160+ Soal Asesor Manajemen Mutu Industri dan Kisi-Kisi CPNS PPPK 

160+ Soal Asesor Manajemen Mutu Industri dan Kisi-Kisi CPNS PPPK

Asesor manajemen mutu industri adalah profesional yang bertugas untuk memastikan bahwa sistem manajemen mutu dalam suatu industri sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku. Asesor manajemen mutu industri menjalankan berbagai fungsi penting, termasuk merencanakan dan melaksanakan audit mutu, menilai efektivitas sistem manajemen mutu yang ada, serta mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Tugas mereka melibatkan pemeriksaan proses produksi, prosedur operasional, dan hasil akhir untuk memastikan bahwa produk atau layanan memenuhi ekspektasi kualitas yang ditetapkan.

Selain melakukan audit, asesor manajemen mutu industri  juga bertanggung jawab untuk menyusun laporan temuan, memberikan rekomendasi perbaikan, dan melakukan tindak lanjut atas implementasi rekomendasi tersebut. Seorang asesor manajemen mutu industri harus memastikan bahwa semua aspek dari sistem manajemen mutu berfungsi secara optimal dan sesuai dengan standar industri yang relevan. Dengan demikian, asesor membantu meningkatkan efisiensi operasional, menjaga reputasi perusahaan, serta memastikan kepuasan pelanggan melalui penerapan dan pemeliharaan standar kualitas yang tinggi.

Kisi-Kisi Soal Asesor Manajemen Mutu Industri

Kisi-kisi soal asesor manajemen mutu industri dibuat untuk mengukur pemahaman dan keterampilan calon peserta ujian dalam mengevaluasi dan memastikan sistem manajemen mutu di industri. Berikut adalah kisi-kisi untuk soal  asesor manajemen mutu industri.

Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian: Mengatur dasar hukum terkait penyelenggaraan industri di Indonesia, termasuk pentingnya penerapan sistem manajemen mutu dalam industri.

ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu: Pemahaman tentang prinsip-prinsip ISO 9001, standar internasional yang mengatur sistem manajemen mutu, termasuk penetapan kebijakan mutu, perencanaan, implementasi, dan evaluasi kinerja mutu di perusahaan.

Metodologi Audit Mutu Internal dan Eksternal: Teknik untuk melakukan audit internal dan eksternal terhadap sistem manajemen mutu di industri, termasuk tahapan audit, identifikasi ketidaksesuaian (nonconformity), dan penyusunan laporan audit.

Perencanaan dan Pengendalian Mutu: Pengetahuan tentang perencanaan mutu yang mencakup penetapan sasaran mutu, indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPI), serta teknik pengendalian mutu untuk memastikan proses produksi berjalan sesuai standar.

Teknik Asesmen Manajemen Mutu: Keterampilan dalam melakukan asesmen terhadap sistem manajemen mutu perusahaan, termasuk evaluasi kebijakan mutu, prosedur, dan dokumentasi yang berkaitan dengan mutu produk atau layanan.

Prinsip Total Quality Management (TQM): Pemahaman tentang konsep Total Quality Management, yang mengedepankan peningkatan berkelanjutan dalam seluruh aspek organisasi, termasuk keterlibatan seluruh karyawan dalam meningkatkan mutu.

Lean Manufacturing dan Six Sigma: Pengetahuan tentang pendekatan Lean Manufacturing dan Six Sigma dalam manajemen mutu industri, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi variabilitas serta cacat produk.

Pengelolaan Risiko dalam Manajemen Mutu: Teknik identifikasi, analisis, dan mitigasi risiko dalam sistem manajemen mutu industri, termasuk risiko terkait dengan produk, proses produksi, dan kepatuhan terhadap regulasi mutu.

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP): Keterampilan dalam menyusun, mengimplementasikan, dan mengawasi pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berkaitan dengan manajemen mutu di industri.

Pengendalian Proses Produksi: Teknik pengendalian mutu selama proses produksi, termasuk monitoring parameter produksi, penerapan uji kualitas produk, dan pengambilan tindakan korektif jika terjadi ketidaksesuaian dengan standar mutu.

