Pengelola Produksi Perikanan Tangkap adalah posisi penting yang bertanggung jawab atas pengelolaan kegiatan produksi dalam sektor perikanan tangkap. Posisi ini memiliki peran krusial dalam memastikan kelangsungan sumber daya ikan melalui praktik penangkapan yang berkelanjutan dan efisien. Pengelola Produksi Perikanan Tangkap berperan dalam mengawasi seluruh rantai produksi, mulai dari perencanaan penangkapan, pengaturan kapal, hingga proses distribusi hasil tangkapan. Mereka juga terlibat dalam pengelolaan alat tangkap yang ramah lingkungan serta pemantauan kondisi perairan untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Selain itu, Pengelola Produksi Perikanan Tangkap bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti nelayan, pemerintah, dan lembaga penelitian, untuk memastikan kegiatan penangkapan berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Mereka harus memiliki pemahaman mendalam tentang teknik penangkapan, teknologi perikanan terbaru, serta kemampuan dalam melakukan analisis data hasil tangkapan. Dengan demikian, jabatan ini memerlukan keterampilan teknis yang tinggi, sekaligus kemampuan dalam mengelola sumber daya manusia dan peralatan guna mencapai hasil produksi yang optimal dan berkelanjutan.
Table of Contents
ToggleKisi-Kisi Soal Pengelola Produksi Perikanan Tangkap
Kisi-Kisi Soal Pengelola Produksi Perikanan Tangkap adalah panduan dalam menyusun soal ujian untuk menguji pengetahuan dan keterampilan calon pengelola produksi perikanan tangkap.
Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan: Mengatur dasar hukum pengelolaan perikanan tangkap di Indonesia, termasuk tanggung jawab Pengelola Produksi Perikanan Tangkap dalam memastikan kegiatan perikanan yang berkelanjutan.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 71/PERMEN-KP/2016 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan: Mengatur zonasi penangkapan ikan, serta penggunaan alat penangkapan yang ramah lingkungan dan sesuai dengan peraturan.
Teknik Penangkapan Ikan yang Berkelanjutan: Memahami teknik-teknik penangkapan ikan yang tidak merusak ekosistem laut, seperti penggunaan jaring ramah lingkungan dan penghindaran penangkapan berlebih (overfishing).
Pengelolaan Alat Tangkap: Keterampilan dalam mengelola dan memelihara alat tangkap ikan, termasuk jaring, pancing, dan perangkap, agar tetap efisien dan sesuai standar perikanan tangkap yang ramah lingkungan.
Manajemen Produksi Perikanan Tangkap: Kemampuan untuk mengelola operasi penangkapan ikan secara efektif, termasuk perencanaan penangkapan, pengaturan awak kapal, serta pengelolaan hasil tangkapan ikan.
Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Perikanan: Pemanfaatan teknologi SIG dan GPS untuk menentukan lokasi penangkapan ikan yang tepat dan legal sesuai dengan zonasi yang diatur oleh pemerintah.
Pengelolaan Sumber Daya Ikan Berkelanjutan: Memahami prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya ikan yang bertujuan untuk menjaga populasi ikan tetap stabil dan memastikan kelestarian ekosistem laut.
Pengelolaan Hasil Tangkapan: Keterampilan dalam penanganan hasil tangkapan ikan, mulai dari pemilihan, penyimpanan, hingga distribusi, untuk memastikan kualitas ikan tetap terjaga dari kapal hingga ke konsumen.
Penerapan Teknologi dalam Perikanan Tangkap: Penggunaan teknologi modern dalam operasional perikanan tangkap, seperti alat pendeteksi ikan dan kapal dengan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi penangkapan.
Pemantauan dan Pelaporan Hasil Tangkapan: Kemampuan untuk menyusun laporan hasil tangkapan ikan secara berkala, termasuk jenis, jumlah, dan lokasi tangkapan, serta menyerahkan data tersebut kepada pihak berwenang.
Pengelolaan Risiko dalam Produksi Perikanan Tangkap: Identifikasi dan mitigasi risiko dalam operasional perikanan tangkap, seperti cuaca buruk, kerusakan alat tangkap, dan fluktuasi populasi ikan.
Konservasi Laut dan Perikanan Berkelanjutan: Pemahaman tentang pentingnya konservasi laut, termasuk perlindungan spesies ikan yang dilindungi dan pengelolaan kawasan konservasi laut agar tetap terjaga dari aktivitas penangkapan yang merusak.
