Formasi Jabatan Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir berperan penting dalam melindungi dan mengelola sumber daya alam yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Tugas utama jabatan ini meliputi pemantauan kondisi ekosistem, identifikasi ancaman terhadap kelestarian laut dan pesisir, serta pengembangan strategi untuk pelestarian dan rehabilitasi ekosistem laut. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir juga terlibat dalam upaya edukasi masyarakat pesisir untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan ekosistem.
Sebagai seorang Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir, kemampuan dalam mengumpulkan dan menganalisis data lingkungan sangat penting, begitu pula pengetahuan dalam hukum dan regulasi kelautan yang mengatur perlindungan dan pemanfaatan sumber daya laut. Peran ini membutuhkan keahlian teknis dalam pengelolaan lingkungan, kolaborasi dengan berbagai pihak, dan komitmen tinggi terhadap konservasi lingkungan.
Table of Contents
ToggleKisi-Kisi Soal Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir
Kisi-kisi berikut merangkum kompetensi utama yang harus dimiliki, mulai dari perencanaan zonasi hingga valuasi ekonomi sumber daya laut, agar Anda dapat mendukung perlindungan dan pemanfaatan yang seimbang dari kekayaan laut Indonesia.
1. Peraturan Kelautan dan Perikanan: Memahami peraturan yang mengatur kelautan dan perikanan di Indonesia, termasuk Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 jo. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Poin ini mencakup penerapan hukum terkait pemanfaatan sumber daya laut, perlindungan ekosistem pesisir, serta pengendalian aktivitas yang merusak lingkungan laut.
2. Perencanaan Tata Ruang Laut dan Zonasi Kawasan: Menguasai perencanaan tata ruang laut yang mencakup zonasi wilayah pesisir dan laut, meliputi pemetaan untuk aktivitas perikanan, pariwisata, konservasi, dan transportasi. Petugas harus memahami kebijakan tata ruang laut dan menerapkan zonasi dengan mempertimbangkan keanekaragaman hayati serta keberlanjutan ekosistem.
3. Pemanfaatan Ruang Perairan dan Sumber Daya di Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil: Mengelola pemanfaatan ruang perairan di pesisir dan pulau kecil melalui perencanaan aktivitas yang ramah lingkungan. Petugas perlu mengidentifikasi potensi sumber daya seperti terumbu karang, mangrove, dan padang lamun, serta merencanakan pemanfaatan untuk pariwisata berkelanjutan, perikanan, dan penelitian konservasi tanpa merusak habitat alami.
4. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Laut: Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan ruang laut demi menjaga kelestarian ekosistem. Pengendalian mencakup penerapan aturan pemanfaatan ruang laut, pembatasan aktivitas industri di zona konservasi, pemantauan penangkapan ikan, serta penegakan hukum terhadap aktivitas yang melanggar regulasi lingkungan laut.
5. Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Konservasi: Merancang dan mengelola kawasan konservasi laut untuk melindungi keanekaragaman hayati dan habitat kritis. Ini mencakup penetapan zona konservasi, penyusunan rencana pengelolaan, serta penerapan tindakan konservasi seperti patroli, rehabilitasi terumbu karang, dan restorasi mangrove.
6. Valuasi Ekonomi Sumber Daya Wilayah Laut, Pesisir, dan Pulau Kecil: Melakukan valuasi ekonomi terhadap sumber daya di wilayah laut dan pesisir untuk mendukung kebijakan pembangunan yang berkelanjutan. Valuasi ini meliputi analisis nilai ekonomi dari ekosistem seperti terumbu karang dan mangrove, yang berfungsi sebagai penahan gelombang alami dan penyuplai nutrisi bagi ekosistem pesisir.