Evaluasi Kinerja Mutu: Keterampilan dalam mengevaluasi kinerja mutu perusahaan secara berkala, termasuk pengumpulan dan analisis data mutu, serta penggunaan alat-alat statistik seperti kontrol proses statistik (SPC).

Penyusunan Kebijakan Mutu: Kemampuan untuk merancang dan menyusun kebijakan mutu yang mencerminkan visi, misi, dan tujuan perusahaan dalam menjaga serta meningkatkan mutu produk dan layanan.

Peningkatan Berkelanjutan (Continuous Improvement): Pemahaman tentang pentingnya siklus Deming (Plan-Do-Check-Act/PDCA) dalam manajemen mutu, yang bertujuan untuk meningkatkan proses produksi dan mengurangi cacat produk secara terus-menerus.

Etika dan Kepatuhan dalam Manajemen Mutu: Prinsip-prinsip etika dalam pelaksanaan tugas sebagai Asesor Manajemen Mutu, termasuk menjaga integritas, transparansi, dan objektivitas dalam melakukan asesmen terhadap sistem manajemen mutu.

Pengelolaan Dokumentasi Mutu: Teknik pengelolaan dan penyimpanan dokumentasi terkait manajemen mutu, termasuk catatan hasil audit, prosedur mutu, dan laporan peningkatan kinerja mutu di perusahaan.

Penggunaan Teknologi dalam Manajemen Mutu: Pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung sistem manajemen mutu, termasuk penggunaan software manajemen mutu, sistem manajemen dokumen digital, dan aplikasi untuk monitoring serta evaluasi mutu secara real-time.

Regulasi dan Standar Mutu di Industri: Pengetahuan tentang regulasi dan standar nasional maupun internasional terkait mutu produk industri, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar lainnya yang relevan dengan sektor industri.

Manajemen Keluhan dan Kepuasan Pelanggan: Teknik untuk mengelola keluhan pelanggan terkait mutu produk atau layanan, termasuk proses penanganan keluhan, analisis akar masalah, dan tindakan korektif untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Penyusunan Laporan Hasil Asesmen: Keterampilan dalam menyusun laporan asesmen manajemen mutu, termasuk dokumentasi hasil audit, temuan nonconformity, dan rekomendasi perbaikan mutu.

Contoh Soal Asesor Manajemen Mutu Industri untuk CPNS & PPPK

Contoh soal asesor manajemen mutu industri untuk CPNS dan PPPK dibentuk untuk membantu calon peserta menguji dan mempersiapkan diri menghadapi ujian. Berikut merupakan contoh soal dari asesor manajemen mutu industri.

1. Berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, penerapan sistem manajemen mutu yang efektif dalam industri harus mencakup… 

A. Hanya pelatihan karyawan secara berkala
B. Penerapan sistem manajemen yang berbasis pada standar internasional
C. Penggunaan teknologi terbaru tanpa penilaian mutu
D. Perubahan regulasi industri secara cepat
E. Penerapan sistem manajemen yang tidak memerlukan evaluasi berkala

Jawaban: B. Penerapan sistem manajemen yang berbasis pada standar internasional

Pembahasan: Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 menekankan pentingnya penerapan sistem manajemen mutu yang berstandar internasional, seperti ISO 9001, untuk memastikan kualitas dan kepatuhan dalam industri.

2. Dalam ISO 9001:2015, prinsip manajemen mutu yang berkaitan dengan “orientasi pelanggan” melibatkan… 

A. Meningkatkan produktivitas karyawan
B. Mengurangi biaya produksi
C. Memahami dan memenuhi kebutuhan serta harapan pelanggan
D. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya
E. Menetapkan prosedur internal yang ketat

Jawaban: C. Memahami dan memenuhi kebutuhan serta harapan pelanggan

Pembahasan: ISO 9001:2015 menekankan pentingnya orientasi pelanggan, yaitu memahami dan memenuhi kebutuhan serta harapan pelanggan untuk memastikan kepuasan mereka.