Sertifikasi dan Standar Produksi Perikanan: Mengetahui standar dan sertifikasi yang harus dipenuhi oleh industri perikanan tangkap, seperti Marine Stewardship Council (MSC) untuk memastikan bahwa praktik penangkapan ikan dilakukan secara berkelanjutan.
Contoh Soal Pengelola Produksi Perikanan Tangkap untuk CPNS & PPPK
Soal Pengelola Produksi Perikanan Tangkap untuk CPNS dan PPPK dirancang untuk menguji pemahaman calon peserta dalam mengelola kegiatan perikanan tangkap secara efektif dan berkelanjutan.
1. Di sebuah wilayah perikanan, seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap menghadapi masalah dengan jumlah ikan yang menurun drastis selama 3 bulan terakhir. Setelah investigasi, ditemukan bahwa beberapa nelayan menangkap ikan tanpa memperhatikan batas tangkapan maksimal yang diperbolehkan. Apa yang seharusnya dilakukan oleh Pengelola Produksi Perikanan Tangkap untuk menangani masalah ini?
A. Membiarkan situasi berlangsung karena ikan akan kembali dalam jumlah yang lebih banyak.
B. Memperketat aturan penangkapan dan memberikan edukasi kepada nelayan tentang praktik perikanan berkelanjutan.
C. Menambah jumlah kapal yang beroperasi untuk meningkatkan tangkapan ikan.
D. Mengurangi jumlah nelayan di wilayah tersebut tanpa memberikan penjelasan.
E. Mengizinkan nelayan menangkap lebih banyak ikan untuk menutupi kekurangan pendapatan.
Jawaban: B. Memperketat aturan penangkapan dan memberikan edukasi kepada nelayan tentang praktik perikanan berkelanjutan.
Pembahasan: Pengelola Produksi Perikanan Tangkap perlu memperketat aturan dan mengedukasi nelayan agar mengikuti praktik perikanan yang berkelanjutan, sesuai dengan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009.
2. Seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap sedang mengatur jalur penangkapan ikan untuk kapal-kapal di wilayahnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 71/PERMEN-KP/2016, bagaimana cara terbaik untuk mengelola jalur penangkapan ikan agar tetap ramah lingkungan?
A. Mengizinkan kapal menangkap ikan di semua wilayah tanpa batasan.
B. Mengarahkan kapal hanya di area jalur penangkapan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
C. Menyediakan jalur penangkapan tambahan di area terlarang untuk meningkatkan hasil tangkapan.
D. Mengizinkan penggunaan jaring tradisional di wilayah konservasi.
E. Mengurangi pengawasan pada jalur penangkapan ikan agar prosesnya lebih cepat.
Jawaban: B. Mengarahkan kapal hanya di area jalur penangkapan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Pembahasan: Berdasarkan Permen KP No. 71/2016, penangkapan ikan harus dilakukan di area yang sesuai dengan zonasi penangkapan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjaga keberlanjutan sumber daya ikan.
3. Dalam satu bulan terakhir, seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap mendapati bahwa banyak ikan hasil tangkapan nelayan mengalami penurunan kualitas karena terlambat diproses setelah ditangkap. Apa solusi terbaik yang dapat dilakukan untuk memastikan kualitas ikan tetap terjaga?
A. Menunda pengiriman ikan ke pasar agar ikan lebih segar.
B. Menggunakan teknologi pendingin di kapal untuk menyimpan ikan segera setelah ditangkap.
C. Mengurangi jumlah ikan yang ditangkap agar lebih cepat diproses.
D. Mempekerjakan lebih banyak nelayan untuk mempercepat proses penangkapan.
E. Menyimpan ikan di suhu ruangan lebih lama sebelum distribusi.
Jawaban: B. Menggunakan teknologi pendingin di kapal untuk menyimpan ikan segera setelah ditangkap.
Pembahasan: Penggunaan teknologi pendingin di kapal adalah solusi yang tepat untuk memastikan bahwa ikan tetap segar setelah ditangkap dan hingga sampai ke konsumen.
4. Seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap mengelola sekelompok kapal yang menggunakan alat tangkap jaring. Salah satu alat tangkap mengalami kerusakan dan tidak lagi memenuhi standar ramah lingkungan. Apa yang harus dilakukan Pengelola Produksi Perikanan Tangkap untuk mengatasi hal ini?