Contoh Soal Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir
Setelah mengetahui kisi-kisinya, Sekarang saatnya Anda mengerjakan contoh soal Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir. Berikut adalah contoh soal Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir yang dapat Anda kerjakan:
1. Dalam suatu wilayah pesisir, ditemukan aktivitas penambangan yang mulai merusak ekosistem terumbu karang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 jo. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014, langkah pertama yang harus dilakukan oleh Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir adalah…
A. Menyampaikan peringatan dan mengajukan rekomendasi penghentian aktivitas kepada pihak berwenang
B. Menghentikan sementara aktivitas penambangan dan memulai inspeksi ekosistem
C. Memindahkan aktivitas ke area lain yang lebih aman bagi ekosistem laut
D. Menutup akses ke wilayah pesisir untuk semua aktivitas industri sementara waktu
E. Mengajukan sanksi administratif kepada pihak yang bertanggung jawab
Pembahasan: Jawaban A benar, karena langkah awal dalam menangani pelanggaran lingkungan adalah menyampaikan peringatan dan rekomendasi kepada pihak terkait.
2. Dalam perencanaan zonasi tata ruang laut, seorang pengelola perlu mempertimbangkan berbagai aspek. Untuk wilayah yang dikhususkan bagi konservasi, prioritas utama yang harus diperhatikan adalah…
A. Menyediakan fasilitas publik di kawasan konservasi untuk memudahkan akses
B. Melakukan pemantauan rutin dan menegakkan batas-batas konservasi
C. Menyediakan akses yang luas bagi wisatawan agar lebih banyak pengunjung
D. Mengizinkan sebagian kecil aktivitas komersial di area konservasi
E. Mengadakan survei keanekaragaman hayati setahun sekali
Pembahasan: Jawaban B benar, karena pemantauan dan penegakan batas konservasi adalah prioritas utama dalam zonasi laut.
3. Di suatu kawasan konservasi laut, seorang pengelola ingin melakukan program rehabilitasi terumbu karang. Langkah awal yang paling tepat untuk memulai program ini adalah…
A. Mengadakan pelatihan masyarakat setempat tentang pelestarian terumbu karang
B. Menilai kerusakan terumbu karang dan menyusun rencana perbaikan
C. Melibatkan relawan dalam pemulihan terumbu tanpa studi awal
D. Memindahkan karang dari lokasi lain untuk mempercepat pemulihan
E. Menghentikan akses wisatawan ke seluruh kawasan laut
Pembahasan: Jawaban B benar, karena langkah awal dalam rehabilitasi adalah menilai kondisi kerusakan dan menyusun rencana perbaikan.
4. Ketika seorang pengelola ekosistem laut menemukan adanya praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, langkah yang sesuai untuk diambil adalah…
A. Mengarahkan nelayan untuk menggunakan alat tangkap yang telah diakui ramah lingkungan
B. Memberikan peringatan kepada nelayan sambil memperbolehkan mereka melanjutkan aktivitasnya
C. Melarang semua aktivitas penangkapan ikan di kawasan pesisir
D. Meminta nelayan pindah ke zona penangkapan lain tanpa pengecualian
E. Mengadakan sosialisasi tanpa sanksi bagi pelanggaran
Pembahasan: Jawaban A benar, karena solusi yang tepat adalah mengarahkan nelayan untuk menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan sesuai regulasi.
5. Dalam valuasi ekonomi ekosistem pesisir yang mencakup mangrove dan padang lamun, seorang pengelola akan mempertimbangkan nilai ekonomi dari ekosistem tersebut. Pertimbangan utama yang harus dilakukan adalah…
A. Memprioritaskan nilai ekonomi dari jasa pariwisata di atas lainnya
B. Menganalisis nilai ekologis mangrove dan lamun bagi masyarakat sekitar
C. Menghitung hanya nilai langsung yang bisa diperoleh dari ekosistem
D. Menyusun anggaran untuk pengembangan komersial di sekitar ekosistem
E. Mengganti sebagian ekosistem dengan infrastruktur untuk pariwisata
Pembahasan: Jawaban B benar, karena dalam valuasi ekonomi, penting untuk menganalisis nilai ekologis ekosistem bagi masyarakat setempat.