3. Dalam audit mutu internal, jika ditemukan nonconformity yang signifikan, langkah pertama yang harus diambil adalah…

A. Mengabaikan temuan dan melanjutkan audit
B. Mengalihkan temuan ke audit eksternal
C. Segera mengimplementasikan perbaikan tanpa analisis
D. Menyimpan hasil audit tanpa tindakan lebih lanjut
E. Menyusun laporan audit dan mengusulkan perbaikan

Jawaban: E. Menyusun laporan audit dan mengusulkan perbaikan

Pembahasan: Setelah menemukan nonconformity yang signifikan, langkah yang tepat adalah menyusun laporan audit yang mencakup temuan tersebut dan mengusulkan perbaikan untuk memastikan masalah diatasi.

4. Dalam perencanaan mutu, penetapan sasaran mutu yang efektif harus melibatkan?

A. Penetapan sasaran yang tidak terukur
B. Penggunaan indikator kinerja utama (KPI) yang relevan
C. Pengabaian data historis tentang kualitas
D. Menetapkan sasaran yang hanya bersifat umum
E. Fokus hanya pada kepatuhan terhadap regulasi

Jawaban: B. Penggunaan indikator kinerja utama (KPI) yang relevan

Pembahasan: Penetapan sasaran mutu yang efektif memerlukan penggunaan indikator kinerja utama (KPI) yang relevan untuk mengukur dan memantau pencapaian sasaran secara objektif.

5. Ketika melakukan teknik asesmen manajemen mutu, penting untuk mengevaluasi?

A. Dokumentasi, prosedur, dan pelaksanaan kebijakan mutu
B. Hanya kebijakan mutu terbaru
C. Biaya produksi saja
D. Kepuasan pelanggan secara langsung tanpa evaluasi dokumen
E. Pelatihan karyawan tanpa kaitannya dengan sistem manajemen mutu

Jawaban: A. Dokumentasi, prosedur, dan pelaksanaan kebijakan mutu

Pembahasan: Asesmen manajemen mutu harus mencakup evaluasi dokumentasi, prosedur, dan pelaksanaan kebijakan mutu untuk memastikan bahwa sistem manajemen mutu diterapkan secara efektif.

6. Prinsip Total Quality Management (TQM) yang menekankan pada keterlibatan seluruh karyawan dalam peningkatan mutu dikenal sebagai?

A. Kepemimpinan strategis
B. Peningkatan berkelanjutan
C. Keterlibatan karyawan
D. Fokus pada pelanggan
E. Pengelolaan risiko

Jawaban: C. Keterlibatan karyawan

Pembahasan: Salah satu prinsip TQM adalah keterlibatan seluruh karyawan dalam upaya peningkatan mutu, yang menciptakan budaya mutu di seluruh organisasi.

7. Dalam penerapan Lean Manufacturing, langkah awal untuk mengidentifikasi pemborosan dalam proses produksi adalah…

A. Mengubah seluruh proses produksi
B. Menyusun rencana pengurangan biaya tanpa analisis
C. Mengabaikan proses yang tidak efisien
D. Melakukan pemetaan proses untuk menemukan dan mengurangi pemborosan
E. Mengurangi jumlah produk yang diproduksi

Jawaban: D. Melakukan pemetaan proses untuk menemukan dan mengurangi pemborosan

Pembahasan: Lean Manufacturing dimulai dengan pemetaan proses untuk mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan, sehingga efisiensi dan kualitas dapat ditingkatkan.

8. Dalam Six Sigma, alat yang digunakan untuk menganalisis variabilitas dan menentukan akar penyebab cacat adalah…

A. Diagram Pareto
B. Diagram alir
C. Diagram sebab-akibat (Ishikawa)
D. Histogram
E. Peta proses

Jawaban: C. Diagram sebab-akibat (Ishikawa)

Pembahasan: Diagram sebab-akibat (Ishikawa) digunakan dalam Six Sigma untuk menganalisis variabilitas dan menentukan akar penyebab cacat dalam proses.