A. Terus menggunakan alat tangkap yang rusak sampai tangkapan maksimal tercapai.
B. Memperbaiki atau mengganti alat tangkap dengan yang sesuai dengan peraturan tentang alat tangkap ramah lingkungan.
C. Mengganti jaring dengan alat tangkap yang lebih besar untuk meningkatkan hasil tangkapan.
D. Menunda penangkapan sampai musim berikutnya.
E. Menggunakan jaring yang tidak sesuai standar selama alat tersebut masih bisa berfungsi.
Jawaban: B. Memperbaiki atau mengganti alat tangkap dengan yang sesuai dengan peraturan tentang alat tangkap ramah lingkungan.
Pembahasan: Alat tangkap harus diperbaiki atau diganti dengan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku agar tidak merusak ekosistem laut, sesuai dengan Permen KP No. 71/2016.
5. Dalam sebuah operasi penangkapan ikan, seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografis) untuk menentukan lokasi penangkapan. Mengapa teknologi SIG penting dalam pengelolaan perikanan?
A. SIG digunakan untuk memperkirakan harga ikan di pasar.
B. SIG membantu menentukan lokasi penangkapan ikan yang legal dan sesuai dengan zonasi.
C. SIG digunakan untuk menghitung jumlah ikan yang tersedia di pasar.
D. SIG digunakan untuk memantau cuaca secara real-time.
E. SIG digunakan untuk menentukan jenis ikan yang boleh ditangkap.
Jawaban: B. SIG membantu menentukan lokasi penangkapan ikan yang legal dan sesuai dengan zonasi.
Pembahasan: SIG membantu menentukan lokasi penangkapan ikan yang legal dan sesuai dengan zonasi yang telah ditetapkan, sehingga membantu menjaga kelestarian sumber daya ikan.
6. Seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap mendapati bahwa hasil tangkapan dalam beberapa bulan terakhir terus menurun meskipun teknik penangkapan yang digunakan sudah sesuai standar. Setelah melakukan kajian, apa penyebab yang paling mungkin terjadi?
A. Alat tangkap yang digunakan terlalu modern.
B. Ikan di perairan tersebut telah mengalami overfishing.
C. Cuaca buruk menghalangi proses penangkapan.
D. Kapal penangkap ikan terlalu kecil untuk operasi besar.
E. Teknologi GPS yang digunakan sudah usang.
Jawaban: B. Ikan di perairan tersebut telah mengalami overfishing.
Pembahasan: Penurunan hasil tangkapan kemungkinan besar disebabkan oleh overfishing, di mana ikan ditangkap secara berlebihan sehingga populasi tidak sempat pulih.
7. Dalam upaya menjaga keberlanjutan ekosistem laut, seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap memutuskan untuk melakukan pembatasan terhadap jenis ikan tertentu yang boleh ditangkap. Kebijakan ini diambil karena ikan tersebut sudah mendekati ambang batas populasi yang kritis. Apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan?
A. Mengizinkan penangkapan ikan tersebut tetapi dalam jumlah terbatas.
B. Melarang total penangkapan ikan tersebut untuk jangka waktu tertentu.
C. Menambah jumlah kapal yang menangkap ikan tersebut.
D. Menjual ikan tersebut dengan harga lebih murah untuk menarik konsumen.
E. Menggunakan alat tangkap yang lebih besar untuk menangkap ikan tersebut.
Jawaban: B. Melarang total penangkapan ikan tersebut untuk jangka waktu tertentu.
Pembahasan: Jika ikan mendekati ambang batas populasi kritis, penangkapan harus dihentikan sementara waktu untuk memberikan kesempatan bagi populasi ikan untuk pulih.
8. Seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap menemukan bahwa nelayan di wilayahnya menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, seperti trawl. Apa tindakan yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah kerusakan ekosistem laut lebih lanjut?
A. Membiarkan nelayan menggunakan alat tangkap tersebut agar produktivitas meningkat.
B. Mengganti alat tangkap nelayan dengan yang ramah lingkungan, seperti jaring insang atau pancing.
C. Mengizinkan penggunaan alat tangkap tersebut di beberapa zona konservasi.
D. Meningkatkan jumlah nelayan agar hasil tangkapan lebih banyak.
E. Menghentikan semua operasi penangkapan ikan di wilayah tersebut.
Jawaban: B. Mengganti alat tangkap nelayan dengan yang ramah lingkungan, seperti jaring insang atau pancing.