6. Seorang pengelola laut merencanakan untuk membuka kawasan pesisir sebagai lokasi wisata baru. Langkah yang harus diutamakan agar kegiatan wisata tidak merusak ekosistem adalah…
A. Mengizinkan pengembangan infrastruktur sebanyak mungkin untuk mendukung akses
B. Menerapkan batas jumlah pengunjung harian dan menyediakan area khusus untuk wisata
C. Membiarkan wisatawan bebas beraktivitas di seluruh wilayah pesisir
D. Membatasi kunjungan wisatawan hanya di akhir pekan saja
E. Mengurangi area konservasi untuk pengembangan pariwisata
Pembahasan: Jawaban B benar, karena menerapkan batasan jumlah pengunjung dan menyediakan area khusus adalah langkah tepat untuk menjaga ekosistem.
7. Pengelola ekosistem laut mencatat bahwa banyak masyarakat yang mengandalkan sumber daya laut untuk perikanan di zona konservasi. Untuk mengatasi hal ini, pengelola dapat…
A. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang teknik penangkapan yang ramah lingkungan di luar zona konservasi
B. Melarang semua aktivitas perikanan di wilayah tersebut tanpa pengecualian
C. Mengizinkan mereka menangkap ikan di zona konservasi jika jumlah tangkapannya kecil
D. Mengurangi area konservasi agar bisa digunakan untuk perikanan
E. Mengabaikan masalah ini agar tidak menimbulkan konflik
Pembahasan: Jawaban A benar, karena solusi yang sesuai adalah memberikan edukasi tentang teknik ramah lingkungan di area yang diizinkan.
8. Dalam rangka menegakkan aturan pemanfaatan ruang laut, seorang pengelola mendapati industri tambang yang beroperasi tanpa izin di zona pesisir. Tindakan pertama yang sebaiknya dilakukan adalah…
A. Mengabaikan aktivitas tersebut karena sudah ada zonasi
B. Menutup sementara operasional industri dan memulai pemeriksaan izin yang berlaku
C. Mengeluarkan larangan permanen bagi semua industri di pesisir
D. Memberikan peringatan lisan tanpa sanksi lanjutan
E. Menyampaikan permohonan izin untuk aktivitas industri tersebut
Pembahasan: Jawaban B benar, karena penutupan sementara dan pemeriksaan izin merupakan langkah awal yang sesuai untuk memastikan kepatuhan.
9. Seorang pengelola ekosistem laut harus menyusun kebijakan zonasi yang mempertimbangkan keberlanjutan. Prioritas utama dalam penyusunan kebijakan ini adalah…
A. Mengizinkan berbagai aktivitas komersial tanpa batas di area pesisir
B. Mengembangkan zona wisata di atas zona konservasi
C. Menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan kelestarian ekosistem
D. Membiarkan masyarakat menggunakan wilayah laut tanpa aturan
E. Mengabaikan keberlanjutan demi peningkatan ekonomi pesisir
Pembahasan: Jawaban C benar, karena kebijakan zonasi yang baik harus menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan kelestarian ekosistem.
10. Dalam pengelolaan kawasan konservasi laut, seorang pengelola memutuskan untuk melakukan patroli rutin. Tujuan utama dari patroli ini adalah…
A. Menghentikan seluruh aktivitas nelayan di kawasan tersebut
B. Memonitor aktivitas yang bisa mengancam kelestarian ekosistem, seperti perburuan ilegal dan penangkapan ikan merusak
C. Mengizinkan aktivitas pariwisata tanpa pengawasan
D. Memperbanyak fasilitas komersial di sekitar kawasan konservasi
E. Mengabaikan aktivitas manusia di sekitar kawasan
Pembahasan: Jawaban B benar, karena patroli rutin bertujuan untuk memonitor dan mencegah aktivitas yang merusak ekosistem laut.
