix
Jawaban: B
Pembahasan:
Walkthrough survey adalah metode umum untuk mengidentifikasi bahaya fisik di tempat kerja.
Soal No. 20
Langkah pertama yang harus diambil ketika terjadi tumpahan bahan kimia di tempat kerja adalah:
A. Menunggu instruksi dari manajer
B. Menggunakan alat pemadam kebakaran
C. Melakukan evakuasi area
D. Menutup ventilasi untuk mengurangi bau
E. Menggunakan alat pelindung diri dan menahan tumpahan
Jawaban: E
Pembahasan:
Langkah pertama adalah menggunakan alat pelindung diri (APD) dan mencoba menahan tumpahan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Ingin Menguasai Materi Uji Kompetensi (UKOM) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dengan Mudah dan Efektif?
Latihan soal lengkap dan terarah sesuai kisi-kisi resmi K3 kini tersedia di fungsional.id! Belajar makin efektif dengan simulasi CAT interaktif sehingga cocok untuk persiapan ujian uji kompetensi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).