Pembahasan: Alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti trawl dapat merusak ekosistem laut. Penggantian alat tangkap dengan yang lebih ramah lingkungan merupakan langkah yang tepat.
9. Seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap diminta untuk memberikan pelatihan kepada nelayan mengenai penggunaan alat tangkap yang tepat dan ramah lingkungan. Alat tangkap apa yang sebaiknya diperkenalkan?
A. Jaring insang yang selektif
B. Bom ikan untuk penangkapan massal
C. Jaring pukat
D. Jaring harimau
E. Jaring yang berbahan plastik tebal
Jawaban: A. Jaring insang yang selektif
Pembahasan: Jaring insang yang selektif merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan karena hanya menangkap ikan tertentu tanpa merusak habitat laut.
10. Seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap menggunakan GPS untuk membantu nelayan menemukan daerah tangkapan yang sesuai. Namun, nelayan mengeluh bahwa alat tersebut tidak akurat. Apa langkah yang paling tepat untuk dilakukan oleh pengelola?
A. Menghentikan penggunaan GPS dan kembali menggunakan metode tradisional.
B. Memperbarui software GPS dan memberikan pelatihan kepada nelayan tentang cara penggunaannya dengan benar.
C. Mengabaikan keluhan nelayan dan melanjutkan penggunaan GPS seperti biasa.
D. Menggunakan GPS hanya di musim-musim tertentu.
E. Menambah jumlah alat tangkap di kapal tanpa menggunakan GPS.
Jawaban: B. Memperbarui software GPS dan memberikan pelatihan kepada nelayan tentang cara penggunaannya dengan benar.
Pembahasan: Masalah akurasi GPS bisa diatasi dengan pembaruan software dan pelatihan bagi nelayan, sehingga teknologi dapat digunakan dengan lebih efektif dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
11. Nelayan di sebuah wilayah sering kali menangkap ikan melebihi batas tangkapan yang diizinkan oleh pemerintah. Sebagai Pengelola Produksi Perikanan Tangkap, apa tindakan yang paling tepat untuk mengatasi situasi ini?
A. Memberikan sanksi kepada nelayan yang melanggar batas tangkapan.
B. Mengizinkan nelayan untuk tetap menangkap ikan tanpa batas selama musim puncak.
C. Mengurangi jumlah nelayan di wilayah tersebut.
D. Meminta nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan agar memenuhi kebutuhan pasar.
E. Meningkatkan jumlah kapal penangkap ikan di wilayah tersebut.
Jawaban: A. Memberikan sanksi kepada nelayan yang melanggar batas tangkapan.
Pembahasan: Pengelola perlu menegakkan aturan batas tangkapan maksimal dengan memberikan sanksi yang sesuai kepada nelayan yang melanggar untuk mencegah overfishing dan menjaga keberlanjutan sumber daya ikan.
12. Dalam operasi penangkapan ikan, seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap menemukan bahwa banyak nelayan tidak menggunakan alat pendingin di kapal mereka. Bagaimana cara terbaik untuk mengatasi masalah penurunan kualitas ikan yang ditangkap akibat tidak adanya alat pendingin?
A. Membiarkan nelayan menangkap ikan tanpa pendingin selama musim dingin.
B. Mewajibkan nelayan untuk menggunakan alat pendingin di kapal dan memberikan subsidi untuk pembelian alat tersebut.
C. Menunda aktivitas penangkapan hingga musim panas berakhir.
D. Menurunkan harga ikan yang tidak menggunakan pendingin.
E. Mengurangi kuota tangkapan harian untuk menjaga kualitas ikan.
Jawaban: B. Mewajibkan nelayan untuk menggunakan alat pendingin di kapal dan memberikan subsidi untuk pembelian alat tersebut.
Pembahasan: Untuk menjaga kualitas ikan tetap segar, nelayan harus menggunakan alat pendingin di kapal. Pengelola bisa memberikan subsidi sebagai bentuk dukungan.
13. Dalam rapat perencanaan produksi, seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap mendapatkan informasi bahwa jumlah kapal di wilayah perikanannya telah melebihi kapasitas yang diperbolehkan. Apa tindakan yang paling tepat untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut?