11. Dalam melaksanakan perencanaan kawasan konservasi, seorang pengelola ekosistem laut harus mempertimbangkan kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan. Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan ini adalah…
A. Menutup akses pariwisata sepenuhnya dari kawasan konservasi
B. Mengatur jumlah wisatawan yang boleh berkunjung setiap harinya dan membangun jalur khusus di area sensitif
C. Mengizinkan aktivitas wisata tanpa pembatasan di seluruh kawasan konservasi
D. Menempatkan pengelolaan kawasan konservasi sepenuhnya di bawah kendali komersial
E. Meningkatkan jumlah aktivitas industri di sekitar kawasan konservasi untuk mendukung pariwisata
Pembahasan: Jawaban B benar, karena mengatur jumlah wisatawan dan membangun jalur khusus di area sensitif merupakan langkah tepat untuk menjaga keseimbangan antara pariwisata dan konservasi.
12. Untuk mengurangi dampak negatif penangkapan ikan di kawasan pesisir, seorang pengelola ekosistem laut sebaiknya…
A. Membiarkan nelayan menangkap ikan tanpa batasan selama di luar zona konservasi
B. Mengizinkan penggunaan bahan peledak dalam penangkapan di area tertentu
C. Menganjurkan nelayan untuk menggunakan alat tangkap ikan yang tidak merusak habitat laut
D. Menyuruh nelayan untuk menangkap ikan hanya di zona konservasi
E. Mengurangi jumlah nelayan yang diizinkan masuk ke kawasan pesisir
Pembahasan: Jawaban C benar, karena penggunaan alat tangkap yang tidak merusak merupakan praktik ramah lingkungan untuk keberlanjutan perikanan.
13. Dalam proses zonasi wilayah pesisir, seorang pengelola perlu menentukan batasan-batasan aktivitas industri. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah…
A. Jumlah investasi yang bisa diperoleh dari setiap industri
B. Keberadaan dan kelestarian ekosistem terumbu karang serta kehidupan laut
C. Luas wilayah industri yang ada di wilayah pesisir
D. Kehadiran fasilitas rekreasi untuk masyarakat lokal
E. Biaya operasional industri di pesisir
Pembahasan: Jawaban B benar, karena kelestarian ekosistem terumbu karang dan kehidupan laut merupakan faktor utama dalam menentukan batasan industri di wilayah pesisir.
14. Seorang pengelola ekosistem menemukan adanya aktivitas penggalian pasir laut di kawasan pesisir. Tindakan yang paling sesuai adalah…
A. Mengabaikan aktivitas tersebut karena sudah ada zonasi
B. Melakukan inspeksi dan memberikan sanksi jika aktivitas tersebut tidak sesuai regulasi
C. Mengizinkan penggalian tanpa batasan tertentu
D. Menghentikan penggalian pasir laut di seluruh kawasan pesisir tanpa pengecualian
E. Meningkatkan jumlah penggalian pasir untuk mendukung pembangunan lokal
Pembahasan: Jawaban B benar, karena inspeksi dan pemberian sanksi jika melanggar adalah langkah yang sesuai untuk menjaga kelestarian ekosistem.
15. Dalam pemanfaatan ruang laut untuk keperluan pariwisata, seorang pengelola harus memastikan bahwa aktivitas pariwisata tidak mengganggu keseimbangan ekosistem. Cara terbaik untuk mencapai hal ini adalah…
A. Mengizinkan pariwisata berkembang tanpa batas
B. Menutup semua akses wisata ke kawasan pesisir
C. Menetapkan aturan ketat tentang jumlah pengunjung dan menyediakan panduan kegiatan wisata yang aman bagi ekosistem
D. Membiarkan wisatawan beraktivitas di semua area tanpa panduan
E. Menambah fasilitas komersial untuk mendukung pariwisata
Pembahasan: Jawaban C benar, karena aturan jumlah pengunjung dan panduan wisata ramah lingkungan membantu menjaga keseimbangan ekosistem.
16. Dalam proses valuasi ekonomi sumber daya pesisir seperti mangrove dan terumbu karang, seorang pengelola harus memperhatikan bahwa…
A. Nilai ekonomi dari pariwisata lebih penting dari fungsi ekologi mangrove
B. Valuasi ekonomi harus mencakup manfaat ekologis jangka panjang bagi masyarakat setempat
C. Fungsi ekologi tidak perlu dihitung dalam valuasi ekonomi
D. Valuasi ekonomi hanya memperhatikan keuntungan jangka pendek dari kegiatan industri
E. Penggantian mangrove dengan struktur buatan adalah solusi praktis
Pembahasan: Jawaban B benar, karena valuasi ekonomi yang baik harus mempertimbangkan manfaat ekologi jangka panjang.