9. Dalam pengelolaan risiko sistem manajemen mutu, teknik untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin mempengaruhi proses produksi termasuk?

A.  Melakukan penilaian risiko dengan tim yang terlibat dalam proses
B. Mengabaikan potensi risiko dan fokus pada kepatuhan
C. Menggunakan data historis tanpa analisis risiko
D. Menghapus semua risiko tanpa evaluasi lebih lanjut
E. Mengandalkan audit eksternal untuk identifikasi risiko

Jawaban: A. Melakukan penilaian risiko dengan tim yang terlibat dalam proses

Pembahasan: Penilaian risiko yang melibatkan tim yang terlibat dalam proses adalah teknik efektif untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin mempengaruhi proses produksi.

10. Dalam penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk manajemen mutu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah…

A. Menetapkan tujuan SOP tanpa dokumentasi
B. Menyusun SOP tanpa melibatkan pihak terkait
C. Mengabaikan umpan balik dari pengguna SOP
D. Mengimplementasikan SOP tanpa review
E. Mengidentifikasi proses dan menetapkan prosedur yang jelas

Jawaban: E. Mengidentifikasi proses dan menetapkan prosedur yang jelas

Pembahasan: Langkah pertama dalam penyusunan SOP adalah mengidentifikasi proses yang ada dan menetapkan prosedur yang jelas untuk memastikan bahwa SOP efektif dalam mengelola mutu.

11. Sebuah perusahaan mengalami peningkatan jumlah produk cacat setelah memperkenalkan mesin baru dalam proses produksinya. Langkah analisis pertama yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab utama adalah…

A. Mengganti mesin baru dengan mesin lama
B. Mengabaikan peningkatan cacat dan fokus pada volume produksi
C. Melakukan analisis data cacat dan mengaitkannya dengan perubahan dalam proses produksi
D. Menambahkan lebih banyak kontrol kualitas pada akhir proses produksi
E. Menghentikan produksi sementara tanpa analisis lebih lanjut

Jawaban: C. Melakukan analisis data cacat dan mengaitkannya dengan perubahan dalam proses produksi

Pembahasan: Langkah analisis yang tepat adalah mengidentifikasi hubungan antara peningkatan cacat dan perubahan dalam proses produksi, termasuk mesin baru, untuk menentukan penyebab utama dan mengatasi masalah secara efektif.

12. Dalam evaluasi kinerja mutu perusahaan, Anda menemukan bahwa indikator kinerja utama (KPI) menunjukkan penurunan kinerja. Langkah analisis berikutnya yang paling tepat adalah…

A. Mengabaikan KPI yang buruk dan melanjutkan dengan strategi yang ada
B. Menyusun laporan tentang penurunan tanpa memberikan solusi
C. Mengganti tim evaluasi kinerja tanpa analisis
D. Menambahkan KPI baru untuk menyembunyikan penurunan kinerja
E. Menganalisis data KPI secara mendalam untuk menentukan area yang mengalami penurunan dan melakukan investigasi untuk menemukan akar masalah

Jawaban: E. Menganalisis data KPI secara mendalam untuk menentukan area yang mengalami penurunan dan melakukan investigasi untuk menemukan akar masalah

Pembahasan: Analisis mendalam terhadap data KPI untuk menemukan area yang mengalami penurunan dan mencari akar masalah adalah langkah yang tepat untuk memperbaiki kinerja mutu.

13. Sebuah perusahaan ingin menyusun kebijakan mutu baru untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Dalam proses ini, faktor apa yang harus dianalisis terlebih dahulu untuk memastikan kebijakan tersebut efektif?

A. Kebijakan mutu dari pesaing
B. Visi dan misi perusahaan serta kebutuhan pelanggan
C. Anggaran yang tersedia untuk kebijakan mutu
D. Jumlah karyawan yang terlibat dalam pembuatan kebijakan
E. Standar mutu yang diatur oleh pemerintah

Jawaban: B. Visi dan misi perusahaan serta kebutuhan pelanggan

Pembahasan: Kebijakan mutu harus disusun dengan mempertimbangkan visi, misi perusahaan, dan kebutuhan pelanggan untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut efektif dan mendukung tujuan strategis perusahaan.