A. Mengizinkan kapal-kapal tambahan untuk beroperasi selama musim penangkapan.
B. Mengurangi jumlah kapal yang beroperasi sesuai dengan kapasitas yang diizinkan.
C. Meningkatkan kapasitas penangkapan agar semua kapal bisa tetap beroperasi.
D. Memindahkan beberapa kapal ke wilayah lain tanpa koordinasi dengan otoritas terkait.
E. Mengurangi durasi waktu penangkapan bagi setiap kapal.
Jawaban: B. Mengurangi jumlah kapal yang beroperasi sesuai dengan kapasitas yang diizinkan.
Pembahasan: Untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut, jumlah kapal yang beroperasi harus disesuaikan dengan kapasitas yang diizinkan.
14. Seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap menemukan bahwa nelayan sering kali menggunakan alat tangkap yang merusak ekosistem laut. Apa yang harus dilakukan untuk memastikan alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan?
A. Mengizinkan penggunaan alat tangkap tersebut selama produktivitas meningkat.
B. Mengganti alat tangkap dengan yang lebih ramah lingkungan dan memberikan pelatihan kepada nelayan tentang penggunaannya.
C. Menunda penggantian alat tangkap sampai musim berikutnya.
D. Mengurangi jumlah ikan yang ditangkap tanpa mengubah alat tangkap.
E. Mengganti semua alat tangkap dengan teknologi modern tanpa memedulikan biaya.
Jawaban: B. Mengganti alat tangkap dengan yang lebih ramah lingkungan dan memberikan pelatihan kepada nelayan tentang penggunaannya.
Pembahasan: Alat tangkap yang ramah lingkungan harus digunakan untuk melindungi ekosistem laut. Pelatihan kepada nelayan diperlukan agar mereka memahami pentingnya penggunaan alat tersebut.
15. Pengelola Produksi Perikanan Tangkap di suatu wilayah berencana untuk menggunakan teknologi canggih seperti sonar untuk mendeteksi ikan. Namun, beberapa nelayan menolak karena merasa teknologi tersebut mengurangi keterampilan tradisional mereka. Bagaimana Pengelola harus menangani situasi ini?
A. Memaksa nelayan untuk menggunakan teknologi canggih tanpa mempertimbangkan pendapat mereka.
B. Memberikan pelatihan kepada nelayan tentang manfaat teknologi tersebut dan bagaimana menggunakannya bersama metode tradisional.
C. Menghentikan penggunaan teknologi canggih dan kembali ke metode tradisional.
D. Menggunakan teknologi canggih hanya di wilayah yang nelayannya setuju.
E. Memperbanyak jumlah alat tangkap untuk meningkatkan hasil tanpa menggunakan teknologi.
Jawaban: B. Memberikan pelatihan kepada nelayan tentang manfaat teknologi tersebut dan bagaimana menggunakannya bersama metode tradisional.
Pembahasan: Teknologi canggih seperti sonar bisa meningkatkan efisiensi penangkapan ikan. Memberikan pelatihan dan memperkenalkan teknologi secara bertahap akan membantu nelayan beradaptasi.
16. Seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap sedang memantau hasil tangkapan dari beberapa kapal nelayan. Salah satu kapal melaporkan hasil tangkapan yang jauh di bawah rata-rata, meskipun operasinya sama dengan kapal lainnya. Apa yang sebaiknya dilakukan Pengelola untuk menyelesaikan masalah ini?
A. Menghentikan operasi kapal tersebut.
B. Melakukan inspeksi alat tangkap dan peralatan kapal untuk memastikan bahwa semua berfungsi dengan baik.
C. Menambah jumlah awak kapal agar hasil tangkapan meningkat.
D. Mengganti kapal tersebut dengan kapal baru.
E. Mengizinkan kapal tersebut untuk menangkap lebih banyak ikan di zona terlarang.
Jawaban: B. Melakukan inspeksi alat tangkap dan peralatan kapal untuk memastikan bahwa semua berfungsi dengan baik.
Pembahasan: Hasil tangkapan yang menurun bisa disebabkan oleh masalah pada alat tangkap atau peralatan kapal. Inspeksi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa semua peralatan bekerja dengan baik.
17. Pengelola Produksi Perikanan Tangkap mendapatkan laporan bahwa beberapa nelayan sering kali menangkap ikan di luar jalur penangkapan yang telah ditetapkan. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah hal ini?