17. Dalam pengelolaan kawasan pesisir, seorang pengelola ekosistem harus melakukan pemantauan kualitas air secara rutin. Hal ini dilakukan untuk…
A. Menentukan daerah yang aman untuk tambak ikan
B. Memastikan kondisi perairan tetap sesuai bagi kelestarian kehidupan laut dan mencegah pencemaran
C. Menentukan lokasi untuk wisata air tanpa memperhatikan kondisi ekosistem
D. Memperluas wilayah untuk aktivitas industri
E. Menilai potensi ekonomi wilayah pesisir semata
Pembahasan: Jawaban B benar, karena pemantauan kualitas air bertujuan menjaga kondisi perairan agar sesuai bagi kelestarian ekosistem laut.
18. Di wilayah pesisir yang juga menjadi tempat habitat penting untuk burung migrasi, pengelola ekosistem laut perlu…
A. Mengabaikan keberadaan burung migrasi karena bukan bagian dari ekosistem laut
B. Melindungi wilayah tersebut dan membuat area terbatas bagi pengunjung selama musim migrasi
C. Menyediakan akses luas bagi wisatawan ke seluruh area tanpa batasan
D. Mengizinkan aktivitas penangkapan ikan di semua zona
E. Mengutamakan kegiatan komersial untuk meningkatkan pendapatan daerah
Pembahasan: Jawaban B benar, karena melindungi wilayah habitat burung migrasi dengan area terbatas selama musim migrasi dapat menjaga keseimbangan ekosistem.
19. Dalam melakukan konservasi mangrove di kawasan pesisir, pengelola ekosistem harus mempertimbangkan bahwa…
A. Semua aktivitas komersial harus dilarang di seluruh kawasan
B. Mangrove berperan penting sebagai penahan erosi dan habitat bagi spesies laut
C. Mangrove hanya berfungsi sebagai daya tarik wisata
D. Mangrove sebaiknya digantikan dengan vegetasi lain yang lebih mudah tumbuh
E. Konservasi mangrove hanya dilakukan di area yang tidak digunakan untuk aktivitas manusia
Pembahasan: Jawaban B benar, karena mangrove berperan penting sebagai penahan erosi dan habitat spesies laut.
20. Seorang pengelola ekosistem mencatat adanya peningkatan aktivitas pembangunan di wilayah pesisir yang berpotensi mengganggu kelestarian terumbu karang. Langkah paling tepat yang bisa dilakukan adalah…
A. Menghentikan semua proyek pembangunan di wilayah pesisir
B. Melakukan evaluasi dampak lingkungan dan memastikan pembangunan tidak merusak terumbu karang
C. Meningkatkan akses industri untuk memanfaatkan pesisir
D. Mengizinkan pembangunan tanpa mempertimbangkan dampak ekosistem
E. Membiarkan pembangunan berjalan tanpa pengawasan
Pembahasan: Jawaban B benar, karena evaluasi dampak lingkungan sangat penting untuk memastikan pembangunan tidak merusak terumbu karang.
Persiapkan Diri Menjadi Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir yang Andal dengan Sistem CAT di Fungsional.id!
Menjadi Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir memerlukan pemahaman mendalam tentang regulasi kelautan, teknik konservasi, serta pengetahuan zonasi dan ekosistem pesisir. Tingkatkan persiapan Anda untuk ujian CPNS PPPK dengan latihan soal yang tersusun rapi, kisi-kisi resmi, dan pembahasan terperinci di Fungsional.id. Dengan sistem CAT (Computer Assisted Test), Anda bisa fokus pada area yang perlu diperbaiki dan mengukur kemajuan secara objektif. Mulailah latihan sekarang untuk memaksimalkan peluang sukses dalam seleksi!