14. Dalam menggunakan siklus Deming (PDCA) untuk perbaikan proses, jika hasil dari fase ‘Do’ menunjukkan bahwa perubahan yang diterapkan tidak memberikan hasil yang diinginkan, langkah analisis apa yang harus diambil?

A. Melakukan analisis pada hasil fase ‘Do’, mengevaluasi perubahan yang diterapkan, dan mengidentifikasi alasan mengapa perubahan tidak efektif
B. Mengulangi fase ‘Do’ dengan perubahan yang sama
C. Mengabaikan hasil fase ‘Do’ dan melanjutkan dengan rencana awal
D. Menyusun laporan hasil fase ‘Do’ tanpa tindakan lebih lanjut
E. Mengubah tujuan awal dan melanjutkan tanpa evaluasi

Jawaban: A. Melakukan analisis pada hasil fase ‘Do’, mengevaluasi perubahan yang diterapkan, dan mengidentifikasi alasan mengapa perubahan tidak efektif

Pembahasan: Langkah yang tepat adalah menganalisis hasil dari fase ‘Do’, mengevaluasi perubahan, dan mencari alasan mengapa perubahan tidak efektif untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan.

15. Ketika melakukan audit manajemen mutu, Anda menemukan bahwa beberapa prosedur tidak mematuhi standar yang ditetapkan. Apa langkah analisis yang paling tepat untuk mengatasi temuan ini?

A. Mengabaikan temuan jika tidak ada dampak langsung
B. Mengarahkan temuan ke departemen lain tanpa tindakan lebih lanjut
C. Menyusun laporan temuan tanpa rekomendasi
D. Menganalisis ketidaksesuaian, mencari penyebab akar masalah, dan merumuskan tindakan korektif serta rekomendasi perbaikan
E. Menghentikan audit dan fokus pada perbaikan prosedur

Jawaban: D. Menganalisis ketidaksesuaian, mencari penyebab akar masalah, dan merumuskan tindakan korektif serta rekomendasi perbaikan

Pembahasan: Menganalisis ketidaksesuaian, mencari penyebab akar masalah, dan merumuskan tindakan korektif adalah langkah yang tepat untuk mengatasi temuan dalam audit manajemen mutu.

16. Dalam penyusunan laporan hasil asesmen manajemen mutu, informasi apa yang harus dianalisis secara mendalam untuk memberikan gambaran lengkap?

A. Hanya catatan hasil audit
B. Ringkasan temuan tanpa detail
C. Dokumentasi hasil audit, temuan nonconformity, analisis akar masalah, dan rekomendasi perbaikan
D. Informasi yang tidak relevan dengan temuan audit
E. Hasil asesmen yang tidak terperinci

Jawaban: C. Dokumentasi hasil audit, temuan nonconformity, analisis akar masalah, dan rekomendasi perbaikan

Pembahasan: Laporan hasil asesmen harus mencakup dokumentasi hasil audit, temuan nonconformity, analisis akar masalah, dan rekomendasi perbaikan untuk memberikan gambaran lengkap dan memungkinkan perbaikan yang efektif.

17. Dalam mengelola keluhan pelanggan terkait mutu produk, jika keluhan yang diterima menunjukkan pola tertentu, langkah analisis yang paling efektif adalah…

A. Mengabaikan pola keluhan dan menangani setiap keluhan secara terpisah
B. Menganalisis pola keluhan untuk menemukan masalah yang mendasari dan merumuskan tindakan korektif
C. Menyimpan data keluhan tanpa analisis
D. Mengalihkan keluhan ke departemen lain tanpa tindak lanjut
E. Mengganti produk tanpa analisis lebih lanjut

Jawaban: B. Menganalisis pola keluhan untuk menemukan masalah yang mendasari dan merumuskan tindakan korektif

Pembahasan: Menganalisis pola keluhan dapat membantu menemukan masalah yang mendasari dan merumuskan tindakan korektif yang lebih efektif untuk meningkatkan mutu produk dan kepuasan pelanggan.