A. Memberikan sanksi yang tegas kepada nelayan yang melanggar aturan jalur penangkapan.
B. Membiarkan nelayan menangkap ikan di mana saja selama hasil tangkapan tinggi.
C. Menghapus aturan jalur penangkapan untuk memudahkan nelayan.
D. Meminta nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan tanpa memedulikan jalur.
E. Mengurangi jumlah kapal nelayan di wilayah tersebut.
Jawaban: A. Memberikan sanksi yang tegas kepada nelayan yang melanggar aturan jalur penangkapan.
Pembahasan: Nelayan yang melanggar jalur penangkapan harus diberikan sanksi untuk menjaga kepatuhan terhadap peraturan dan melindungi zona penangkapan yang sudah ditetapkan.
18. Sebuah daerah perikanan tangkap mengalami kerusakan terumbu karang akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Sebagai Pengelola Produksi Perikanan Tangkap, apa yang harus dilakukan untuk mengembalikan ekosistem laut di daerah tersebut?
A. Mengizinkan penggunaan alat tangkap yang sama di wilayah lain.
B. Melakukan konservasi laut dengan melarang penggunaan alat tangkap di wilayah terumbu karang dan memulihkan kondisi ekosistem.
C. Menambah jumlah kapal nelayan di wilayah terumbu karang.
D. Menggunakan teknologi sonar untuk memantau kerusakan tanpa melarang penangkapan.
E. Mengabaikan kerusakan dan fokus pada wilayah perikanan lain.
Jawaban: B. Melakukan konservasi laut dengan melarang penggunaan alat tangkap di wilayah terumbu karang dan memulihkan kondisi ekosistem.
Pembahasan: Melindungi dan memulihkan ekosistem laut yang rusak adalah langkah penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya ikan. Pelarangan sementara penangkapan di area tersebut akan membantu pemulihan.
19. Seorang Pengelola Produksi Perikanan Tangkap mengidentifikasi bahwa beberapa jenis ikan di wilayahnya sudah mulai langka akibat penangkapan berlebih. Apa yang bisa dilakukan untuk menjaga populasi ikan tersebut?
A. Mengizinkan nelayan menangkap ikan tersebut dalam jumlah besar sebelum benar-benar punah.
B. Menetapkan larangan penangkapan ikan tersebut untuk jangka waktu tertentu hingga populasinya pulih.
C. Meningkatkan kuota tangkapan ikan lainnya agar populasi ikan langka pulih.
D. Membiarkan penangkapan berlanjut hingga ikan benar-benar punah.
E. Mengizinkan penggunaan alat tangkap lebih besar untuk menangkap ikan dengan lebih efektif.
Jawaban: B. Menetapkan larangan penangkapan ikan tersebut untuk jangka waktu tertentu hingga populasinya pulih.
Pembahasan: Jika populasi ikan mulai langka, penangkapan harus dihentikan sementara untuk memberi waktu bagi populasi ikan tersebut untuk pulih.
20. Nelayan di suatu daerah mengeluh tentang penurunan kualitas hasil tangkapan akibat pencemaran di laut. Apa yang seharusnya menjadi prioritas Pengelola Produksi Perikanan Tangkap dalam situasi ini?
A. Meningkatkan jumlah tangkapan meski kualitas menurun.
B. Mengatasi pencemaran laut dan memastikan bahwa wilayah penangkapan tetap bersih untuk menjaga kualitas ikan.
C. Mengurangi jumlah nelayan untuk menjaga keseimbangan.
D. Mengizinkan penggunaan alat tangkap baru yang lebih canggih.
E. Memindahkan nelayan ke wilayah lain tanpa memperbaiki kondisi pencemaran.
Jawaban: B. Mengatasi pencemaran laut dan memastikan bahwa wilayah penangkapan tetap bersih untuk menjaga kualitas ikan.
Pembahasan: Pencemaran laut harus diatasi agar kualitas hasil tangkapan tetap terjaga. Mengambil tindakan untuk membersihkan wilayah penangkapan adalah langkah yang tepat.
Masuk Ke Sistem Kami, Dapatkan Akses Lebih dari 100+ Soal Pengelola Produksi Perikanan Tangkap!
Anda ingin mendapatkan soal latihan CPNS PPPK Pengelola Produksi Perikanan Tangkap lebih lengkap? Masuk ke sistem kami di https://fungsional.id/ atau klik banner di atas dan nikmati akses GRATIS ke lebih dari 100 soal lengkap dengan kisi-kisi dan pembahasannya! Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mempersiapkan diri lebih matang dan meraih kesuksesan Anda!