18. Dalam evaluasi sistem manajemen mutu, Anda menemukan bahwa beberapa indikator kinerja tidak tercapai. Langkah analisis yang harus diambil adalah…

A. Mengabaikan indikator yang tidak tercapai dan fokus pada yang berhasil
B. Mengabaikan temuan dan melanjutkan dengan rencana yang ada
C. Mengubah indikator kinerja tanpa evaluasi lebih lanjut
D. Menambahkan lebih banyak indikator tanpa analisis
E. Menganalisis data indikator yang tidak tercapai untuk menentukan penyebab ketidakberhasilan dan mencari solusi

Jawaban: E. Menganalisis data indikator yang tidak tercapai untuk menentukan penyebab ketidakberhasilan dan mencari solusi

Pembahasan: Menganalisis data indikator yang tidak tercapai untuk menentukan penyebab ketidakberhasilan dan mencari solusi adalah langkah penting untuk memperbaiki sistem manajemen mutu dan mencapai target yang ditetapkan.

19. Dalam perencanaan pengendalian mutu, jika ditemukan bahwa proses produksi sering mengalami variasi, teknik analisis yang paling tepat adalah…

A. Mengabaikan variasi dan fokus pada hasil akhir
B. Mengimplementasikan lebih banyak kontrol kualitas pada akhir proses produksi
C. Menggunakan teknik analisis kontrol proses statistik (SPC) untuk memantau dan mengendalikan variasi proses
D. Mengubah proses produksi tanpa analisis
E. Menambahkan lebih banyak bahan baku untuk mengimbangi variasi

Jawaban: C. Menggunakan teknik analisis kontrol proses statistik (SPC) untuk memantau dan mengendalikan variasi proses

Pembahasan: Teknik analisis kontrol proses statistik (SPC) efektif dalam memantau dan mengendalikan variasi proses produksi, membantu menjaga kualitas dan konsistensi produk.

20. Ketika melakukan audit internal untuk sistem manajemen mutu, Anda menemukan adanya kekurangan dalam dokumentasi prosedur. Langkah analisis yang harus dilakukan adalah…

A. Menganalisis kekurangan dokumentasi untuk memahami dampaknya terhadap sistem manajemen mutu dan merumuskan tindakan perbaikan
B. Mengarahkan kekurangan ke pihak lain tanpa tindak lanjut
C. Mengabaikan kekurangan dan melanjutkan audit
D. Menyusun laporan kekurangan tanpa rekomendasi
E. Menghentikan audit dan fokus pada perbaikan dokumentasi

Jawaban: A. Menganalisis kekurangan dokumentasi untuk memahami dampaknya terhadap sistem manajemen mutu dan merumuskan tindakan perbaikan

Pembahasan: Menganalisis kekurangan dokumentasi untuk memahami dampaknya terhadap sistem manajemen mutu dan merumuskan tindakan perbaikan adalah langkah penting dalam memastikan bahwa sistem manajemen mutu berfungsi dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Siap Hadapi Ujian? Akses 180+ Soal Asesor Manajemen Mutu Industri dan Kisi-Kisi CPNS PPPK untuk Persiapan Optimal!

Temukan lebih dari 180 soal Asesor Manajemen Mutu Industri yang dibuat khusus untuk mempersiapkan Anda menghadapi ujian CPNS PPPK. Dengan mengakses sistem kami di https://fungsional.id, Anda tidak hanya mendapatkan soal-soal berkualitas tetapi juga kisi-kisi terbaru yang akan membantu Anda dalam setiap tahap persiapan. Klik banner di atas atau daftar sekarang secara gratis untuk memulai perjalanan Anda menuju kesuksesan!

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Halo!
Silahkan Hubungi Kami Jika Ada Pertanyaan...